Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab.6b


"Adit, lo koq jadi jarang sih hubungi gue?" tanya Hana dengan manja. Siang itu mereka berkumpul di kantin yang ramai.

Jam pelajaran sudah berakhir. Sebelum pulang, Brian mengajak Adit dan yang lain ke kantin dulu untuk makan siang sebelum berlanjut latihan basket. Farhan si pesolek, awalnya berniat untuk pulang cepat namun Adit mengancamnya, tidak akan memberika contekan jika dia tidak menemani mereka latihan basket. Dengan terpaksa, Farhan menuruti keinginan Adit. Meski sekarang, jika dilihat dari tawanya yang menggelegar tiap kali menjahili, Seno. Adit tidak merasa dia terpaksa ikut.

Hana datang dengan wajah tidak senang. Duduk di samping Adit dengan cemberut . Dia mencolek lengan Adit yang sedang sibuk becanda sama Brian. Adit menoleh, memandang Hana yang cemberut.

"Lagi sibuk belajar," jawab Adit sambil tersenyum.

Hana mengentakkan kakinya, menatap Adit dan temannya yang tertawa terbahak-bahak dengan benci, "Tumben banget belajar terus. Biasa ada PR juga gue yang kerjain?"

Adit bersiul pelan untuk menghindari makian keluar dari mulutnya. Dia merasa urusan dengan Hana tidak akan mudah. Setelah memberi kode pada-teman-temannya untuk diam. Dia mulai bicara, sambil melirik dari ujung matanya ke arah Monica yang duduk di pagar pembatas kantin.

"Sekarang gue lagi berusaha sendiri, Hana. Harusnya lo support gue."

"Iya, gue selalu support elu. Tapi gue nggak suka diabaikan," desis Hana. Wajahnya yang cantik nampak memerah karena marah.

Adit menggelengkan kepalanya pelan. Tidak lama pesanan mereka datang, masing-masing satu mangkok bakso dengan kuah yang panas. Adit menyambar botol kecap dan menuangkannya di atas bakso. Teman-temanya berebut untuk mengambil sambal. Tanpa menunggu dingin mereka menyantap bakso yang pedas.

"Apa lo nggak mau makan? gue pesenin satu lagi ya?" tanya Adit pada Monica.

"Nggak, gue lagi diet," ucap Monica sambil bersendekap.

"Badan sudah langsing gitu mau diet lagi, "kata Adit sambil menggelengkan kepalanya tidak mengerti dengan jalan pikiran Hana, "setelah ini gue mau latihan. Apa lo mau lihat?"

Hana menggeleng, "Gue mau pulang tapi sebelum itu lo janji mau ngajakin gue nonton."

Adit tidak menjawab, mulutnya sibuk mengunyah.

"Jawab Adit," desak Monica.

"Oke, nanti gue kabari kapan pastinya."

Jawaban Adit membuat Hana yang semula cemberut menjadi berseri-seri. Dia mengambil kerupuk kulit dari dalam toples, merobek bungkusnya dan mulai mengunyah. Matanya mengawasi Adit yang tengah makan dengan pandangan memuja.

Sementar Monica melihat pemandangan di depannya dengan hati berdesir aneh. Apakah aku cemburu? bukankah dari dulu mereka sudah berpacaran. Monica merasa risih dengan perasaannya. Tanpa berpamitan pada Adit dia melayang pergi. Memutuskan untuk pergi menemui Rianti.

Jika tebakannya tidak salah, Rianti harusnya ada di tempat latihan Judo. Dia bergerak seringan udara, melewati kelas-kelas yang sebagian sudah sepi.

Akhir-akhir ini selalu ada bunga kaca piring di bangku yang dulu dia tempati. Bangku itu masih kosong, tidak ada yang menempati. Setiap jam pelajaran pertama, Monica selalu menemani Rianti. Terkadang Rianti menulis sesuatu dan sengaja membiarkannya terbuka di atas meja agar dia bisa membacanya. Selain ucapan terima kasih, selebihnya selalu berita soal Adit. Rianti akhirnya berpendapat, Adit memang keren.

Saat melewati kelas XIII IPA 2, Monica melihat pemandangan yang menarik perhatiannya. Sekelompok cewek duduk mengelilingi meja. Mereka menunduk sambil mengamati sesuatu di atas meja. Monica yang penasaran melayang masuk untuk melihat apa yang mereka sedang lakukan.

Rupanya mereka sedang bermain jailangkung. Monica tertawa lirih, duduk di atas meja yang kosong tidak jauh dari mereka. Permainan ini memang popular di kalangan anak sekolah.

Terdengar desisan dan guman tertarik namun takut-takut dari mereka.

"Sepertinya kita harus memanggil dengan nama deh, dari tadi kita komat-kamit baca mantra jailangkung tapi nggak ada yang datang," kata cewek berbando biru pada teman-temannya.

Mereka berpandangan lalu seorang cewek dengan katamata mengusulkan sesuatu yang membuat Monica terkikik, "Kita panggil saja, Monica. Kamu tahu kan? cewek kelas sebelah yang meninggal beberapa bulan lalu?"

Mereka mengangguk sepakat, lalu mulai salah seorang mulai membaca mantra secara lamat-lamat.

Awalnya Monica merasa lucu namun keisengannya membuatnya sungguh tak tahan untuk diam. Dia mendekat lalu meniup ke arah kertas diagram mereka. Secara mengejutkan kertas itu terlipat dan berputar. Semua yang ada di meja menjerit kaget, Monica terkekeh lalu melayang meninggalkan mereka.

Dasar cewek-cewek nakal, emangnya boleh main-main sembarangan dengan roh, gerutu Monica tak habis pikir. Wajahnya berubah cerah saat tiba di tempat latihan Rianti. Di ruangan tempat Rianti latihan tidak seramai lapangan basket. Hanya empat orang cewek dan sepuluh orang cowok sedang berlatih.

Matanya mengawasi Rianti dengan sayang. Sahabatnya terlihat serius, memukul, menendang dengan teriakannya yang menggelegar. Keringat bercucuran di wajah, membasahi pipi dan rambut pendeknya. Seragam birunya bersimbah peluh. Monica mencari tempat duduk yang paling dekat dengan Rianti. Ingi menikmati Rianti yang sedang latihan dengan serius.

Belum sampai sepuluh menit dia duduk, terdengar teriakan dari kejauhan.Serentak mereka yang ada di ruangan menoleh ke arah datangnya suara.

"Kesurupan, ada anak kelas XIII IPA 2 kesurupan!" seorang cowok datang berteriak-teriak.

"Ada di mana mereka?" tanya salah seorang teman Rianti.

"Masih di kelasnya, sepertinya kesurupan hantu Monica, kalian tahu kan siapa dia?" ucap cowok itu takut-takut.

Rianti menghentikan latihannya seketika. Berlari keluar ruang latihan ke arah kelas 2A. Monica melayang di belakangnya.

Kesurupan sama aku? kapan terjadinya? bukannya dari tadi aku sudah pergi ninggalin mereka.Monica berpikir dengan bingung . Merasa aneh dengan keadaan yang terjadi.

Saat tiba di kelas 2A, sudah banyak murid yang lain berkumpul. Monica melihat Adit dan temna-temannya ada di sana juga. Terlihat Hana yang mengamati cewek berbando biru, mengejang-ngejang dan berteriak-teriak lalu menangis dengan pandangan ngeri. Dia bertukar bisikan dengan cewek di sebelahnya. Entah apa yang mereka bicarakan.

Rianti menyeruak kerumunan untuk melihat lebih jelas apa yang sedang terjadi. Matanya tanpa sengaja bersirobok dengan mata Adit, seakan mencari jawaban dia mengangkat sedikit dagunya. Gelengan kepala Adit membuat Rianti bernapas lega.

Monica yang berdiri di samping Adit, menyoleknya. "Kenapa jadi kesurupan, perasaan tadi pas aku tinggal mereka baik-baik saja," ucapnya bingung.

Adit menoleh padanya, terlihat lega melihat Monica datang, "Apa kamu lihat yang membuatnya kesurupan?" tanya Adit dengan suara pelan.

Monica menggeleng, matanya mengawasi cewek yang mengaku kesurupan-sekarang sedang menangis histeris- dan melihat tidak ada yang janggal di sekitarnya. Satu-satunya roh yang ada di ruangan ini hanya dia.

"Adit, sepertinya dia berpura-pura kesurupan," ucap Monica lirih, "mungkin dia sedang ada masalah dan ingin cari perhatian."

Adit menggeleng tidak mengerti, "Ada rupanya orang yang berpura-pura kesurupan. Sungguh aneh." Suara decakan Adit tertelan oleh teriakan cewek berbado biru, lebih keras dari semula dan sekarang kembali tertawa terbahak-bahak. Dengan kesal akhirnya Adit memutuskan untuk meninggalkan kelas IPA 2, tidak berapa lama Rianti dan teman-temannya yang lain mengikuti.

Terdengar diskusi seru antar temannya tentang penyebab kesurupan dan nama Monica berkali-kali di sebut oleh mereka. Adit berjalan cepat meninggalkan mereka karena tidak ingin mendengar apa yang mereka perdebatkan.

"Adit, itu bukan dia kan?" tanya Rianti pelan sambil menjejeri langkah Adit. Napasnya sedikit ngos-ngosan karena berlari untuk mengejar Adit.

"Bukan, dia sekarang di sampingku, "jawab Adit sambil menunjuk Monica yang melayang pelan di sampingnya. Nampak muram, wajahnya yang pucat menunduk sedih.

Rianti tersenyum cerah, tangannya melambai ke arah samping Adit. Membuat Hana yang menyusul di belakang mereka menjadi berang.

"Eih, apaan sih lo. Melambai genit ke cowok gue?"

Rianti menoleh padanya, "Sorry," ucapnya tak ingin membuat masalah dengan Hana. Lalu berjalan lebih lambat hingga menjajari Farhan.

"Seram dan kasihan ya, Adit. Sama cewek tadi, nggak nyangka ternyata dia kesurupan. Kalau tidak salah Monica itu tetanggamu ya?" ucapan Hana membuat Adit menghentikan langkahnya.

Monica terdiam di tempatnya melayang. Melihat Adit yang terdiam dengan kuatir.

"Hana, jangan mengucapkan hal yang lo kagak ngerti," tukas Adit.

Hana merengut, tidak suka Adit mengomelinya di depan teman-teman yang lain, "Itu kenyataan sih?" Lalu dia berjalan cepat, setengah berlari meninggalkan Adit yang terdiam.

Teman-temannya yang lain termasuk Rianti hanya melihat perdebatan mereka tanpa ingin ikut campur. Dari sudut matanya, Adit melihat Monica yang menatap kepergian Hana dengan sedih. Setelah kejadian siang itu, gosip melanda seluruh sekolah bahwa Monica menjadi hantu gentayangan dan siap merasuki siapa pun. Monica yang mendengar gosip dari berbagai percakapan yang bersliweran membuat dirinya merana.

"Jadi, Bro. Kasih tahu alasan sebenarnya sama kami," ucap Brian sambil merangkul Adit.

Adit menoleh tak mengerti, "Apaan?"

Brian mengangkat dagunya, menunjuk Hana yang pergi dengan marah lalu berbisik ke telinga Adit, "Apa lo naksir Rianti? dan mau putus sama Hana?"

"Ngaco, Lo!" sergah Adit. Dia nggak habis pikir dari mana teman-temannya dapat ide seperti itu.

"Kalau nggak gimana mungkin lo bisa mendadak ingin ke rumah Rianti, membantu masalah dia," ucap Brian pelan, "gara-gara ulah lo, Farhan jadi sedih."

Adit menolehkan kepala, ke arah Farhan yang sedang asyik mengobrol dengan Rianti, "Kenapa gue bikin dia sedih?" tanyanya heran.

"Well, karena dia naksir Rianti," ucap Brian lugas.

Adit tidak menjawab, berjalan lurus dan matanya memandang Monica yang melayang tertunduk di depannya. Semua yang dia lakukan demi gadis itu, bahkan sekarang sahabat-sahabatnya mencurigai dia melakukan sesuatu yang aneh. Memang aneh, siapa yang percaya jika dia melakukan demi hantu? kecuali Rianti tentunya. Adit akan menutup mulutnya rapat-rapat demi Monica.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro