Random Story - Kumpulan Cerpen
WELCOME BACK TO MY STORY
Halo semuanya, apa kabar? Semoga sehat selalu dan jaga kesehatan ya. Kembali lagi dengan Saya, Nofel_R Sang Author.
Kali ini Saya akan Update Cerita Kumpulan Cerpen. Yup, Cerita Pendek dan disatukan dalam Satu Chapter.
Yok mari kita lihat dan Baca Kumpulan Cerpennya...
~Kunjungan Ke Rumah Sakit Jiwa~
Dalam suatu kunjungan Kerja ke sebuah RSJ, Menteri Kesehatan menyempatkan Diri berbincang bincang dengan salah seorang Pasien pada RSJ tersebut.
"Gimana rasanya tinggal di sini Pak?" Tanya Pak Menteri.
"Wah, gimana ya... Kayaknya susah untuk dijelaskan deh Pak, mending Bapak coba aja sendiri" Ucap Pasien.
"Nggak bisa dong, masa Saya disuruh tinggal di sini, Saya kan Seorang Menteri!" Ucap Pak Menteri.
"Gak masalah kok pak, Saya dulunya juga ngaku ngaku Seorang Presiden" Ucap Pasien.
LANJUT~
~Tidak Masuk Sekolah~
Guru mengabsen Murid di Sekolah. Ternyata Delon tidak masuk. Tiba tiba Kepala Sekolah memanggil Guru yang sedang Mengabsen.
"Ini ada Telepon" Ucap Pak Kepala Sekolah.
"Halo" Ucap Guru kepada Si Telepon.
"Halo, Saya mau memberitahu bahwa Delon sedang Sakit jadi tidak bisa Masuk Sekolah" Ucap Penelepon.
"Maaf .. Ini dari siapa?" Tanya Guru.
"Ini dari Ayah Saya" Ucap Penelepon
"????????!!!!!!!!!!!!!!!!………." Guru itu pun membulatkan matanya dan terkejut.
LANJUT~
~Takut Di Denda~
Seorang Bapak yang sangat sangat Pelit diajak Anak Tersayangnya untuk Naik Helikopter. Awalnya Si Bapak tidak setuju karena harus bayar, tapi karena Sayang dengan Anaknya ia pun setuju.
Setelah sampai di tempat Helikopter, Si Pilot sudah ada diatas Helikopter.
"Naik bayar U$100, kalau Anda bicara diatas nanti didenda U$500 tapi kalau Anda tidak bicara sepatah kata pun akan Saya kasih U$1000" Ucap Sang Pilot.
"Baik, Saya setuju" Ucap Sang Bapak.
Setelah setuju dengan Perjanjian tersebut, Helikopter diterbangkan oleh Pilot dengan cara Manuver dan Jungkir Balik diatas.
Setelah sampai Mendarat, Si Pilot terpukau dengan Sang Bapak yang kuat tidak berbicara.
"Wah Anda Hebat, tidak bicara sepatah kata pun" Ucap Sang Pilot.
"Sebenarnya Saya mau bicara tadi, tapi takut didenda" Ucap Sang Bapak.
"Anda mau bilang apa?" Tanya Sang Pilot.
"Anak Saya jatuh" Ucap Sang Bapak itu.
LANJUT~
~Masalah Karcis~
Alkisah terdapat Kasus Pembunuhan, Seorang Pria yang dengan Sadisnya Membantai Seorang Nenek di Kereta.
Kasus ini sudah mencapai Tahap Pembuktian di Pengadilan.
Namun, Hakim hingga detik ini belum mampu mencari tau alasan kenapa Pria ini Membunuh Nenek tersebut.
"Tolong Saudara jawab dengan Jujur. Kenapa sodara sampai tega Membunuh Nenek yang tidak Bersalah itu? Anda Orang Kaya dan tidak ada Indikasi Mencuri, Dan dari Data yang kita punya, Anda pun tidak pernah Dendam kepadanya…" Ucap Hakim.
"Ceritanya begini Pak... Waktu itu Saya dari Jakarta akan berangkat ke Surabaya dengan menggunakan Kereta Api. Saya naik Kereta Satu Gerbong dengan Nenek itu. Saya duduk di dekat Jendela dan Nenek itu berada tepat di sebelah Saya" Ucap Tersangka menjelaskan.
"Setelah Kereta melewati Pemberhentian Pertama, datanglah Pria yang akan memeriksa Karcis kami..."
"Nenek itu lebih dulu dimintai Karcis, kemudian Nenek itu mengeluarkan Tasnya yang Besar dan di dalam Tasnya yang Besar Dia mengeluarkan Tasnya yang kecil dan di dalam Tasnya yang kecil Dia mengeluarkan Dompet yang Besar dan di dalam Dompet yang Besar Dia mengeluarkan Dompet yang kecil dan di dalam Dompet yang kecil ada Dompet tangan dan di dalam Dompet tangan ada Karcis kereta tersebut dan dikasihlah kepada Si Pemeriksa Karcis. Kemudian Si Pemeriksa Karcis mendatangi Saya dan Saya berikanlah langsung Karcis Saya tersebut..."
"Kemudian tidak lama setelah Pemberhentian Pertama, Kereta kembali Berhenti di Pemberhentian Kedua. Lagi lagi di sana Hadir Pemeriksa Karcis. Nenek itu kembali didatangi lebih dulu dan kemudian Dia mengeluarkan Tasnya yang Besar dan di dalam Tasnya yang Besar Dia mengeluarkan Tasnya yang kecil dan di dalam Tasnya yang kecil Dia mengeluarkan Dompet yang Besar dan di dalam Dompet yang besar Dia mengeluarkan Dompet yang kecil dan di dalam Dompet yang kecil ada Dompet tangan dan di dalam Dompet tangan ada Karcis Kereta tersebut dan dikasihlah kepada Si Pemeriksa akarcis. Kemudian Si Pemeriksa Karcis mendatangi Saya dan Saya berikanlah langsung Karcis Saya tersebut..."
"Setelah 30 menit kemudian, Kereta kembali Berhenti untuk Pemberhentian Ketiga. Dan lagi lagi datang Si Pemeriksa Karcis. Nenek itu kembali didatangi lebih dulu dan kemudian Dia mengeluarkan Tasnya yang Besar dan di dalam Tasnya yang Besar Dia mengeluarkan Tasnya yang kecil dan di dalam Tasnya yang kecil Dia mengeluarkan Dompet yang Besar ada Domp….”
PLAANNKK...
Sang Hakim mengetuk Palunya dan Tersangka terdiam seketika.
"Tolong ya! Saya mohon Sodara lebih Serius sedikit di Pengadilan ini! Jangan main-main ya!!" Ucap Hakim marah.
"#?!%”*@#&% Tuh kaan… Baru sampai Sasiun Ketiga aja Pak Hakim udah sewot!! Saya sampai Surabaya Pak! Surabayaaaa….!!" Ucap Sang Tersangka.
LANJUT~
~Nonton Dora~
S
uatu hari, Kakak dan Adik sedang Menonton Dora The Explorer di TV. Mereka menonton sembari memakan Cemilan
"Apa yang di butuhkan untuk mengetahui Jalan?" Tanya Dora dalam TV.
"Peta…" Ucap Adik.
"Katakan Peta..." Ucap Dora dalam TV.
"PETAAA" Ucap Adik mulai berteriak.
"Sekali lagi..." Ucap Dora.
"PETA BODOH!!!" Sang Adik terbawa Emosi dan berteriak.
"Kurang keras…" Ucap Dora.
"PETAAA !!! Dasar Dora Tololll... Dikit dikit nanya… SOK CAKEP!!! Ucap Sang Adik marah.
"Kurang keras" Ucap Dora kembali.
"DASAR DORA BUDEEGGG!!!" Teriakan keras Sang Adik pun pecah.
"Menghadeh..." Sang Kakak hanya menghela napas dan menutup telinga sembari memakan Cemilan.
Nah begitulah Cerpen kali ini ya.
Cerpennya cuman 5 aja, nanti kalau ada lagi Saya buat lagi ya...
Gimana dengan Cerpennya?
Semoga suka dan jangan lupa Vote serta Komen ya.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya ya...
Dadaaa...
See you...
Ttd
Minggu, 10 Oktober 2021
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro