Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[4. Her Story]

Chap 4


Satu chapter ini dikhususkan hanya untuk penjelasan masa laluku, jadi...

Silakan lanjut ke hal lain jika anda tidak tertarik.

Bagi yang penasaran, silakan, akan kuceritakan ceritaku padamu.

Cerita masa laluku akan panjang dan tragis, tidak berwarna bak pelangi sehabis hujan.

Aku tak peduli kau ingin berkomentar apapun tentang hidupku, namun aku tidak akan ingin rasa kasihan orang lain.

Jika kau dapat memberikan rasa kasihan padaku sekarang, aku sarankan kau berikan juga bantuan dan rasa kasihan saat itu, bukan saat ini.

Aku tak butuh rasa kasihan sekarang. Tak perlu dan tak akan pernah.

Kalau begitu, bisakah kita mulai? . .








With love,

Miroko presents

|RAIN|

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki







Aku pun memulai ceritaku yang tidak penting diketahui kecuali kau penasaran mengapa aku secinta itu pada benda likuid cair yang kecil, namun turun dalam banyak bentuk air yang banyak.

Aku tidak tahu detailnya, tapi setelah kedua orang tuaku telah meninggal, dan aku tinggal di panti asuhan.

Suatu hari, ada seorang pasangan yang mengaku kerabatku dan ingin mengadopsiku.

Namun sebenarnya mereka hanyalah teman orangtuaku yang dipercayakan surat wasiat.

Didalam surat wasiat itu tertulis, bahwa semua kekayaan orang tuaku ialah milikku.

Mereka ingin mengambil kekayaan orangtuaku, namun hanya aku yang tahu rahasia kekayaan orangtuaku berada dimana.

Ah, kekayaan orangtuaku berada dekat dikuburan mereka, ternyata.

Tapi aku belum tahu hal itu sebelum kira-kira berumur 13 tahun.

Mereka kesal dan frustrasi, dan mulai memaksaku mengatakannya dimana.

Aku saat itu masih cukup kecil, sehingga belum mengerti. Mengerti pun, tak akan kuberitahukan pada mereka.

Saat-saat aku membantah, dan tidak menurut, mereka mengurungku diluar rumah.

Saat itu, hujan sangat sering terjadi.

Aku ditinggalkan, dan hanya Ame-kunlah yang menemaniku.

Hujan terus menerus turun, tidak pernah berhenti menyelimutiku dengan kedinginan sentuhannya.

Saat itu aku merasa kosong, tak terasa dingin sekalipun.

Awalnya terasa sangat sengsara, bukan karena dinginnya air hujan, tetapi karena besarnya kekosongan dalam diriku.

Berkali-kali merasakan kedinginan, tak ada orang yang menolong, Aku, yang menginginkan sesuatu untuk mengisi kekosongan itu hanya memiliki satu opsi untuk mengisinya. Ame-kun.

Memberikan nama pada benda bening yang selalu menghujaniku tanpa ampun sampai kedinginan.

Karena aku tahu, semua ini bukan salahnya.

Akupun mulai untuk mencintai Ame-kun.

Hidupku mulai berwarna setelah mencintai Ame-kun.

Bercerita apapun padanya, dan selalu ditanggapi dengan pelukan.

Tidak, tak ada pelukan hangat yang biasa diberikan orangtua pada anaknya.

Namun, hanya ada pelukan dingin diseluruh tubuhku, yang membuatku merasa lebih dicintai lebih dari siapapun.

Aku bahkan yakin bahwa tubuhku sudah kebal dari yang namanya penyakit flu dan demam.

Kenapa ya? Karena aku bodoh mungkin?

[A fool can't get a flu, because even he doesn't know what it was] . .

Suatu hari, aku sedang bermain di dalam rumah, dan aku tidak sengaja mendengar suara teriakan keras melengking yang aku abaikan, dan sebuah suara ribut bagaikan air yang turun dengan deras yang aku sukai.

Tertarik dan membayangkan Ame-kun datang lagi hari itu, aku langsung pergi ke tempat suara itu berada.

Aku benar, ada hujan deras.

[Kinda like Flashback]

Ame-kun!

Kau datang!

Eh?

Tapi ada yang aneh denganmu, Ame-kun!

Kenapa,...

Kenapa?

...Kenapa kau berwarna MERAH?

Aku pun melihat ada sesuatu terlempar dan menangkapnya.

Aku rasa itu sebuah bola yang berbulu, dan cukup berat juga susah untuk dipegang.

Bola itu berwarna merah dan basah.

Ah? Rasanya ada yang aneh dengan bola ini.

Kenapa sebagian tidak berbulu? Apakah bulunya rontok?

Setelah kubalikkan bola itu, aku pun mengerti.

Ini pasti bola yang digambar mirip sekali dengan wanita itu!

Soalnya...

Lihat!

Matanya yang mirip dengan wanita yang merupakan istri lelaki itu!

Iya! Dia yang mengambilku dari panti asuhan!

Hanya saja matanya berwarna putih, tanpa warna lain, dan membelalak dengan lebar sekali.

Bulu itu menyerupai rambutnya yang pendek.

Wah, bola ini dibuat dengan sangat detail!

Tapi, kenapa berwarna merah ya?

Oh ya, hujan tadi...

Kenapa berhenti?

Hei?

Eh?

Kenapa ada lelaki itu?

Ia memegang sesuatu...

Apa namanya ya?

Yang sering wanita itu pakai untuk membelah buah-buahan?

Saupi?

Piasu?

Entahlah.

Benda itu juga berkilat merah.

Apakah lelaki itu berencana mewarnai ruangan ini?

Lelaki itu melihatku dengan kaget.

Aku hanya tersenyum polos dan bermain dengan bola itu dan air hujan merah disekitarku.

Masih bermain dengan bola itu, seseorang mendobrak pintu dari ruangan yang kumasuki, ia berteriak ketakutan dan memanggil-manggil seseorang.

Aku hanya menatapnya bingung.

Kenapa ia begitu ketakutan?

[End of flashback]









Tak lama setelah itu, ada seseorang yang melaporkan kegiatan tidak manusiawi dari kedua teman orangtuaku, dan mereka dimasukkan ke penjara untuk pelanggaran hak-hak asasi manusia.

Suami orang itu juga dihukum karena telah merebut nyawa dari istrinya sendiri, apalagi di depan mataku

Aku sempat direhabilitasi sementara di suatu tempat, karena mereka takut aku mempunyai trauma.

Namun karena aku melihat Ame-kun, aku kelihatan (dan sangat) bahagia dan mereka lega akan keadaanku yang tidak memprihatinkan sama sekali.

Setelah itu aku dimasukkan kembali ke panti asuhan, dan beberapa tahun setelahnya aku diadopsi oleh seorang pemuda yang tinggal sendiri.

Dia ialah pemuda berumur 30-an yang baik hati dan menginginkan pendamping hidup, namun bukan dari segi pernikahan.

Ia pernah patah hati karena diputuskan pacarnya setelah kurang lebih 5 tahun pacaran. Mungkin trauma.

Ia sering pergi keluar kota karena urusan pekerjaan, dan aku tinggal sendiri.

Namun aku masih senang karena bisa bersama dengan Ame-kun






To be continue

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro