Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4. D E S E M B E R T A H U N LA L U

"Kamu akan kemana, pakai celemek, itu?"

Neil kecil mengerutkan kening sejenak adonan ayam pangang ia biarkan begitu saja melihat gadis seusianya megenakan celemek lebih besar daripada badannya. Neil yakin, itu adalah punya Ibunya.

"Aku mau masak di taman."

"Taman?"

"Neil ikut, ga?"

"Gak." Neil mengelengkan kepala heran beralih ke ayam pangang di oven.

Awalnya, Neil kira gadis itu akan memasak dengan keluarga kecilnya di taman belakang. Nyatanya, yang Rain maksud taman itu bukanlah taman belakang melainkan taman kompleks.

Lihat! Gadis itu sangat suka bermain hujan, bahkan ia rela keluar dari rumah, selagi menikmati semilir angin berhembus dingin menyusuk kulitnya.

Mungkin, beberapa orang mengira, hujan adalah hambatan.

Tetapi bagi Rain, ia akan menerobos hujan dan menunggu saat itu datang.

Masa seperti itu ingin Neil lakukan kembali. Lelaki itu memprlihatkan pungung gadis itu dengan perasaan kecewa.

Jika Rain, adalah orang yang sama, mengapa dia mengangap mereka tidak pernah bertemu sebelumnya?

Banyakah sebagaian kisah dari Rain, yang Neil lewati?

"Rain. Kamu harus janji gak bakal lupain aku!" Neil mengulurkan janji kelilingnya.

Saat cuaca semakin gelap, mereka masih memutari beberapa kompleks selagi mencari gulali.

"Rain, gak suka janji." Gadis itu hanya memperlihatkan keliling Neil, tidak membalas hal yang sama. "Cukup diingat, Rain kira itu udah cukup."

****

Kata Mbah Google, Desember adalah bulan terakhir tahun dalam Kalender Gregorian. Sebagaian orang juga mengatakan bulan desember adalah bulan keberuntungan.

Tiga puluh satu hari, mencapai pergantian tahun.

Bagi Neil, desember ke desember, ia merasakan hal yang ingin, seharusnya ia perbaiki.

Desember tahun ini, kembalinya ke mari dengan bertemu orang yang sama pun tidak akan mengubah keadaan, dimana tepat bulan Desember beberapa tahun lalu, Neil terpaksa meninggalkan Rain tanpa sepatah kata perpisahan.

Desember ke Desember, ternyata banyak perubahan, meski dari orang yang sama sekalipun.

Rain, yang dulunya seceria itu, kini Nail dipertemukan Rain, dengan tampang datarnya. Terasa teriris dengan kenyataan. Nail yakin, gadis itu telah melewati momen menyakitkan. Apa gunanya sahabat, jika ia tak berada disisinya, sekedar memberikan semangat?

Neil terus diikuti rasa bersalah ketika bertemu dengan teman kecilnya itu. Orang yang sama, meski dengan waktu yang sedikit berbeda.

Lamunanya terhenti ketika seseorang menepuk bahunya. Lelaki itu masih berada diantara bangku Vay dan Rain tidak berpinjak sedikit pun, selagi memperhatikan pungung kedua remaja yang belahan menghilang menuju belokan.

"Woi, Bro! Buang jauh-jauh perasaan lo ke Rain, dia udah punya pacar!" celatuk Nap ikut memperhatikan apa yang murid baru itu perhatikan.

Neil berbalik arah menatap Nap berdecih selagi kembali ke bangkunya berada. "Iya,iya! Gak perlu dibilangin gue dah tau!"

"Awas! Tikungan tajam!"

"Sial! Lo cewek, atau cowok, sih!" decak Nail melemparkan sobekan kertas.

***

"Neil? Bagaimana dengan sekolah baru?"

Rara, gadis tidak jauh diatas usianya itu bertanya balik, memandangi adiknya bungsu dengan penampilan kusutnya.

"Hem, atau pingin pindah sekolah lagi?" Rain lagi-lagi menawarkan keinginan Neil secara cuma-cuma.

Kakak perempuannya itu selalu memanjakannya, meski agak berlebihan, terkadang pula, Neil merasa risih.

"Gue akan pindah ke apartement dekat sekolah."

"It's oke! Aku akan mengunjungimu!"

***

Rain mengesek kartu kamarnya setelah pintu kamar terbuka, ia menselonjorkan badannya di ranjang oversize nya. Tidak lupa menganti pakaiannya yang lusuh.

Mungkin hari ini, ia akan beristirahat sejenak, karena tidak ada jadwal harus bertemu dengan kekasihnya. Mengingat Orion, lelaki itu   lebih giat dengan memainkan basket, dikarenakan hari pertandingan liga babak akan segera dimulai.

Setidaknya kehadiran Orion, membuat Rain kembali bersemangat tanpa kehadiran kedua orangtua disisinya. Seperti saat ini, Rain tinggal di apartement seorang diri.

Tidak jarang pula, Orion yang berkunjung ke apartemennnya selagi membawakan makan malam dan makan bersama di apartementnya seolah pasangan dinner, tidak perlu makan diluar. Katanya itu sangat boros. Bukan Orion pelit, hanya saja lelaki itu menginginkan hubungan mereka mandiri, tanpa mengantugkan siapapun dari kedua belah pihak. Tidak jarang pula, Rain bermain ke rumah kekasihnya itu.

Setidaknya Rain masih dalam keadaan beruntung, masih ada orang yang menyayanginya. Meski diluaran sana, terkadang nasib yang mereka jalani tidak jauh berbeda.

Mengingat ke stok makanan di kulkas habis tidak tersisa, Rain buru-buru bangkit dari godaan rebaban yang belakangan ini menghambat tingkat kerajinannya.

Mendadak suasana koridor menjadi ramai, membuat Rain mebalik langkah, memilih memperhatikan dari balik cendela.

"Tetangga baru?"

Rain memperhatikan orang itu memasuki ruang kamar nomer 365 yang berartikan berada di sebelah kamarnya jika menurut runtunan nomer kamar. Beruntungnya, dipisahkan dengan belokan arah. Jadi Rain tidak akan merasa terganggu.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro