39. Oma & Clara
Sebuah mobil berwarna putih memasuki lapangan parkir yang di dominasi oleh sepeda motor. Terlihat mobil itu memarkirkannya diantara motor para siswa. Selang berapa saat keluar seorang gadis mengenakan pakaian seragam sekolah dengan rambut panjang lurusnya turun dari kursi penumpang di bagian depan.
Senyum gadis itu sangat indah dan cerah, membuat siapa saja mendapatkan energi positif yang melihatnya.
Terlihat juga, seorang anak laki laki keluar dari pintu pengemudi. Aku kenal cowok itu siapa, Cakra. Dia berangkat menggunakan mobil bersama gadis cantik itu.
Mereka berdua berjalan menghampiriku, yang berada di parkiran bersama Fiona.
Dengan senyum, Cakra mendekat dan ia memperkenalkan ku kepada gadis itu.
"Clara! Perkenalkan ini Arin, pacar gue!" Kenalnya sambil terus tersenyum
Clara mengulurkan tangannya mengajak berkenalan.
"Hallo Arin, aku Clara. Semoga kita bisa menjadi teman yang baik ya!" Ucapnya sambil terus menerus tersenyum.
Aku menatap Clara sesaat mengagumi senyumnya yang sangat aku suka. Aku menjabat tangannya dengan hangat.
"H-hallo, Aku Arin. Dan ini sahabatku Fiona!" Kenal ku sambil menunjuk kearah Fiona yang ada di sampingku.
Clara terlihat sangat antusias saat mendengar nama Fiona, "Fiona? Wah kamu cantik ya, gak salah sih Gaon jatuh hati sama kamu!" Tuturnya yang membuat kami berdua kebingungan.
Cakra yang melihat kami kebingungan dia menjelaskan bahwa Clara adalah teman kecilnya yang sudah lama tak jumpa. Bukan cuma teman Cakra tetapi juga teman Ravi, Zayn, Gaon, Guntur, Third dan Andrea.
"CLARA!!!" Teriak Guntur yang berjarak 50 meter dari kami. Bersama dengan teman temannya yang lain mereka menghampiri gadis itu dengan antusias
Mereka semua sangat kegirangan melihat gadis itu ada di depan mata mereka. Mereka satu persatu mendapat pelukan hangat dari Clara yang terlihat sangat merindukan ke empat anak laki laki itu.
"Wow! Kalian makin tampan aja, sangat keren!" Kata Clara yang melihat keempat anak laki laki didepannya dari bawah hingga atas.
Terlihat semua orang memperhatikan keberadaan Clara yang saat ini di kelilingi Cakra dkk. Semua heran melihat Clara dengan pakaian sekolah mereka.
"Lo sekolah disini Clara?" Tanya Guntur antusias.
Clara mengangguk, "iya, gue sekolah disini. Ayah gue pindah lagi kesini jadi ya aku tinggal disini lagi dan bersekolah dengan kalian!" Jelas Clara yang terlihat sangat ceria.
Bel masuk berbunyi, Clara dengan di temani Zayn dan Guntur menemui wali kelas kami di ruang guru. Sedangkan aku bersama yang lainnya menuju kelas.
Cakra terlihat sangat senang melihat sahabat lamanya itu datang dan bersekolah di sekolah ini. Tapi disitu aku dan sahabatku sedikit khawatir dengan keberadaan gadis yang mengalihkan perhatian ke lima cowok di kelas.
Wajah Fiona, Zee dan Zoya terlihat sangat kecut saat melihat Clara masuk bersama wali kelas kami.
"Selamat pagi anak anak! Hari ini kalian kedatangan teman baru namanya Sadika Clara Darmis, Ibu harap kalian bisa berteman baik dengannya. Untuk Sadika kau bisa duduk di samping Gaon."
Clara berjalan menuju tempat duduknya dengan disambut baik oleh Gaon yang terlihat sangat senang.
Seluruh siswa menatap Clara kagum. Tatapan mereka seperti sedang melihat bidadari jatuh dari kayangan. Mereka benar benar terpukau.
Terdengar dari salah satu teman sekelas ku bahwa Clara adalah selebgram yang cantik. Bukan cuma cantik di juga pandai bernyanyi dan bermain musik.
Kami berempat yang mendengarnya merasa bahwa semua orang di sekolah terutama para siswa laki laki mengenal Clara dengan baik. Dia idola para anak laki-laki. Sampai sampai di berita sekolah kepindahan Clara menjadi trending topik.
Bel istirahat berbunyi. Banyak siswa laki laki mengerumuni Clara untuk meminta berfoto bersama dan juga meminta tanda tangan Clara. Gadis itu bener bener seorang seleb yang sangat di minati banyak laki laki.
Karena sangat lapar, aku mengajak teman temanku untuk makan kekantin. Hanya aku dan ketiga sahabatku saja yang kekantin. Aku ingin mengajak Cakra untuk ke kantin seperti biasa tapi Cowok itu terlihat sedang duduk bersama Clara di kelas.
"Rin, ayo! Gak usah mikirin mereka, perut lo dah bunyi tu!" Zee menarik tanganku membawaku pergi dari kelas.
Setibanya kami di kantin, terlihat Ravi memanggilku dari kejauhan. Cowok itu sedang berbelanja makanan ringan di minimarket sekolah.
"Kalian pilih aja, nanti aku yang bayar. Mumpung aku baik nih," tawar Ravi yang masih sibuk memilih makanan ringan.
Aku dan sahabatku menatapnya dengan heran, tumben tumbenan dia mentraktir kami.
"Beneran nih? Gak bohong?" Tanya Zoya memastikan.
Ravi menatap kedua mata Zoya dia mengangguk menandakan bahwa yang ia katakan benar.
Kami merasa sangat senang, selesai melakukan bayaran Ravi mengajak kami untuk makan di taman di kursi piknik.
"Ah, kalian sepertinya sangat kesal dengan keberadaan Clara kan?" Tanya Ravi
"Clara itu anak baik, dia memang disukai banyak cowok karena dia seorang selebgram"
"Kau kenal dia?" Tanya Zoya
"Hmm, aku kenal dia. Tapi," Ravi terdiam sejenak.
"Tapi apa?" Tanya kami antusias.
"Tapi aku gak terlalu dekat dengannya. Yang dekat ya cuma Cakra dkk itu. Mereka sangat dekat. Clara adalah tuan putri mereka!" Ujarnya sambil memakan es krimnya.
"Ck, tuan putri?" Pekik Zee sebal.
Disitu Ravi tertawa melihat teman ceweknya ini begitu sebal.
***
Pulangan sekolah, Cakra mengajakku pulang bersama. Bukan cuma Cakra tapi Clara juga mengajak ku untuk bareng bersama mereka.
Awalnya aku menolak tapi aku teringat tugas Pak Siwa dimana aku dan Cakra harus mengerjakan sebuah tugas kelompok.
Akhirnya aku menyetujui ajakan mereka walau aku sedikit tidak nyaman dengan keberadaan Clara.
"Arin! Kamu kenapa?" Tanya Cakra yang sedang menyetir.
Aku mendongakkan kepalaku, "gak papa!" Jawabku.
Clara menggenggam tanganku erat. Dia tersenyum kepadaku, "Arin, sejak kapan kau pacaran dengan Cakra. Kau tau, ini pertama kalinya loh Cakra punya pacar! Iya kan Cak!" Seru gadis itu membuatku bingung.
Ya jelas aku bingung, setahuku selama sekolah bersama Cakra. Cowok itu selalu dekat dengan banyak perempuan bahkan aku sering melihatnya sedang menggoda para siswa cewek dan adik kelas terutama yang cantik cantik. Setiap hari saat jam istirahat Cakra pasti menghilang menuju lantai bawah dimana tempat para adik kelas sebelum dia dekat denganku.
"Benar kah?" Tanyaku heran.
"Iya, walaupun Cakra nih sering di bilang playboy tapi dia tidak pernah pacaran, dia itu cuma mempermainkan para gadis itu!" Bisik nya yang membuat Cakra kesal.
"Ya! Clara! Jangan bongkar rahasia dong!" Serunya kesal yang membuat Clara tertawa.
Mereka sudah seperti seorang adik dan kakak yang begi akrab. Padahal mereka sudah lama tidak berjumpa.
Dari situ aku dan Clara menjadi dekat. Aku senang dengan keberadaan gadis, dia seperti dewa kebahagiaan. Dia dapat mencairkan suasana yang dingin seperti es hanya dengan senyumnya.
Setibanya kami di rumah Cakra. Terlihat seorang wanita dengan menggunakan kebaya berwarna biru tua, rambut yang di sanggul rapi di tambah wajah cantik yang awet muda. Awalnya aku mengira itu ibunya Clara tapi saat Cakra menyalami wanita itu, Cakra memanggilnya dengan sebutan Oma.
"Assalamualaikum Oma," Cakra, Clara dan aku menyalami wanita yang di panggil Oma itu.
Aku terdiam terpaku saat Oma menatapku dan menanyaiku nama ku.
"Nduk, siapa nama mu?" Tanya Oma sambil terus memegang tanganku.
Aku menatap mata Oma yang sangat bersinar, "Arin, bu!" Jawabku dengan senyum manis.
Oma tersenyum senang, "waduh, namanya cantik kayak anaknya," puji Oma yang terlihat sangat senang dengan keberadaan ku.
"Kamu temannya Cakra kan, ayo masuk. Oma sudah masak banyak makanan untuk kalian!" Ajak Oma.
Oma masih menggenggam tanganku erat sambil membawaku masuk kedalam. Oma menyambut ku dengan baik, sepertinya beliau tidak membandingkan ku dengan keluarganya.
Clara, Aku dan Cakra duduk di meja makan yang penuh dengan banyak makanan. Ada rendang, opor ayam serta rica rica sudah tersedia di atas meja. Oma dengan telaten menuangkan nasi dan memberikan nya ke kami bertiga.
"Ini nak, makan yang banyak. Oma dah buatkan makanan yang lezat untuk kalian."
"Ini, Arin. Kamu makan yang banyak, jangan takut gendut. Makan aja, kamu sangat imut!"
Oma begitu perhatian, bahkan aku sangat nyaman berada di sini bersama dengan keluarga Cakra.
"Kamu tau nduk, Oma ini Omanya Cakra. Jika Cakra aneh aneh lapor aja ke Oma. Nanti Oma jewer telinganya!" Ucap Oma yang begitu hangat.
Aku menghabiskan waktu bersama Oma dan Clara. Kami menjadi dekat dalam kurun waktu beberapa jam, aku sangat senang mereka menyambut ku dengan sangat baik. Aku tak pernah menyangka wanita dengan gaya kraton yang glamor sangat baik kepadaku.
Oma menanyaiku dimana tinggal, berapa saudara serta orang tuaku. Kata Oma, aku hidup di keluarga yang sangat baik dan berpendidikan. Beliau juga sangat suka cara didikan orang tua ku, terlebih lagi ayahku seorang perwira tentara angkatan darat yang terkenal disiplin yang ketat.
Ditengah pembicaraan, ada satu kata Oma yang membuatku terkejut, bahkan Clara pun terkejut. Oma bilang, Oma berencana mengadakan pertunangan antara Cakra dan Clara dalam waktu dekat. Disitu hatiku benar benar sakit. Aku tidak tau kalau sebenarnya Cakra dan Clara sudah di jodohkan oleh kedua keluarga mereka saat mereka masih kecil.
Aku hanya bisa tersenyum kecut menahan rasa sakit di hatiku. Clara terlihat sangat gak enak denganku, gadis itu mengajak Oma membicarakan tentang masakan. Gadis itu menggenggam tangan ku, dia menatapku memberiku isyarat bahwa itu tidak seperti yang aku dengar. Dia berusaha menjaga perasaanku kala itu.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro