Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog

"Berapa banyak luka yang yang kau rasakan ketika sebuah kenyataan menghancurkanmu?"
—Adinda Sekar Prastantri

*

***

"KASIH!" Teriakan ibunya mampu membuat seisi rumah berlari ke arah sebuah kamar tidak terkecuali Sekar. Seketika semua orang mendadak kaget dengan pemandangan di dalam kamar tersebut. Kasih tergeletak tak sadarkan diri di atas lantai dengan darah mengucur dari pergelangan tangannya.

Sekar segera menyeruak masuk dan berlutut di samping tubuh kakaknya dengan kepala Kasih yang terkulai lemas di pangkuan ibunya. Sekar terkejut sekaligus takut. Begitu juga dengan wajah Maryam yang sedari tadi sudah terlihat ketakutan.

"Mbak Kasih, Mbak?" panggil Sekar sambil mengguncangkan tubuh kakaknya dengan panik.

"Kasih...," panggil ibunya dengan tangisan yang memilukan.

"Ibu tenang ya, kita bawa Mbak Kasih ke rumah sakit, " balas Sekar yang terlihat sangat panik dan khawatir.

Dengan bantuan sanak keluarga akhirnya Kasih tiba di sebuah rumah sakit. Dokter dan beberapa perawat langsung membawa Kasih ke ruang pengobatan.

Sekar merangkul ibunya yang masih saja menangis. Sesaat kemudian Suhadi berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Sekar dan ibunya.

"Apa yang terjadi dan bagaimana keadaan Kasih sekarang?" tanya Suhadi.

"Kasih Yah, Kasih...." Maryam beralih ke pelukan  suaminya.

"Iya Bu, sabar ya," ucapnya sambil mengelus punggung istrinya.

"Bagaimana ini bisa terjadi, Kar?" tanya Suhadi pada Sekar.

"Sekar tidak tahu bagaimana kejadian sebenarnya Yah, karena Sekar sudah melihat Mbak Kasih tak sadarkan diri di pangkuaan Ibu," jawab Sekar yang tidak bisa menyembunyikan perasaan khawatirnya.

"Kasih kenapa kamu senekat ini Nak," ucap Maryam di sela isak tangisnya. Sekar mencoba menenangkan ibunya dengan mengusap pelan lengan perempuan yang telah melahirkan mereka berdua.

"Sabar ya Bu, kita berdoa saja semoga Mbak Kasih tidak apa-apa." Sekar mencoba menenangkan ibunya walaupun sebenarnya dia juga merasa khawatir dan bertanya-tanya kenapa kakak perempuannya nekad melakukan hal yang dilarang oleh agama.

Tidak berapa lama dokter pun keluar dari ruangan di mana Kasih mendapatkan pengobatan.

"Maaf dengan keluarga Ibu Kasih."

Sekar beserta ayah dan ibunya segera menghampiri dokter tersebut.

"Kami keluarganya Dok, bagaimana keadaan anak saya?" tanya ayah Kasih.

"Keadaannya cukup lemah karena kehilangan banyak darah namun sudah tidak apa-apa, hanya membutuhkan istirahat yang lebih agar kondisinya cepat pulih," jelas dokter tersebut.

"Apakah kami boleh masuk, Dok?" tanya Sekar.

"Silakan, tapi pasien masih belum sadar dan masih perlu istirahat yang cukup."

"Terima kasih, Dok," ucap Sekar dan ibunya bersama-sama.

Mereka berdua kemudian masuk terlebih dahulu kemudian disusul ayahnya, namun dokter mencegah Suhadi untuk ikut masuk.

"Maaf Pak, bisa saya berbicara berdua saja?" tanya dokter tersebut sopan.

Suhadi nampak terkejut namun kemudian dia mengiyakan dan mengikuti dokter tersebut ke sebuah ruangan. Setelah itu dokter menyuruhnya duduk.

"Maaf Pak, keadaan putri Bapak cukup mengkhawatirkan dan itu bisa mengganggu kondisi kandungannya."

"Maksud Dokter?" tanya Suhadi tidak paham arah pembicaraan Dokter tersebut.

Dokter laki-laki tersebut mengerutkan keningnya. "Apakah Bapak tidak tahu, kalau putri Bapak sedang hamil?"

Suhadi diam. Tubuhnya terasa disengat listrik jutaan volt. Hatinya terasa diremas. Sungguh dia tidak menyangka, putri yang selalu dia banggakan akan mencoreng nama baiknya.

***

"Bangun!" teriak Suhadi pada Kasih yang sudah sadar tapi masih terbaring lemah di atas ranjang.

"Aku bilang bangun!" Kali ini suara Suhadi dua kali lebih keras hingga membuat Sekar dan ibunya berjingkat.

"Ada apa Yah?" tanya Maryam memegang lengan Suhadi.

Sekar merangkul Kasih yang sedang terisak karena teriakan Suhadi. Kasih terduduk lemah dengan pandangan takut. Dia berpikir mungkin ayahnya telah mengetahui semuanya.

"Anak tak tahu diuntung!" Wajah Suhadi merah padam. Dia sangat marah dan kecewa pada Kasih. Kepercayaannya selama ini telah disalahgunakan. Dia malu mengetahui kenyataan bahwa Kasih sekarang tengah hamil.

"Sabar, Yah, sabar." Maryam mencoba menenangkan suaminya. Dia sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Sekar memandang ayahnya bingung. Tangannya masih merangkul pundak Kasih yang masih terisak menahan tangis.

"Katakan siapa laki-laki itu?" tanya Suhadi yang sudah disulut amarah karena kelakuan anak pertamanya.

Kasih diam. Dia melirik Sekar yang masih setia di sampingnya.

"Katakan!" bentak Suhadi.

Maryam bingung karena Suhadi terlihat marah setelah kembali dari ruangan dokter.

"Ada apa sebenarnya, Yah?" tanya Maryam pada suaminya.

"Tanyakan sendiri pada anakmu itu!" Tunjuk Suhadi yang telunjuknya telah mengarah pada Kasih.

"Ada apa, Nduk?" tanya Maryam kali ini pada Kasih.

Kasih menggeleng. Isakan yang sedari tadi berubah menjadi tangis.

"Katakan siapa laki-laki itu?" Suhadi benar-benar marah kemudian dia mendekati ranjang Kasih.

"Anak tak tahu diri!" Tangannya terulur hendak menampar wajah Kasih, tapi Sekar segera menghalangi.

Sekar bingung dengan perkataan ayahnya dan kenapa tiba-tiba ingin menukul Kasih? Dia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Sabar Yah, sabar." Maryam telah memeluk suaminya sambil terisak.

Suhadi berbalik. Dia harus meredam emosinya. Di saat seperti ini kemungkinan terburuk bisa saja terjadi.
Ketika dia hendak berjalan, langkahnya terhenti oleh suara Kasih. Lirih tapi masih bisa didengar oleh mereka bertiga.

"Kau bilang apa?" tanya Suhadi yang kini sudah menatap wajah Kasih.

"Ini anak Dimas, Yah."

Tangan Sekar luruh seketika itu juga.

****

Hallo apa kabar semua?

Semoga baik-baik saja. Awal tahun 2017 aku publish cerita baru. Maaf jika beberapa cerita aku unpublish dan SAVE YOU belum bisa aku tamatin.

Balik lagi, cerita ini adalah challenge dari grup theWWG yaitu ODOC, yang artinya ONE DAY ONE CHAPTER. Jadi setiap hari akan saya publish satu CHAPTER. Judul ceritanya  RETAK. Dan cerita ini terinspirasi dari kisah nyata, yang saya ceritakan kembali dengan sudut pandang penulis. Semoga ada hikmah yang dapat diambil dari cerita saya ini.

Pertama saya ucapkan terima kasih banyak untuk grup theWWG, terutama untuk ketua padepokan Mbak NisaAtfiatmico. Jajaran Admin c2_anin, deanakhmad dan Vannie_Andrie. Spesial buat Uni TiaraWales yang sudah berkenan untuk membimbing saya ke jalan yang lurus setelah sekian lama tersesat.

Terima kasih juga untuk semua tutor yang selama ini berkenan membagikan ilmunya pada saya dan seluruh member theWWG.

Tak lupa kecup basah untuk seluruh member gen3. Terima kasih karena kalian selalu memberikan semangat, saling bantu dan saling mendukung.
Dan untuk pasangan review saya yang katanya masih umur 17 tahun dan unyu-unyu Tyaswuri lope-lope you polepel. Jangan keder ya nanti baca tulisan saya. Mungkin masih ada typo, tanda baca atau yang lain.

Dan untuk seluruh member gen 3, semangat dan semoga sukses odocnya.
MethaSaja xxgyuu brynamahestri JuliaRosyad9 SerAyue Jagermaster holladollam EnggarMawarni sicuteaabis Nurr_Salma NyayuSilviaArnaz Tyaswuri YuiKoyuri Bae-nih CantikaYukavers

Untuk member Gen 1 dan Gen 2, serta Gen 4 salam kenal. Maaf tidak bisa saya mention semua.

Peluk cium Vea Aprilia

Tw, 20 Januari 2017

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro