Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3. R A M A L A N H U J A N

"Diperkirakan cuaca hujan dini hari pukul sebelas lima menit AM."

Siswa-siswi tidak jauh dari arahnya itu pun sontak menoleh. Bagi mereka--telah siap dengan ramalan cuaca, akan cenderung cuek. Bulan akhir ini, cuaca hujan memang tidak bisa ditebak.

"Ha? Lo peramal cuaca, atau pawang hujan?" Tidak lain, siswi yang menolak Neil duduk didekatnya tadi itu pun kini mengikuti apa yang mereka bicarakan.

Gadis itu sontak menoleh ke belakang, dimana deret para lelaki itu telah mengakrabkan diri dengan murid baru.

"Vay, dia ngeramal gue, kalau lo itu masa depan gue!" celah satu lelaki bertag name 'Samudera Than AF' tepat berada di depan bangku Nap dengan mengedipkan mata genit.

"Gue gak sudi banget!" tangkas Vay berdecak mengebrak bangku belakangnya. Nasib berada di dekat area buaya darat.

"Iih jahad banget lu! Kita merasa tersolimih." Nap mengangkat tangannya lalu mensejajarkan kepalanya dengan meja. Bersembunyi dari tatapan maut area cewek dihadapannya itu.

Yang membuat Neil heran, mengapa teman satu bangku gadis bercepol bernama Vay itu tidak merespon mereka sama sekali.

Hingga istirahat tiba, Rain seolah sibuk dengan dunia tugas selagi menghindar dari rintikan hujan. Sesuai perkiraan Neil, rintik hujan turun di tempo 11.45 AM.

Rain tidak bisa mengatakan bahwa lelaki itu memiliki ramalan cuaca. Tetapi ... dulu, Rain juga bisa meramal cuaca hujan selagi menunggu bermain hujan dibawah rintikan hujan yang menguyur seluruh tubuhnya. 

Hal itu dapat diprediksi. Saat ini, Rain tidak dapat mengatakan lelaki itu memiliki ramalan hujan.

Kondisi terkadang menuntutnya untuk berada di kondisi sekarang. Senang, tidak senang, waktu terus berjalan.

"Rain ... gue pingin main hujan bareng lo!"

Neil memberanikan diri mengajak gadis itu berbicara selagi berada di antara bangku Vay.

Lelaki itu merasa ... paling ngenes adalah gadis itu menatapnya datar seolah mereka tidak pernah saling mengenal sebelumnya.

"Bareng gue? Kita pernah ketemu sebelumnya?" Rain mengangkat alisnya menerjap lalu meninggalkannya tanpa berkata apapun lagi.

Seketika membuat harapan Neil merasa kecewa. Ia yakin gadis dihadapannya ini, adalah seseorang yang selama ini ia cari. Salah satu alasan, kembali ke kota kelahiran.

Neil memperhatikan kepergian gadis itu hingga tidak terlihat dari ambang pintu sebelum tersenyum cerah kepada salah satu murid yang Neil yakini itu adalah Orion.

***

"Yakin, kamu keluar kelas?"

Orion mengandeng tangan mungil gadisnya, menutup sebagian tubuhnya agar tidak terkena cipratan hujan.

Saat seperti ini--baginya itu tidaklah biasa. Biasanya Rain akan menghindari air hujan sekedar melihat pun terasa ogah-ogahan.

Orion tidak akan menganggap gadisnya itu mengidap Obropohibia.

Emang, enggak ding!

"Aku gak suka sama murid baru kelasku itu," jawab Rain berkata jujur. Ia berada di sisi tepi jalan menghindari cimpratan air hujan.

Bertemu dengannya lagi, hanya mengingat kenangan pahit yang ada. Jika benar, dialah orang yang sama, Rain berharap mereka tidak akan menjalin sebuah pertemanan lagi.

Baik dan buruknya perpisahan, sangatlah menyakitkan.

"Dia gangguin kamu?"

Rain menggelengkan kepala. "Aku takut ... dia peramal hujan."

Orion terkekeh kecil selagi menghibur gadisnya yang saat ini dilanda kegelisahan. "Yaudah yuk, beli eskrim."

***

"Aku gamau kehujanan!"

Neil kecil memandang langit biru disertai dengan awan kelabut. Matahari pun sebagain tertutup awan, ia sudah memikirkan ketika rintikan hujan tiba-tiba turun dan menjadi lebat. Bisa-bisa mereka tidak bisa pulang tepat waktu.

Rain kecil beralih ke ramalan cuaca di ponselnya. Selagi notifikasi baru memberitahukan kisaran pukul 01.00 PM akan turun hujan.

"Kurang dari lima belas menit, kita akan kehujanan!" Selagi memperlihatkan arah jarum jam di ponselnya kurang dari lima belas menit dari pukul satu tepat. 

Gadis itu sengaja membuat Neil tegesa-gesa. Neil pun menarik lengannya agar berlarian lebih cepat.

Reflek, Rain terbahak-bahak selagi menjauhkan diri. "Aku perkirakan lebih dari setegah jam lagi?"

"Jika tidak?"

"Neil, apa kau tidak memperhatikan matahari masih berada jauh dengan awan? Cuaca pun, tidak terlalu mendung. Aku rasa ini lebih lama dari ramalan cuaca online."  

Rain akan mencoba membuat ramalan hujan. Jika benar, rumusnya sangatlah bermanfaat. Mewaspadai hujan secara tiba-tiba. Setidaknya itu adalah alternatif dari sekian banyak orang yang takut dengan hujan, seperti Neil.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro