Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Random Story - HP Ketinggalan

WELCOME BACK TO MY STORY

Handphone, disingkat HP.

Sekarang sudah tidak asing bagi kita, karna dalam keseharian kini hampir tidak lepas dengan Handphone.

Handphone sudah selalu dibutuhkan dalam kehidupan kita saat ini, kemana pun kita pergi dan dimana pun kita berada itu pasti menggunakan Handphone sebagai alat komunikasi.

Tidak beda halnya dengan anak sekolahan zaman sekarang, belajar saja sudah menggunakan Handphone. Mencari materi dan ilmu di dalam teknologi canggih bernama Handphone.

Saat ini, beberapa Pelajar dan Guru melaksanakan Ibadah Shalat di Mushola SMA. Memang sudah kewajiban seorang Pelajar dan Guru melaksanakan Shalat di sekolah.

Termasuk dua Pelajar yang rajin beribadah, yaitu Aran dan Udin.

Setelah melaksanakan shalat, Aran dan Udin pun keluar dari Mushola sambil mengobrol tentang pelajaran mereka sebelumnya.

"Eh Din, Aku nebeng sama Mu ya. Sekarang ini Aku gak bawa motor" Ucap Aran kepada Udin sembari memasang sepatunya.

"Amaann, selagi uang minyak ada Ku antar sampai depan pintu Rumah" Ucap Udin sembari merangkul tas nya di pundak.

Aran reflek memasang wajah datar.

"Sialan"

"Ahahaa"

~~~

Sesampainya di depan Rumah Aran, segera Aran turun dari motor Udin.

"Makasih Din" Ucap Aran sembari menepuk pelan bahu Udin.

"Yoii, sama sama" Ucap Udin dan mulai melajukan motornya.

Aran hanya melambai dan kemudian masuk ke dalam Rumahnya. Setibanya di kamar, Aran merebahkan tubuhnya untuk tidur sebentar sekedar melepas penatnya.

~~~

Di malam harinya, Aran sedang asik memainkan game di Hp nya setelah menyelesaikan tugas Matematika yang merepotkan baginya.

Untung saja dengan sedikit kepintaran nya, Ja berhasil melalui kekejaman matematika dengan aman.

Saat sedang asiknya, tiba tiba ketukan pintu kamar membuyarkan fokus Aran.

"Aran, itu teman kamu datang" Suara Ibunya terdengar di luar kamar.

Aran segera membuka pintu kamar dan melihat Ibu nya berdiri depan pintu.

"Siapa Bu?"

"Itu si Udin, katanya mau minta bantuan kamu" Ucap Ibu nya.

Aran segera ke ruang tamu, terlihat Udin duduk di sofa sembari meremas kedua tangannya. Wajah nya penuh kegelisahan dan tidak tenang.

Saat melihat Aran, Udin menatap Aran penuh harap.

"Ada apa, Din? Malam gini mampir, mau buat PR?" Tanya Aran sembari duduk di samping Udin.

"Bukaaann"

"Lah terus? Mabar game? Ayok, kebetulan nih lagi seru" Ucap Aran sambil mengangkat hp nya.

"Bukan Ran, Aku kesini bukan ngerjain PR atau main game" Ucap Udin sambil menggelengkan kepalanya.

"Terus?"

"Aku mau minta tolong nih" Ucap Udin.

"Minta tolong apa?" Tanya Aran sembari bersandar ke sofa.

"Minta tolong temenin Aku ke Sekolah" Ucap Udin dan membuat Aran menatap heran.

"Hm? Ngapain ke Sekolah malam gini?" Tanya Aran menatap Udin heran.

"Hp Ku ketinggalan di Mushola" Ucap Udin dengan nada lesu.

"Laaahh?! Kok bisaa?" Aran menenggakkan tubuh nya dan menghadap Udin dengan terkejut.

"Aku lupa mengambil nya diatas meja" Ucap Udin sembari menggaruk kepalanya.

"Dasar pelupa" Ucap Aran sembari geleng.

"Hehe... Temenin Aku ya ke Sekolah"

"Malam ini juga?"

"Ga, besok... Ya sekarang!" Ucap Udin kesal.

Aran hanya menyengir dan kemudian bergegas memakai Jaketnya.

Malam ini pun mereka pun segera menuju Sekolah, mengambil Hp Udin yang ketinggalan di Mushola.

"Din, Kau seriusan ngambil malam ini juga? Kenapa ga besok aja? Kan di dalam Mushola" Ucap Aran dari belakang Udin, tepat ditelinga Udin.

"Aku serius, malam ini juga Aku mau ngambil. Soalnya lagi butuh Hp banget ni" Ucap Udin sambil fokus mengendarai motor.

Aran hanya mengangguk, mungkin sangat butuh Hp Udin rela ngambil malam begini. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 20.55.

~~~

Sesampainya di depan Sekolah, terlihat gerbang pagar Sekolah sudah tertutup dan terkunci rapat. Aran dan Udin itu menghela napas.

"Gimana nih, Din? Pagarnya ketutup" Ucap Aran.

Udin terlihat berpikir sebentar dan menemukan ide sedikit gila.

"Kita panjat saja pagarnya" Ucap Udin sembari turun dari motor dan mendekat ke pagar.

"Heh, bahaya woy. Nanti ada yang lihat malah dikira maling" Ucap Aran sambil menahan tangan Udin.

"Ah gak bakalan kok, aman ini" Ucap Udin sambil menatap sekelilingnya.

"Yasudah, ayo cepat"

Aran dan Udin memanjat pagar, untung nya tidak terlalu tinggi dan cukup mudah bagi mereka yang sudah sering memanjat pagar Sekolah.

Udin menghidupkan lampu senter yang sudah dipersiapkan, lalu mereka berjalan menuju Mushola yang berada di ujung Sekolah.

"Berasa uji nyali yak" Ucap Udin.

Sekeliling terasa sangat sepi dan sunyi, belum lagi ditambah kegelapan malam menyelimuti Sekolah yang sudah di tutup. Berbanding terbalik saat pagi siang sore.

Tiba tiba suara benda jatuh terdengar dibelakang mereka, tapi mereka mengabaikannya saja dan menganggap itu hanya buah yang jatuh. Mengingat beberapa pohon di Sekolah mereka sedang berbuah lebat.

Aura dingin mencekam mulai terasa saat mereka sudah mencapai Mushola yang tidak terlalu besar, tapi cukup menampung puluhan orang.

Musholla itu tidak ada jendela ataupun dinding dalam nya, hanya terbuka saja dan dinding pembatas antara luar dan dalam setinggi pinggang orang dewasa.

"Pintunya kekunci, Ran. Gimana nih?" Ucap Udin memegang kenop pintu dan bingung.

Aran hanya menatap datar Udin yang berusaha mendobrak kecil pintu itu, berharap terbuka lebar bagi mereka.

Aran dengan santainya masuk melalui dinding pembatas tanpa jendela, kemudian membuka pintunya dari dalam. Pintu pun terbuka lebar.

"Gunakan ini, mindset" Ucap Aran menunjuk kepalanya, seolah olah menyuruh Udin menggunakan otaknya.

Udin hanya berdecak kesal dengan perkataan Aran, kemudian Ia melangkah masuk. Tapi hal selanjutnya membuat Udin ingin pulang saja.

Aran malah keluar lewat dinding tanpa jendela sebelumnya, lalu masuk melalui pintu dengan santai.

"Ngapain keluar kalau gitu woy!" Ucap Udin dengan kesal.

Aran hanya mengangkat bahu nya tidak peduli dan berjalan mengabaikan Udin. Dengan sabarnya Udin mengikuti Aran.

Sesampainya di meja yang mereka tuju, barulah melihat Handphone yang tergeletak rapi dalam posisi awal diletakkan.

"Alhamdulillah, akhirnya Hp ini kembali ke tangan ku" Ucap Udin sembari mengangkat tinggi Hp bagaikan mengangkat sebuah piala.

"Udah, ayok pulang" Ucap Aran dan diangguki Udin.

Udin segera keluar dari pintu, Aran menutup pintu dari dalam dan kemudian keluar dari pembatas dinding tanpa jendela tadi.

Langkah cepat dan lebar mereka buat agar segera mencapai pagar Sekolah, karena suasana semakin menyeramkan saja.

Hanya saja, langkah mereka terhenti saat melihat sebuah benda berukuran bola tergeletak di tengah jalan yang berada sejauh 3 meter dari mereka berdiri.

Udin menyenter kearah benda itu dan ternyata sebuah kelapa seukuran kepala. Membuat Udin menggeleng, tapi Aran terdiam saat itu.

"Hadeh, kelapa doang. Pantesan suara jatuh tadi lumayan keras ternyata ini" Ucap Udin mendekat sambil menyenter yang diduga buah kelapa itu.

"Udin, biarin aja. Ayok buruan" Ucap Aran mulai melangkah cepat mendahului Udin karena perasaannya sedikit tak enak.

"Yaelah Ran, ambil kelapa ini lah. Sabilah buat santan di Rumah" Ucap Udin senang mengangkat kelapa itu.

Saat Aran sudah depan gerbang, dengan kuat Ia berkata...

"Sejak kapan Sekolah kita punya pohon KELAPA, Udin?!" Ucap Aran dengan menekan kata kelapa.

"Eh...?"

Seperti menyadari sesuatu, Udin menatap benda yang diduga kelapa itu yang berada dalam genggaman nya.

Ternyata 'kelapa' itu berubah menjadi sebuah 'kepala' tanpa badan. Matanya merah melotot tajam, mulut nya mengeluarkan darah dengan bau anyir, dan hidung serta pipi yang tidak beraturan.

"HIHIHIII"

"AAAAAAAAAA!!!"

Dengan reflek, Udin melambungkan rendah 'kepala' itu dan menendangnya dengan kuat bagaikan bola hingga terpental jauh entah kemana.

Udin segera berlari kencang menuju pagar Sekolah, kemudian memanjat pagar dengan lancar. Udin menaiki motornya dengan cepat.

Aran sudah lebih dulu menaiki motor, Udin segera menghidupkan nya dan melaju di jalanan dengan kecepatan tinggi.

Dengan ketakutan dan berkeringat dingin, Udin melaju sangat kencang sambil sesekali meliuk liukkan motor nya menghindari lubang dan kendaraan lain.

Aran memperingati Udin untuk pelan mengendarai motor karena berbahaya, mengingat jalanan masih ramai.

Aran menepuk, memukul, dan meneriaki Udin tapi Pemuda yang mengendarai motor itu tidak peduli dan tetap diam. Udin syok berat dan trauma dengan kejadian di Sekolah tadi.

Kejadian barusan membuat Udin kehilangan kendali atas kemudi motor, Ia salah memperkirakan saat menyalip mobil. Alhasil, dari arah berlawanan ada Truk Kontainer melaju.

Maju kena, mundur pun kena. Itu kalimat yang cukup menggambarkan posisi mereka.

Kalau pun mengerem dan mundur, itu sama aja akan mengenai mobil di belakang.

Truk kontainer dan motor yang dinaiki oleh Udin bersama Aran harus beradu di tengah jalan. Suara tabrakan terdengar nyaring.

Truk kontainer yang ukurannya lebih besar dan bertenaga, harus memaksakan terus mendorong menyeret motor bersama dua Pemuda.

Sang Supir kaget setengah mati, tanpa sadar sedikit memutar setirnya ke arah kanan. Membuat kendaraan lain terkena tabrakan, menambah derita dua Pemuda yang ditabrak tadi.

Motor dan dua Pemuda bersama kendaraan lain itu lumayan jauh terseret hingga Truk itu benar benar berhenti. Disitulah baru terlihat keadaan Udin dan Aran yang sangat mengenaskan bersama motor nya.

Suara teriakan keributan mulai terdengar bersama suara kendaraan yang berhenti mendadak di jalanan.

Akhir dari hidup dua orang Pemuda yang nekat mengambil sebuah benda teknologi yang disebut Handphone saat malam hari, ditambah salah satu diantara mereka dalam keadaan syok berat dan trauma.

Seandainya saja Pengemudi motor itu tidak ngebut dan mengikuti kata teman penumpang nya, mungkin mereka bisa saja masih selamat sampai pulang.

Kini, semuanya sudah terlanjur. Ajal tak bisa ditolak.

Selesai

Yuhuuu... Akhirnya Book ini kembali Update dengan Cerita terbarunyaaa.

Hayoloohh, nekat banget malam malam cuman ngambil Hp doang.
Padahal bisaa aja besok ngambilnya kaann...

Gimana dengan ceritanyaa? Apakah sesuai dengan ekspektasi kalian?
Ahahaa...

Semoga kalian suka dengan Ceritanyaa, ehehe...

Sampai jumpa di chapter selanjutnya~
Dadaaah~
See you~

Ttd
Selasa, 30 Januari 2024

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro