Sedikit terobati
Alvan bersama kedua temannya sudah berada di parkiran, karena bel tanda berakhirnya pelajaran telah berbunyi sejak 10 menit yang lalu.
"Van, lo nungguin siapa sih? Ini panas banget cuacanya" Alvian menatap kesal kearah Alvan
"Al, lo lembek banget jadi cowok, anggap aja kita sekarang lagi berjemur," ujar Rayyan yang terlihat anteng
"Berjemur itu di pantai bukan di parkiran kayak gini, sekolah dimana sih lo!" ketus Alvian
"Lo sensi banget sih! Lagi PMS apa?" Kata Rayyan
"Udah deh Ray, lo gak usah buat gue emosi, panas tau gak" ujar Alvian
Seseorang datang dan menepuk pelan bahu Alvan.
"Sorry, lama nungguinnya ya" ujar Katria orang yang menepuk bahu Alvan barusan
"Hmm, gak lama kok. Jadi ketemu sama mama kan?" Tanya Alvan
"Jadi kok, aku juga kangen sama tante Aleta" jawab Katria
"Oh jadi ini alesan lo nyuruh kita panas-panasan, ternyata ada Katria! Kenapa gak bilang dari tadi sih! kalau tau ada Katria gue kan bakalan senang nungguinnya" ujar Alvian seraya mengedipkan sebelah matanya ke arah Katria
"Alah, giliran udah ada Katria lo malah kalem tapi aja udah kayak cacing kepanasan" sindir Rayyan
Yang di sindir hanya ketawa.
"Yuk, Kat. Lo berdua jadi kerumah gue?" Tanya Alvan
"Jadi dong, apalagi udah ada Katria. Gue makin semangat, ya gak Ray" ujar Alvian
"Hmmm"
Mereka bertempat pun menuju kerumah Alvan
Sesampainya di rumah berwarna putih itu, mereka berempat memasuki rumah itu, Alvian dan Rayyan segera ke lantai dua, tujuannya tak lain adalah ingin bermain PS dikamarnya Alvan, sedangkan Alvan dan Katria berjalan menuju dapur untuk menemui Aleta yang sepertinya sedang berada di dapur.
"Assalamualaikum ma,"Alvan mengucap salam dan mencium punggung tangan Aleta
"Walaikumsallam" ujar Aleta
"Alvan punya kejutan buat mama, liat Alvan bawa siapa" ujar Alvan setelah itu muncullah Katria yang memasuki Area dapur
"Katria, udah lama kamu gak kesini, tante kangen banget sama kamu" ujar Aleta dan berjalan mendekat lalu memeluk Katria
"Katria juga kangen sama Tante, maaf Katria jarang kesini, karena beberapa bulan ini Katria agak padat jadwal latihan tante" ujar Katria
"Kebetulan tante buat Cheese cake kesukaan kamu" Ujar Aleta
"Makasih tante" Katria tersenyum tipis
"Ma, Alvan mau ke kamar dulu, mau ganti baju, sekalian manggil Alvian sama Rayyan" ucap Alvan
"Oh yaudah, panggil Alvian sama Rayyan. Kita makan sama-sama" jawab Aleta
Alvan melangkah menuju kamarnya, untung dia punya alasan untuk melangkah pergi dari dapur, ia yakin pasti Katria membutuhkan waktu untuk bersama mamanya.
Di kamar Alvan terlihat Alvian bersama Rayyan sedang memainkan game sepak bola.
"Cepat banget lo nyusul kita, gak mau lama-lama sama Katria? " Tanya Rayyan yang pandangannya masih fokus menatap layar monitor
"Dia butuh waktu, buat cerita sama mama, dia pasti pengen cerita banyak sama mama. Gue gak mau ganggu dia" kata Alvan kemudian menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur
"Oh" kata Rayyan setelah itu fokus memainkan game
Alvan memainkan ponselnya dan membuka galeri, dia membuka folder "mine" isi dari folder itu adalah foto dirinya bersama Katria saat SMP, disana terlihat Katria tersenyum bahagia, berbeda dengan sekarang. Katria terlihat begitu rapuh.
Alvan merasa begitu bersalah, mengapa dia harus bersikap egois dengan menjauhi Katria, padahal dia tau penyebab Katria berubah, semua orang pasti akan terpuruk jika berada di posisi Katria.
Di lain tempat Katria bersama Aleta sedang berada dikamar Aleta.
"Tan, Kat kangen sama mama" ujar Katria
"Tante ngerti perasaan kamu sayang, tante juga begitu merindukan Dinda, dia sahabat tante yang paling baik, dia yang selalu ada saat tante terpuruk, dia yang selalu mau dengar keluh kesah tante, dia sahabat yang begitu sempurna. Dia orang baik, mama kamu orang baik Kat, pasti dia ditempatkan di tempat paling indah disana, memang susah rasanya mengikhlaskan kepergian orang yang kita sayang, tapi kita juga tidak boleh egois dengan terus mengharapkan dia untuk kembali berada disisi kita, tidak ada yang perlu disalahkan, semua sudah menjadi garis takdir kita Sayang"
"Kamu gak mau kan, liat mama kamu sedih, mama kamu pasti pengen liat kamu terus tersenyum, memang sulit tapi kamu harus mencoba, lupakan rasa sakit itu sayang, kamu harus bertekad untuk bisa keluar dari keterpurukan ini, masa depan kamu masih panjang, kamu harus bisa raih semua apa yang kamu mau, meskipun dia tak ada lagi disisi kita, tapi dia disana juga akan merasakan bahagia melihat keberhasilan putri kesayangan nya, walaupun mama kamu gak ada disisi kamu, tapi kamu gak mau kan kecewain papa kamu, papa kamu orang yang menunggu keberhasilan Kamu Kat, jangan buat dia kecewa, dan apa kamu lupa kalau kamu udah tante anggap sebagai putri tante sendiri, Dinda sudah banyak berjasa buat tante, kehilangan orang yang kita sayang juga merupakan satu pelajaran buat kita, agar kita lebih banyak belajar untuk mengikhlaskan." Tutur Aleta menasehati
"Makasih tante, makasih karena tante udah sayang sama mama, Makasih juga udah mau menasehati Katria, Katria akan berusaha buat mengikhlaskan mama, Katria sayang sama tante" Katria memeluk Aleta dan Aleta membalas pelukan Katria, Aleta bisa merasakan seberapa sakitnya Perasaan Katria.
"Sayang kita makan siang dulu yuk, kamu pasti lapar" ujar Aleta
Katria mengangguk setuju, setelah itu dia terlebih dahulu keluar dari kamar Aleta.
Aleta memandangi satu bingkai foto, yang terletak di atas nakas. Di saat terlihat 4 siswi yang memakai seragam putih abu-abu yang sedang tersenyum bahagia, siswi itu adalah Aleta, Dinda, Aluna dan Faya. Foto itu di abadikan saat hari terakhir mereka mengikuti UN.
Sahabat sejati adalah yang selalu ada disaat puluhan orang lainnya menjauh saat dirimu merasa terpuruk.
******
Vote&comment nya guys
Yeay, part ini Aleta nya muncul😊senang gak?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro