Tak sekuat itu
Jam 06.00, Katria sudah siap dengan seragam putih abu-abu nya, tumben dia berangkat pagi biasanya jam segini gadis itu masih meringkuk di tempat tidurnya, jam 06.30 gadis itu tiba disekolahnya, suasana pagi yang terasa begitu segar menerpa kulit lengannya yang tidak terbalut hoodie itu.
Katria melangkah menuju kelasnya, yaitu kelas XI Ipa4, kelas itu masih terlihat sepi hanya ada 3 orang yang sudah datang dan menempati tempat duduknya, Katria melangkah mendekati satu orang yang masih sibuk membaca bukunya tanpa mengetahui kehadirannya.
"Pagi Ani" sapa Katria
"Pa.pa.gi.gii juga Kat" balas Ani gugup
"Lo gak usah tegang gitu dong, gue gak bakal apa-apain lo kok, gue cuma mau minta tolong sama lo. lo mau kan?" Katria tersenyum ke arah Ani
"Minta bantuan apa Kat?" Tanya Ani
"Kerjain Pr kimia gue dong, soalnya gue gak ngerti, lo mau kan?"
"Iya, siniin buku lo biar gue kerjain Kat" kata Ani
Katria mengeluarkan buku dari dalam tas nya dan menyerahkan kepada Ani dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
"Thank You An, nanti pas istirahat lo terserah mau makan apa aja di kantin, gue yang bayar" setelah mendapat anggukan dari Ani, Katria langsung menempatkan dirinya di kursi pojok paling belakang.
"Wih, tumben lo datang cepat. Biasanya jam segini masih molor aja" ujar Rhea teman sebangku sekaligus sahabatnya sejak Bayi
"Biasa gue datang cepat buat nyuruh Ani kerjain pr gue" ucap Katria
"Gue juga belum siap pr ni, mau nyuruh Ani juga buat dia buatin Pr gue"
Sebelum Rhea berjalan ke arah Ani, Katria lebih dulu menarik pergelangan tangannya
"Lo tunggu bentar, setelah Ani selesai nyatat di buku gue, habis itu baru deh lo salin ke buku lo, kasian Ani harus ngerjain pr gue. Apalagi di tambahin pr lo" kata Katria
"Ya udah deh, gue dengerin kata lo" ujar Rhea
Ada seseorang yang tersenyum mendengarkan perbincangan mereka, dia adalah Ani, Ani adalah teman satu sekolah Katria saat SMP, Ani mau membantu mengerjakan Pr Katria hitung-hitung dulu saat di SMP Ani lah yang sering meminta bantuan Katria, Katria itu baik karena dia tidak pernah menyuruh tanpa membayar, Ani berasal dari keluarga miskin, dia bisa bersekolah di SMA Global karena beasiswa yang didapatkan, dan untuk jajan biasanya dia selalu di traktir oleh Katria karena telah membantunya membuat Pr, dengan begitu uang jajan yang di berikan ibunya bisa dia tabung untuk keperluan lainnya, sejujur nya Ani mengetahui kenapa Katria bisa berubah total seperti ini, dia begini akibat kepergian mamanya. Dan Ani bisa memaklumi sifat Katria.
******
Bel istirahat telah berbunyi, Katria dan kedua temannya sedang berada di sebuah meja dikantin, nampaknya sedang terjadi keributan disana. Terlihat wajah putih Katria memerah menahan emosi.
"Eh Reno, maksud lo apa numpahin makanan Ani?" Bentak Katria
"Suka-suka gue lah, emangnya lo siapa ngatur-ngatur gue, pas lo buat ulah aja, gue gak pernah larang lo kan? Balas Reno
"Gue anak pemilik sekolah ini, jadi lo berurusan sama gue, apalagi kalau menyangkut Ani, dia itu teman gue, jadi gue gak suka sama sikap lo tadi" Tegas Katria
"Alah, cewek cupu plus miskin kayak dia lo belain" Reno tersenyum meremehkan
"Walaupun dia miskin, setidaknya dia masih punya hati gak kayak lo Ren" tunjuk Katria
"Kalau gue gak punya hati! Terus gimana sama lo Kat? Bukannya lo itu juga gak punya hati setelah mama lo mati!" Ucap Reno
Plakk
Satu tamparan keras mendarat sempurna di pipi Reno
"Lo gak usah bawa-bawa nyokap gue!" Suara Katria bergetar
"Bukannya itu kenyataannya setelah nyokap lo mati, lo jadi gak punya perasaan, dan mentang-mentang lo pemilik sekolah ini. Lo bisa membully orang sesuka lo, dan pas gue cuma bully satu orang, eh lo udah kayak orang kesetanan" ujar Reno seraya memegang pipinya yang terasa perih.
"Gue cuma bully orang yang gak tau diri dan emang pantas untuk di bully ,sekali lagi lo ungkit-ungkit nyokap gue! Gue pastikan lo akan di DO dari sekolah ini"
Setelah itu Katria keluar dari kerumunan itu, air matanya kini sudah membasahi pipinya, cepat-cepat Katria menghapus kasar air mata itu, dia tidak mau terlihat sedih. Seperti kata mamanya, dia tidak boleh terlihat rapuh di depan orang lain, tapi Katria tidak bisa melakukan itu, rasanya sangat sakit saat melihat orang yang paling dia sayang terbujur kaku di hadapannya.
Katria masuk kesalah satu toilet, tubuhnya merosot ke lantai, dia mulai menangis disana, Katria sangat sensitif jika menyangkut ibunya.
Pintu toilet terbuka, Katria terbelalak saat melihat siapa yang telah membuka pintu itu, bukan Rhea ataupun Zela tetapi dia adalah Alvan! Lelaki yang telah dia cintai sejak kelas 1 SMP, namun setahun belakangan ini mulai menjaga jarak yang begitu menyiksa Katria.
Alvan menutup pintu toilet itu, berjalan mendekat dan menarik Katria kedalam dekapannya. Alvan membelai lembut rambut Katria
"Katria, jangan nangis" pinta Alvan
Bukan berhenti menangis, yang ada tangisan itu terdengar semakin keras.
"Gue kangen mama Van, gue kangen mama" lirih Katria
Alvan yang mendengar suara bergetar Katria, merasakan seperti ada yang menusuk belati kedalam dadanya, dia begitu tersiksa melihat Katria menangis seperti sekarang.
"Pulang sekolah kerumah gue, yuk. Mama kangen sama lo Kat"ujar Alvan
Katria mengangguk dalam pelukan Alvan, mungkin dengan berjumpa dengan sahabat terbaik mamanya itu, rasa kangennya sedikit terobati
*******
Vote&comment nya guys 😊
Suka gak sama ceritanya
Komen dong
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro