Warmth (Ex-fine)
✧༺❄️༻∞
Sebuah kenangan pahit tentang perpecahan hanya menjadi sebuah memori tak tergantikan untuk mencapai sebuah kenangan hangat ditengah-tengah turun nya salju.
✧༺❄️༻∞
Mentari bersinar namun sinarnya tak mampu untuk mengurangi dingin nya suhu yang disebabkan oleh sang salju, tumpukan salju terlihat seperti kapas empuk dengan suhu dingin menusuk, tak ada satupun orang yang cukup bodoh untuk mulai tertidur diatasnya.
Jauh dari suhu dingin yang bisa membuatmu tak ingin keluar dari balutan selimut mu di pagi hari, seorang gadis sedang fokus pada laptop didepannya yang sedang memutar suatu video yang baru saja ia temukan.
"A~ Yuki-chan apa kau sedang mengerjakan sesuatu ?"
"Mugi-senpai !? Tak biasa kau mampir kekantor produser, apa pekerjaan mu sudah selesai disana ?" Ucap gadis itu malah balik bertanya.
"Ahaha~ Aku hanya ada sedikit urusan disini, dan mungkin berjalan-jalan sebentar untuk mencari udara segar sedikit diperlukan" ucap Tsumugi tersenyum ramah.
"Hmmm~"
"Yuki-chan apa kau sedang melihat sesuatu ? Kau terlihat serius A— maaf jika aku terlalu ingin tahu—"
"A! Tidak tidak!! Ini bukan sesuatu yang tidak boleh diketahui siapapun kok!! Aku hanya iseng dan menemukan harta Karun!!!"
"Harta Karun ?"
"Um! Lihat ini!" Ucap Yuki sambil mengarahkan layar laptop nya pada Tsumugi agar Tsumugi pun bisa melihat apa yang sedari tadi mengalihkan semua fokusnya.
"Ini kan...."
"Um! Ini live unit mugi-senpai yang dulu kan ? Ini benar-benar indah!!! Sudah berkali-kali ku ulangi tetap saja aku terpukau dengan penampilan nya!!" Ucap Yuki terlihat sangat tertarik saat membahas tentang video yang ia temukan itu.
"Ahaha~ benarkah ? Aku tidak yakin dengan diriku tapi penampilan yang lainnya memang benar-benar indah—"
"Tidak!! Penampilan senpai pun tak kalah bagus!!"
"Um~ terimakasih Yuki-chan~"
"Tapi aku tidak pernah tahu mugi-senpai, tomoe-senpai, nagisa-senpai, dan kaisar itu pernah satu tim"
"A— ya...., Itu memang bukan cerita yang menyenangkan untuk diceritakan—"
"Um ?"
"Hanya sebuah perjalanan yang berujung perpecahan~ tapi aku sama sekali tidak menyesal pernah bertemu dengan mereka"
"Perpecahan...., Apa senpai tak ada keinginan untuk berkumpul lagi ? Ya..., Aku tahu kita sekarang ada dilingkungan yang sama..., Tapi aku bahkan jarang melihat kalian mengobrol ataupun hanya sekedar bertegur sapa satu sama lain"
"A~ mungkin karena kita menemui akhir yang sedikit buruk membuat suasana nya sedikit canggung~"
"Mmmm...., Canggung ya ? Tunggu Senpai ada waktu ?"
"Waktu ?"
"Um! Waktu dimana senpai satu hari tidak memiliki kesibukan— A!! Aku tahu!!" Ucap Yuki mengeluarkan ponselnya dan menelpon salah satu nomor di kontaknya sembari sedikit menjauh dari Tsumugi yang kini menatap bingung gadis itu.
Tak beberapa lama kemudian ia pun kembali.
"Mugi-senpai kau mendapat hari libur dihari minggu !! Aku sudah menghubungi kaisar itu dan dia menyetujui untuk datang juga!!"
"Eh...!? Tu...., Tunggu Yuki-chan tentang apa ini ?"
"Reuni ex-fine!!"
"Eh !?"
✧༺❄️༻∞
'drrt drtt'
"Hmm ? Ya siapa disana ?"
"A— ini ibara kah ?"
"Suara ini..., Yuki-san ? Apa yang kau perlukan ?"
"Nagisa-senpai ada ?"
"Kakka ? Ada apa ?"
"Aku mau ngomong dulu sebentar!!"
"Tida—"
"Aku ga akan ngadi-ngadi!!! Janji!"
"Haah baiklah, kakka ada telfon untuk anda" ucap Ibara sambil memberikan ponselnya pada nagisa yang menatap bingung padanya.
"Halo ?"
"Nagisa-senpai!! Aku ada sesuatu, jadi gini......,"
"Hmm..., Sepertinya itu menyenangkan, aku akan memberitahu hiyori-kun Tetang ini"
"Um!um! Terimakasih nagisa-senpai!! Aku akan mengirimkan lokasinya!!"
✧༺❄️༻∞
Salju terus turun menutupi banyak tempat dengan kapuk putih nya, suhu dingin menusuk membuat seorang pemuda mengeratkan jaket yang sedari tadi ia pakai.
Netra birunya fokus melihat guguran salju, tangannya ia ulurkan bermaksud menangkap guguran salju tersebut, pikiran nya berkelana pada memori yang terukir indah dalam sebuah kenangan pahit tentang penyesalan.
~~~~~
"Eichi-kun! Ini...., Ke...., Kenapa di kontrak ini dikatakan aku akan dikeluarkan dari fine bersama hiyori-kun dan nagisa-kun ?"
"Hmm? Memangnya ada yang salah ?"
"Selama ini aku pikir itu hanyalah sebuah candaan jadi tidak pernah ku anggap serius—"
"Bukan kah kau sudah tidak sanggup untuk menginjak-injak orang lain lagi, kau tetap bersamaku karena uang ku kan?"
"Tidak seperti itu.....,"
~~~~~
"Eichi-kun ?" Atensi sang Surai pirang itu teralihkan, netra biru itu dialihkannya pada seseorang yang baru saja menghampiri nya.
"Hmm? Kau sudah datang Tsumugi ?"
"Um~"
"Hmmp!! Tidak sopan sekali ya, Kami juga ada disini!" Ucap seorang ber-surai hijau yang datang dibelakang Tsumugi bersama pemuda ber-surai putih.
"Ya~ hiyori-kun tak kusangka kau datang juga, kupikir kau sama sekali tidak tertarik untuk berkumpul dengan kami~" ucap Eichi.
"Aku datang karena Nagisa-kun mengajakku bukan karena dirimu, hmmp!"
"Um~ aku pikir ini akan terasa menyenangkan jika semua nya datang jadi aku mengajak hiyori-kun, apa itu tindakan yang salah ?" Ucap Nagisa memasang wajah yang bersalahnya.
"Tidak-tidak itu bukanlah sesuatu yang salah, jika ada yang harus disalahkan itu adalah orang yang berambut pirang disana itu" ucap hiyori berusaha menenangkan Nagisa.
"Hmm ? Bukankah itu sedikit tidak adil ? Apa yang harus disalahkan ?" Ucap Eichi tetap pada senyumannya namun bisa terlihat perempatan imajer yang menandakan ada rasa kesal didalam dirinya.
"Memang nya penting menjelaskan semua itu padamu !?" Ucap Hiyori yang sama-sama tersenyum.
"Ma~ ma~ bagaimana kalau kita masuk kedalam saja ? Berlama-lama diluar dengan suhu seperti ini tidak baik untuk kesehatan~" ucap Tsumugi mencoba melerai perang dingin yang terjadi antara Eichi dan Hiyori itu.
✧༺❄️༻∞
Sebuah cafe yang tak terlalu ramai, terasa hangat ditengah-tengah musim dingin menusuk, sebuah memori hangat tentang canda tawa mengabaikan kenangan pahit tentang perpecahan yang pernah terjadi.
"Um!um! Makanan ini benar-benar enak! Iii Hiyori~"
"Um~ ini benar-benar terasa sangat enak, terasa seperti eskrim namun bukan seperti itu— apa ini tadi namanya ?" Ucap sang Surai pirang dengan netra berbinar.
"Milkshake— tunggu Eichi-kun apa kau tidak pernah merasakan milkshake sebelumnya ?" Ucap sang Surai hijau menatap Eichi penuh arti.
"Hmm? Pernah, yuzuru yang membuatkannya—"
"He~ tak kusangka seorang anak tunggal dari perusahaan terkemuka tidak mengetahui milkshake, ckckck sungguh disayang kan~ waruii Hiyori~"
"Apa yang sebenarnya ingin kau sampaikan hiyori-kun ?" Ucap Eichi tersenyum namun terlihat kesal.
"Um!um! Tenang saja Eichi-kun, Hiyori yang baik ini akan mengajarimu tentang hal-hal sepele yang tak pernah kau ketahui~ iiii Hiyori~" ucap Hiyori tersenyum mengejek membuat Eichi semakin terlihat kesal namun senyuman nya nya tak hilang dari wajahnya.
"Ahaha, aku benar-benar bersyukur kalian terlihat akur satu sama lain~" ucap Tsumugi tersenyum lembut melihat kedua orang yang sudah ia anggap rekan itu berinteraksi satu sama lain.
"Hmm! Tsumtsum apa kau buta ? Apa ini yang kau bilang sebagai akur !?" Ucap Hiyori memalingkan wajahnya.
"Tsumugi mungkin kau salah paham akan definisi akur ?" Ucap Eichi tersenyum penuh arti.
"Eh ? Apakah itu salah ?" Ucap Tsumugi bingung.
"Um~ Aku setuju dengan Tsumugi-kun, bukankah suasana hangat ini yang dinamakan akur ? Atau aku salah mengartikan keadaan ?" Ucap Nagisa terlihat murung.
"Eh....? tidak tidak! Ini bukan salah nagisa-kun—" ucap Hiyori berusaha menghibur.
"Jadi kalian memang akur ?" Ucap Nagisa Malah kebingungan.
"A— baiklah, baiklah ini memang akur" ucap Hiyori menyerah pada akhirnya.
"Yokatta~ aku pikir akan jadi bagaimana saat Yuki-chan merencanakan pertemuan ini~ tapi aku benar-benar bersyukur bisa berkumpul bersama lagi~" ucap Tsumugi.
"Um~ kupikir pertemuan ini juga tidak terlalu buruk~" ucap Eichi.
"Hmmp! Aku masih tidak suka jika berdekatan dengan anak tensouin itu, tapi aku benar-benar senang bisa berkumpul lagi dengan tsumtsum dan Nagisa-kun~" ucap Hiyori memeluk lengan nagisa yang ada di sampingnya.
"Um~ aku pun merasakan hal yang sama" ucap Nagisa tersenyum.
Sebuah memori yang mampu menghapus suasana canggung tanpa tersisa.
Senyuman hangat yang mengusir dinginnya salju membalut diri dengan suasana hangat bahkan saat sinar mentari terhalang oleh awan pekat.
✧༺❄️༻∞
Omake
"Sssttt diam jangan sampe ketahuan!!" Ucap seorang gadis ber-surai hitam mengintip dibalik senderan sofa yang ia duduki.
"Goddamn! Untuk apa sebenarnya kita disini !?"
"Hmmp! Tentu saja aku harus melihat momen saat mantan fine berkumpul!!" Ucap si Surai pink yang ikut mengintip bersama gadis tersebut.
"Tentu saja bocchama—"
"Hee~ kemanapun bocchama mu pergi kau tetap mengikuti seperti anjing penurut ya~" ucap si Surai magenta tersenyum mengejek.
"Hmm ^^ bukankah kau pun disini untuk mengikuti 'kakka' mu itu ibara ?" Balas Yuzuru tersenyum kesal.
"Haah...., inI BenAR-benAR merePOtKAN" ucap si Surai merah menghela nafas beratnya.
"Dih! Situ sendiri yang pen ikut tapi situ sendiri yang ngeluh dasar tsun!"
"ApA maksudMU yuKI ?^^ seakAN-akAN akU mengkhawatirKAN moJA itU"
"Kan memang benar!" Ucap Yuki tersenyum mengejek.
"Kau benAR-benAR selalU membuAT ku kesaL ya" ucap Natsume tersenyum kesal.
"Haah memang benar harus nya aku diam dirumah dan bermain game saja" ucap Jun yang lelah dengan keributan tim penguntit ini.
1378 word
❒Yuki Supriadi❒
Aku need banyak interak ex-fine dan berakhir nekat—
Makasi sama-sama
ಠ◡ಠ
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro