19. Pesta Topeng
Hari berikutnya Anya bangun sangat pagi sekali karena takut terlambat lagi menuju sekolah. Anya bergegas lebih awal dan menunggu Bayu untuk menjemputnya yang kemudian menjemput Widi dan berangkat bersama menuju sekolah.
Tidak lama menunggu Bayu akhirnya tiba di depan rumah Anya yang kemudian berangkat untuk menjemput Widi dan melaju kearah sekolah dengan kecepatan penuh Bayu menginjak pedal gas-nya itu tapi sekarang Bayu mengambil jalan pintas yang tidak terlalu ramai sehingga tidak terjebak kemacetan jakarta.
Setibanya di sekolah mereka berjalan menuju kelas X A yang berada di pojok gedung berdekatan dengan kantin yang meskipun sedikit berjarak karena terhalang tangga yang menuju ke kelas atas.
"Kok seluruh siswa pada liat-in mading, ada apa sih?." tanya Widi.
"Kita liat yuk! Penasaran gue!." ucap Anya.
Karena tidak mau melihat kearah mading Bayu berjalan mundur ke belakang dengan kaki yang menjinjit supaya tidak ketahuan Anya dan Widi yang terfokus kearah kerumunan siswa diarea mading tersebut.
Widi menengok kearah belakang dan nampak Bayu sedang berjalan membelakangi Anya dan Widi. Widi menghampiri Bayu yang tengah berjalan.
"Mau kemana lo Bay?." ucap Widi dengan menarik tas Bayu.
"Euuu anu Wid!." ucap Bayu dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Lo harus ikut kita liat mading! Kalau gak gue tampil muka lo!." ancam Widi.
"Ya udah iya!." ucap Bayu dengan sangat terpaksa.
"Udah lah Bay cuma liat doang! Jangan cemberut gitu deh muka lo!." ucap Anya tertawa.
"Lagi-an gue bukan cewek Ay! Gak penting buat gue liat mading!." balas Bayu.
"Kalau ada pengumuman gimana? Nanti lo gak tau Bayu!." ucap Widi dengan mendorong badan Bayu.
"Sadis lo Wid!." ucap Bayu merengek.
"Ya udah kita liat!." ucap Widi dengan menarik baju seragam Bayu.
"Hahaha lucu lo berdua! Jodoh lho!." ucap Anya.
Akhirnya Bayu pun menurut untuk melihat kearah mading, semua siswi perempuan nampak terlihat bahagia setelah melihat pengumuman yang tertempel di mading yang berada di lorong kelas XI.
"Gue udah gak sabar nih buat acara malam ini!." ucap seorang siswi.
"Sekolah baru ngada-in lagi, pasti bakal seru deh!." tambah siswi yang lainnya.
"Minggir-minggir pada liat-in apa-an sih?." ucap Widi membuka kerumunan siswa.
"Pesta topeng!!!." teriak Widi yang membuat seluruh siswa yang berada di tepi mading itu menatap kearahnya.
"Lo serius Wid?." tanya Anya.
Anya pun mendekat kearah mading di susul dengan Bayu di belakangnya.
"Gue suka nih acara begini!." ucap Bayu.
"Tadi katanya lo gak mau liat Bay!." ucap Anya.
"Dasar lo Bay!." ucap Widi dengan menyenggol bahu Bayu.
Selembar kertas yang tertempel di mading itu berisikan pengumuman bagi seluruh siswa dan siswi sekolah 212 jakarta yang berisikan sebuah acara "Pesta Topeng" yang setiap 3 tahun sekali. Dan merupakan acara yang di tunggu-tunggu oleh seluruh siswa maupun guru.
"Acaranya pukul 20:00 di aula sekolah Ay!." ucap Widi semangat.
"Bagi siswa laki-laki pakai jas hitam sedangkan bagi siswi perempuan pakai gaun berwarna merah! Wajib!." tambah Widi dengan menunjuk kertas pengumuman itu.
"Malam ini Wid?." tanya Anya.
"Iya Anya! Udah gak sabar gue!." balas Widi.
"Penasaran gue dengan pesta topeng itu!." ucap Bayu memotong.
"Kita ke kelas yuk! Sebentar lagi pelajaran pertama nih!." ajak Anya.
"Yuk!." ucap Widi.
Anya, Widi dan Bayu pun berjalan menuju kelasnya dengan perasaan yang gembira seperti siswa yang lainnya. Mereka tidak sabar untuk menunggu pukul 20:00 malam yang dimulainya acara pesta topeng tersebut. Tiba lama menunggu seorang guru berjalan memasuki kelas Anya.
"Selamat pagi anak-anak!." ucap seorang guru perempuan.
"Pagi bu!." seluruh siswa menjawab kompak.
**
Malam harinya jam dinding Anya menunjukan pukul 19:00. Anya masih saja bingung memilih gaun apa yang harus ia kenakan untuk acara "Pesta Topeng" tersebut. Dari dalam kertas pengumuman itu sudah di wajibkan bagi siswi perempuan untuk memakain gaun berwarna merah.
