Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 22 - Epilog

_BITSORI_
Wednesday, 27/11/2019


“Apa kau mencariku?”

Tiba-tiba suara Jaemin terdengar dari arah belakang. Heejin terlonjak kaget. Rupanya Jaemin duduk di balik semak-semak, mengerjainya yang tengah kelabakan mencari sosoknya yang tak kunjung terlihat setelah nyaris tertabrak truk karena menyeberang sembarangan.

“Apa yang kau lakukan?!”

“Aku hanya bersembunyi darimu, aku ingin tahu ekspresi wajahmu saat aku tak bisa kau temukan dan sedikit menguji phobiamu…” kata Jaemin.

Heejin menghela napas kasar, “Itu tidak lucu!” sungut Heejin, gaun putih selututnya terkena hembusan angin, tampak melekat indah di tubuh mungilnya.

Buket bunga pengantin yang dipegang Heejin bergetar. Ia memandang marah Jaemin dan berbalik, meninggalkan laki-laki itu yang tahu bahwa dirinya telah keterlaluan mengerjai Heejin sampai segitunya.

“Maaf karena aku suka berlebihan, jangan marah, ya,” bujuk Jaemin, merapihkan asal setelan jasnya yang sedikit kusut karena melompat menjatuhkan diri dari jalanan yang belum sempat dilewatinya barang selangkah pun.

Heejin dibuat khawatir, ia menyangka setidaknya Jaemin terserempet truk, padahal jelas jarak laki-laki itu dari mobil yang melaju cepat masih terbilang aman. Saat itu Heejin segera menyeberang, mencari-cari Jaemin, hampir menangis.

“Aku janji tidak akan melakukannya lagi.” Jaemin masih mencoba menyelaraskan langkahnya dengan Heejin yang berjalan cepat menuju gedung serbaguna.

“Jangan jauh-jauh dariku!” ujar Heejin keras-keras.

Jaemin bersikap manja, meraih tangan Heejin. “Tentu saja, aku akan terus menempel seperti ini padamu.”

***

“Seohyun Noona setelah kau menikah dengan Kyuhyun Samchon, aku akan segera menikah dengan Heejin!” kata Jaemin.

Tanpa ragu Seohyun menjitak kepala Jaemin. Mereka baru naik kelas tiga dan sudah berpikir untuk menikah.

“Jangan harap aku memberikan ijin!”

“Kau harus tamatkan dulu sekolahmu! Kau juga harus kuliah, dan memiliki pekerjaan agar dapat menghidupi Heejin dengan baik!” tutur Kyuhyun ikut menjitak kepala Jaemin.

Sementara yang dijitak hanya nyengir. Tak jauh Jeno dan Nakyung mendengar obrolan mereka.

“Nakyung, kapan kita menikah?” tanya Jeno dengan wajah polosnya.

Jisung, Haechan dan Nancy serentak menoleh pada Nakyung dengan tatapan ingin tahu bagaimana gadis itu menanggapi pertanyaan Jeno.

Nakyung melipat kedua tangan di dada. “Aku tidak suka, ya, kamu meniru Jaemin!” ia menggeleng seraya meneruskan, “Kenapa aku bisa menyukaimu!?” tanya Nakyung pada diri sendiri dengan nada keras.

Jeno membuat garis lengkungan pada mata sipitnya, menatap Nakyung seperti bayi, mengedipkan kelopak mata berulang kali.

Nakyung yang melihatnya merasa kesal. “Siapa pula yang mengajarimu genit seperti itu… Dasar kau! Kemari kau, jangan lari! Jangan sok imut di depanku!”

Kini Nakyung sedang mengejar Jeno yang berlari mengitari pasangan pengantin, sampai tak sengaja menabrak Heejin yang seketika itu juga menjatuhkan buket bunga. Heejin berdesis mengometari tingkah Jeno dan Nakyung yang kekanakan selagi membungkuk hendak mengambil buket bunga.

Tanpa sadar Jaemin mendekati Heejin, menawarkan segelas minuman berwarna merah. “Asal kau tahu ini bukan wine…”

“NA JAEMIN!”

“Kenapa kau merusak buket bunga pengantinnya?!”

“Kau yang menginjaknya!”

Mereka rasa tidaklah buruk untuk berbagi kesialan. Jaemin sudah siap menangani kekacauan yang mungkin akan terjadi di hari pernikahan Kyuhyun dan Seohyun.

“Tenang aku sudah menyiapkan buket bunga penggantinya, berjaga kalau-kalau kau merusaknya.”

Tidak terima disalahkan, Heejin memukul-mukul Jaemin menggunakan bunga hingga kelopak berjatuhan.

“Kemari kau! Jangan lari!”

Jadilah aula pernikahan ramai oleh kejar-kejaran dua pasangan remaja. Heejin mengaku ternyata dia juga sama kekanakannya dengan Nakyung dan Jeno. Dari pintu utama Chenle dan Renjun yang baru datang, langsung tertarik dengan acara kejar-kejaran mereka.

Plak~ Chenle mengundang marah Renjun dengan memukul kepala belakang Renjun.

“Tangkap aku kalau bisa!”

“YAK! Kepala besar! Beraninya berlaku tidak sopan pada kakak kelasmu!”

Jisung, Haechan dan Nancy hanya menghela napas yang lalu bersulang. Meminum-minuman yang kata Jaemin bukan wine, melainkan air berasa stroberi.

.
.
.

The End.

Sebelum aku pamit mengakhiri cerita ini, ada promosi kalender buat persiapan tahun baru nih!

Silahkan dilihat, contohnya...

KALENDER MINI 2020
20K

Kenapa ada poto cover salah satu peserta 60 Days Writting Challenge?
Dia yang buat desain kalendernya sendiri, punya toko online di Shopee namanya ONe n' Tulip

Silahkan berkunjung chingudeul!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro