Hyung-nim sudah berada di garis depan dan menarik tali busur, hendak melontarkan anak panahnya ke arah barisan lawan sementara aku memantau di garis belakang. Tentu dengan mata yang jeli karena aku harus langsung menyembuhkan orang-orang yang terluka tanpa ketahuan.

Tipe supporter sepertiku biasanya mengawasi dari belakang, serta mendukung para petarung yang berperang di garis depan. Seharusnya, kami tidak akan terluka karena tipe defender memasang barrier tipis yang transparan untuk melindungi kami.

Netraku masih berfokus pada Hyung-nim yang sibuk memanah lawannya. Gerakannya sangat lincah. Walaupun seorang petarung jarak jauh, tetapi beliau bisa mengimbangi petarung jarak dekat dengan busur dan panahnya tanpa terluka parah. Paling-paling hanya tergores kecil saja. Hebat, bukan? Itulah kenapa aku sangat mengagumi seniorku itu.

"Dahyeun-ssi! Chang-Shik Ahjussi terluka! Cepat obati dia!" Ha Neul, seorang tipe supporter sepertiku yang sedang mengobati seseorang berteriak dari jarak sepuluh meter.

Aku mengangguk. "Baik!"

Tanpa menunggu lama, aku segera mencari keberadaan Chang-Shik Ahjussi. Pria paruh baya itu ternyata terluka di dada bagian kanan. Parahnya, cukup dalam. Aku pun segera menyembuhkan beliau dengan sihir penyembuhku. Tak butuh waktu lama untuk menutup lukanya kembali.

Baiklah, satu selesai.

Aku kembali mengalihkan pandangan kepada Hyung-nim, tetapi pupilku membulat begitu sebuah mata pedang menikam tepat di jantung Hyung-nim dari arah belakang.

"HYUNG-NIM!"