Anya mengeluarkan seluruh gaun yang ia miliki dari dalam lemarinya. Anya mengenakan gaun itu satu persatu dan melihat dirinya dari hadapan cermin yang menampakan seluruh badan Anya mulai dari atas kepalanya sampai kaki.
"Kayaknya kurang bagus deh kalau yang ini!." ucap Anya yang memandang dirinya di hadapan cermin itu.
Kemudian Anya menggantinya dengan gaun yang satunya lagi dan di cobanya kembali. Gaun milik Anya yang berwarna merah tidak terlalu banyak mungkin hanya 2 ataupun 3 gaun dari tumpukan gaun yang berwarna abu-abu, ya karena memang Anya lebih suka warna abu-abu.
"Kayaknya ke-pendekan deh kalau yang ini!." ucap Anya dengan memegang pinggangnya.
Bunda berjalan menghampiri Anya tanpa mengetuk terlebih dahulu.
"Duhh anak bunda yang cantik, bahagia bener kayaknya?." tanya bunda yang kemudian duduk diatas ranjang Anya.
"Iya dong bun, baru kali ini lho Anya ikut acara pesta topeng!." balas Anya tersenyum.
"Nanti kamu berangkat sama siapa? Di jemput Bayu?." tanya bunda.
"Iya bun!." balas Anya.
"Bun kayaknya gaun yang ini ke-kecilan deh! Terus kalau yang itu Anya kan sering pakai itu." tambah Anya.
"Menurut bunda gimana?." tanya Anya lagi.
"Sebentar, kayaknya bunda punya deh gaun warna merah waktu bunda se-umuran kamu. Bunda ambil dulu yah!." ucap bunda.
"Iya bunda." ucap Anya yang terus melihat dirinya di hadapan cermin.
Tidak lama bunda mengambil gaun itu dan memberikannya kepada Anya.
"Coba kamu pakai ini!." suruh bunda.
Anya langsung mengenakan gaun yang di berikan bunda. Dan ternyata gaun tersebut sangat bagus sehingga cocok dengan tubuh Anya yang mungil. Gaun berwarna merah dengan tinggi selutut melekat dengan pas di tubuh Anya.
"Cantik kan bun?." tanya Anya.
"Anak bunda memang cantik!." goda bunda.
Setelah memakai gaun, Anya duduk di kursi depan cermin untuk merias wajahnya dengan makeup yang natural. Rambut se-bahu yang di biarkannya tergerai membuat Anya sempurna dan terlihat sangat cantik dari biasanya.
Layar handphone Anya menyala dan nampak notif chat dari Bayu. Kalau Bayu sudah berada di depan rumahnya.
"Bayu udah di depan nih bun, Anya pamit yah!." ucap Anya.
"Iya sayang!." balas bunda.
Anya berjalan keluar dari rumahnya untuk menjemput Widi dan melaju kearah sekolah. Karena jam tangan Anya menunjukan pukul 19:45 dan acaranya di mulai pukul 20:00. Setibanya mereka di aula sekolah dan benar acara "Pesta Topeng" ini benar-benar sangat meriah.
Semua siswa mengantri untuk mendapatkan topeng yang di berikan panitia. Ya karena namanya juga pesta topeng dan memang di wajibkan memakai topeng. Semua siswa laki-laki nampak gagah dengan jas berwarna hitam yang mereka kenakan sedangkan siswi perempuan nampak anggun dengan gaun berwarna merah.
Topeng yang Anya dapatkan berbeda dari topeng yang lainnya, yang sepertinya topeng tersebut memang khusus di berikan kepada Anya topeng tersebut berwarna gold yang menghiasi wajah Anya yang begitu cantik dengan rambutnya yang tergerai.
Pak Purnomo selaku kepala sekolah berjalan keatas panggung kecil untuk memulai acara tersebut dengan kata penyambutan.
"Perhatian semuanya, sebentar lagi acaranya akan dimulai. Bapak harap semuanya bisa tertib yah jangan sampai ada kekacauan!." ucap pak Purnomo.
"Baik pak!." jawab seluruh murid.
Suara lantunan musik yang romantis di putar dengan volume yang tidak terlalu besar. Sehingga semua siswa dan siswi berdansa dengan pasangannya masing-masing.
"Wid lo dansa dong sama gue!." ucap Bayu.
Dari sejak awal Bayu menjemput Widi pun hati Bayu sudah terpanah melihat Widi begitu pun dengan Widi kepada Bayu. Sehingga Widi bersedia untuk diajak berdansa oleh Bayu.
"Lo berdua dansa aja dulu! Gue haus pengen minum!." ucap Anya yang sebenarnya ingin membuat mereka lebih dekat.
Anya berjalan menuju meja yang terdapat gelas dengan minuman berwarna merah yang sudah di persiapakan. Anya mengambil gelas itu dan meneguknya perlahan. Seorang pria berjalan mendekat kearah Anya.
"Lo Anya kan?." tanya pria itu.
Lantas Anya pun menoleh kearah suara itu. Dan pria itu membuka topeng yang dia kenakan supaya Anya mengenal wajah pria itu.
"Kak Panji!." balas Anya.
"Lo Anya kan?." ulang Panji.
Anya pun menaruh gelas yang di pegangnya tadi diatas meja di sampingnya itu.
"Iya kak, aku Anya!." balas Anya.
"Lo gak ada pasangan buat dansa yah?." tanya Panji.
Anya hanya tersenyum dibalik topengnya itu sehingga membuat Panji terus saja mendekati Anya.
"Tenang sekarang lo punya pasangan kok, ada gue!." bisik Panji kearah telinga Anya.
"Kak Panji mau dansa sama Anya?." tanya Anya.
"Ya mau dong, siapa sih yang gak mau sama cewek se-cantik lo!." goda Panji.
Anya hanya tersenyum dan Panji pun memegang tangan Anya untuk bergabung di tengah-tengah siswa yang sedang berdansa. Lagi-lagi hati Anya berdegup lebih kencang dari biasanya dan memastikan bahwa memang Anya sudah suka sama Panji.
Anya dan Panji berdansa dengan sangat romantis, disaat Panji memutar tangannya diatas kepala Anya dan Anya pun memutarkan badannya dengan sangat anggun tapi entah kenapa di genggaman yang kedua saat Panji melebarkan tangannya supaya Anya memutar dan kembali ke genggaman tangan Panji justru tangan Anya terlepas dan malah tubuh Anya berhadapan dengan seorang pria.
Seorang pria yang memakai jas berwarna hitam serta bertopengkan hitam. Tinggi badan pria itu sedikit lebih tinggi dari pada Panji sehingga Anya menengadah untuk menatapnya. Tiba-tiba saja pria itu memegang pinggang Anya dan Anya pun meletakkan tangannya diatas bahu pria itu. Entah kenapa justru Anya merasa nyaman dengan pria itu.
Panji yang terlepas dari genggaman Anya dan membuatnya terdiam melihat Anya yang sedang berdansa dengan pria lain. Tiba-tiba saja Putri menyerobot masuk dan mengajak Panji untuk berdansa bersamanya yang sebenarnya Panji sangat tidak menyukainya tapi untuk memastikan siapa pria dibalik topeng tersebut yang dengan lancangnya berdansa dengan Anya sehingga membuat mereka berdekatan.
"Lo siapa sih?." tanya Anya.
"Gue?." ucap pria itu.
"Gue yang lo sebut manusia tak bernama!." tambah pria itu.
"Ahhh lo! Sekarang gue boleh tau kan nama lo?." kukuh Anya.
"Belum saatnya!." ucap pria itu.
"Selalu saja!." ucap Anya dengan memalingkan wajahnya.
Mereka terus saja berdansa di samping Panji yang terus berdansa dengan Putri yang sebenarnya Panji terpaksa.
"Lo cantik!." bisik pria itu kearah telinga Anya dan membuat hati Panji geram melihatnya.
Panji berhenti dari dansa-nya bersama Putri yang kemudian berjalan mendekat kearah Anya dan merebut Anya dari pria itu. Sehingga membuat Anya jadi rebutan 2 orang pria yang sangat berarti bagi kehidupan Anya karena mereka membawa 2 buah harapan bagi Anya.
"Maksud lo apa?." tanya Panji kearah pria itu.
Pria itu menepikan Anya di samping badannya dengan tangan yang terus menggenggam Anya erat. Baru kali ini Anya melihat Panji se-marah itu di hadapan seluruh siswa sehingga mereka menjadi tontonan di tengah suara musik yang terus berirama.
"So cantik lo Anya!." ucap Putri.
"Beruntung banget yah Anya di rebutin 2 orang cowok!." ucap seorang siswi.
"Jadi iri gue!." tambah siswi yang lain.
"Berisik lo pada!." ucap Putri yang berjalan menjauh dari aula.
Pria itu melepaskan genggamannya dari Anya dan memegang tangan Panji sehingga mereka berjalan keluar dari aula tersebut. Dan membuat Anya bertanya-tanya yang sebenarnya ada apa diantara pria tersebut dengan Panji.
Semua murid juga bertanya-tanya melihat tingkah mereka yang menjauh dari tempat dansa. Dan untung saja tidak menimbulkan keributan sehingga pesta topeng bisa di teruskan dan semua siswa kembali melanjutkan dansa-nya tersebut.
"Ay cowok itu siapa sih? Kok bawa kak Panji keluar?." tanya Widi.
"Gue juga gak tau Wid! Sebenarnya ada apa sih diantara mereka?." balas Anya.
****
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro