*[10.Bento]*
Rain 10
Ummm,....
Bagaimana caranya aku bisa terdampar di tempat ini ya?
Ah, mungkin saja karena hal ini ya...
"Bagaimana jika kubuatkan bento untukmu, Sei?"
Tanyaku antusias padanya, mengusulkan hal yang lazim bagi orang yang tengah menjalin hubungan.
Ia terlihat berhenti menggerakkan bidak 'keima' dari permainan shogi-nya dan berpikir sejenak.
"Apakah kau bisa memasak?" Tanyanya sambil menaikkan alisnya dan menatapku ragu.
"Tentu saja bisa! Aku telah mempelajarinya!" Dari buku resep untuk pemula, tentunya. Belajar mentah-mentah, bagaikan bayi kucing diajar menjadi bayi singa.
Tapi paling tidak aku tidak separah makhluk pink boing-boing itu.
"Tentu." Jawabnya dengan senyumnya yang menawan.
.
With love,
Miroko presents,...
[RAIN]
Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Dan, itulah mengapa aku tengah grogi sendiri berdiri di depan pintu gerbang lapangan indoor basket Rakuzan yang megah ini.
Akupun mencoba mengumpulkan keberanianku sedikit demi sedikit menjadi gunung. Aku pun siap men-
"Sedang apa di depan pintu?"
"!!!"
Aku begitu kaget setengah mati oleh makhluk yang tiba-tiba muncul disampingku.
Aku bersumpah aku sempat melihat cahaya putih sedetik tadi.
"Ah, anoo... Aku ingin memberikan sesuatu ke pacarku"
Jawabku kikuk, tertangkap basah telah grogi sendiri dan berdiri tidak jelas di depan pintu.
"Oh. Masuk saja, buat apa berdiri terus di depan pintu?"
Jawab pria bagai hantu itu. Lihat saja mata dan rambut putihnya beserta dirinya yang muncul tiba-tiba itu!
Untung saja aku telah memastikan ia masih menjejak di tanah dan tidak tembus pandang...
*KRIEET*
Pria itu pun mendorong pintu dengan desain megah itu dan seketika itu juga aroma kayu juga keringat menghantam hidungku.
Suara decitan sol sepatu basket dengan lantai dan hantaman bola basket ke lantai kayu menuju ring bola terdengar jelas dari tempatku berdiri.
Dan sosok pacarku yang kelihatan begitu tampan meski bersimbah keringat...
Mukanya yang begitu serius membuat jantungku tidak dapat duduk manis dan seakan membuatku melumer di tempat.
Ia tiba-tiba berhenti men-dribble bola dan menatapku yang masih berdiri di depan pintu.
"Ah, [Name]..." Ujarnya.
"Sei! Seperti janjiku, ini," teriakku antusias sambil memamerkan bento yang kubuat khusus untuknya dan dibalut kain merah, persis seperti warna rambutnya.
Ia terlihat senang (menyeringai, atau apalah itu), dan berbalik ke teman setimnya.
"Istirahat sebentar" titahnya. Dan seketika itu juga, 3 makhluk-coret- anggota lainnya terkapar di lantai. Mungkin mereka lelah.
"Ne, Reo-senpai, siapa gadis itu?"
Tanya lelaki berambut orange yang perawakannya mirip dengan singa kepada pria androgini.
"Ah, aku juga ingin tahu" seorang pria berkulit gelap berotot dan tanpa rambut ikut dalam pembicaraan mereka.
"Entahlah,... Aku juga tidak tahu"
"Ia pacar Akashi"
Tiba-tiba, pria hantu itu muncul lagi di tengah-tengah mereka bertiga.
"EH?!"
Entah mereka kaget karena aku ialah pacar Sei, atau kaget karena pria hantu itu. Mungkin saja keduanya.
"Ia memang pacarku. Ada masalah dengan itu?"
Begini,... di mataku, Sei sedang membanggakan pacarnya, yang tak lain ialah diriku sendiri.
Namun dimata mereka, Sei bagaikan raja iblis yang tersenyum keji dengan tatapan 'berani-melawanku-tanggung-sendiri-akibatnya'
Mereka bergetar ketakutan dan hanya dapat menyahut...
"Ti-tidak! Tidak ada masalah apa-apa! Ahahahaha..."
Biar aku yang tidak absolut pun tahu kalau tawa canggung itu untuk menutupi suasana tegang dan menghindari kemurkaan pacarku.
Namun ternyata, Sei mengabaikan tawa canggung itu dan kembali melahap masakan yang kubuatkan untuknya.
Ia pun menyantap sepotong kaarage, lalu menyuap sesumpit nasi ke mulutnya. Ada beberapa lauk pauk disana, seperti selada air, tomat ceri, sosis berbentuk gurita, juga tofu lembut kesukaannya.
Um, Sei suka sup tofu, tetapi karena membuat sup tofu untuk bento itu diluar nalar manusia biasa, aku memutuskan untuk membuat tofu biasa saja untuk bekal pertama untuknya.
Biarlah bento sup tofu menunggu di masa depan, namun sekarang biarlah bento ini ia nikmati dulu.
"[Name]" panggilan namaku yang bergulir dari bibirnya dengan nada yang selalu kusukai itu membuatku menoleh dari pemikiran masa depanku.
"Ya?"
Cup~
"!!!"
Kedua orang dibelakang itu shock entah karena apa. Apakah karena mereka terlalu polos dan tak pernah melihat orang ciuman, atau mereka itu meratapi kejombloan mereka.
Coba mereka mencontoh pria bayangan itu yang sedang diam memanfaatkan waktu istirahatnya dengan baik.
Ah, iya ini saat dimana aku harus kaget kan?
"Sei!!!!"
Teriakku cepat, malu sudah tak berbendung sambil melirik dua orang jomblo dan satu orang hantu di bangku penonton.
Sei? Ia hanya tersenyum licik sambil kembali memakan bento yang kubuatkan dengan sikap tanpa dosa.
"Kenapa kalian melihatku seperti itu? Mau latihan kalian dilipat gandakan?"
"TIDAAAAK!!!!!~"
.
.
.
To Be Continued
[A/N]: ini cuma perasaan saya, atau yang lain OOC banget, ya?
*liat kata dilipatgandakan*
Akashi ialah Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang ABSOLUT.
Ehem,...
Sekali lagi, chapter ini ialah filler cinta karena saya sebagai author ini ehemjombloehem. Saya punya orang yang saya sukai kok, tapi malu-malu bagaikan bangsa feline didepannya.
Tenang Akashi, kau akan selalu menjadi Muse saya yang terhebat!
Ah, chapter ini memiliki prompt: BENTO, seperti judulnya
Prompt selanjutnya juga punya tema masak-memasak....
Bye~
Meow~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro