Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2. Cowok Brengsek

Happy reading!

Author POV

PLAK!

"Brengsek!" umpat Queen.

Seketika orang-orang yang sedang berlalu lalang di koridor mengehentikan kegiatan mereka. Mereka tak percaya dengan hal yang terjadi. Bagaimana bisa sampah menampar raja mereka? Bertahun-tahun mereka bersekolah di sana, tapi baru kali ini raja mereka ditampar oleh cewek yang notabennya adalah gadis miskin.

"Sorry, gue nggak sengaja. Gue cuma mau bantu biar Lo nggak jatuh," ucap Marcel.

"Mendingan aku jatuh daripada dilecehin sama kamu," ucap Queen menggebu-gebu. Ia merasa dilecehkan oleh Marcel.

"Heh sampah! Berani banget Lo nyentuh calon pacar gue. Pake acara nyium bibir segala. Seharusnya Lo ngaca! Lo cuma sampah yang sampai kapan pun nggak akan dapetin berlian!" ucap Clara sambil mencengkram lengan Queen.

"Lo apaan sih Ra, Gue nggak sudi Lo sebut calon pacar," ucap Marcel.

"Nggak usah gengsi Cel, gue tahu kalo Lo diam-diam suka sama gue," ucap Clara.

"Lepasin Dia, Ra," ucap Marcel.

"Seharusnya Lo itu berterima kasih sama gue, karena gue udah nahan si sampah ini," ucap Clara sambil mengencangkan cengkramannya. Sedangkan Queen berusaha melepaskan cengkraman Clara.

"Lepasin Ra," ucap Marcel. Kini suara dan mimik wajah laki-laki itu telah berubah tajam.

"Nggak akan! Dia udah berani nyium Lo sembarangan, enak aja mau dilepasin," ucap Clara menantang.

Tanpa diduga, Marcel mendorong tubuh Clara hingga tersungkur, begitu juga Queen. Queen yang tersadar telah terlepas dari Clara langsung bangkit dari lantai, lalu berlari meninggalkan gerombolan itu.

"Gue udah peringatin Lo Ra, gue nggak segan-segan ngelakuin hal yang lebih dari ini. Jangan kira karena Lo cewek gue bisa maklumin kelakuan Lo. Sekali lagi Lo buat masalah, gue bakalan ngelakuin hal yang lebih dari ini," ucap Marcel. Mata tajamnya menatap nyalang ke arah Clara.

"Sial! Gue nggak tahu namanya," umpat Marcel setelah menyadari bahwa gadis itu telah pergi.

Tanpa menunggu balasan Clara, Marcel kembali berjalan menuju kelasnya, XII IPA 1. Seketika siswa-siswi yang bergerombol langsung membubarkan diri kala melihat raja mereka sedang dikuasai oleh emosi.

*****

Bel pulang telah berbunyi, seluruh siswa Mentari menghentikan aktivitas mereka, dengan riang mereka memasukkan alat tulis ke dalam tas masing-masing.

Tak terkecuali dengan Queen, ia sangat tak sabar untuk sampai di rumah, membatu sang bunda membuat pesanan bolu coklat. Ia sangat menyukai ketika adonan gula dan telur yang putih bertemu dengan coklat, sampai akhirnya kedua bahan itu menyatu.

"Lo naik sepeda, Q?" tanya Visha, teman sebangku sekaligus sahabat satu-satunya Queen. Hanya Avisha Verlyn Anindya yang peduli padanya selama hampir tiga tahun belakangan ini.

"Iya," balas Queen sambil menggendong tasnya. Selanjutnya mereka berjalan berdampingan keluar dari kelas.

"Kenapa Lo nggak mau bareng sama gue sih, Q? Lo nggak capek naik sepeda setiap hari? Apalagi rumah Lo jauh," ucap Visha.

"Aku nggak mau ngerepotin kamu, Vi. Rumahku sama rumah kamu itu berbeda arah dari sekolah. Lagian aku nyaman naik sepeda, itung-itung olahraga," ucap Queen.

"Jawaban yang sama," ucap Visha.

"Karena kamu kasih pertanyaan yang sama," ucap Queen. Memang benar, selama tiga tahun Visha selalu menawari Queen tumpangan. Tapi Queen tidak pernah mau menerima tawaran Visha.

"Iya deh, Lo itu emang sulit banget buat dibujuk," ucap Visha. Untuk kesekian kalinya Ia menyerah membujuk Queen.

"Eh itu mobil jemputan gue udah ada. Gue duluan ya, Q. Hati-hati naik sepedanya," ucap Visha.

"Iya Vi," ucap Queen. Setelahnya Visha berjalan meninggalkan Queen di ujung tangga. Setelah Visha masuk ke dalam mobil jemputan, Queen beranjak dari tangga untuk menuju sepedanya.

Sepedanya sangat mencolok diantara kendaraan lain yang terparkir di sana. Jajaran mobil mewah dan motor sport memenuhi area parkir yang luas. Dan dari banyaknya siswa-siswi Mentari, hanya Queen yang membawa sepeda.

Sebenarnya itu hal yang wajar, mengingat Mentari Senior High School merupakan sekolah favorit yang ada di Jakarta. Hanya orang-orang yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata dan orang dari kalangan atas yang dapat bersekolah di sana.

Dan Queen cukup beruntung karena mendapat beasiswa selama bersekolah di sana. Karena setiap tahunnya hanya ada 5 orang yang beruntung untuk mendapat beasiswa full selama tiga tahun.

Queen mengayuh sepedanya dengan kecepatan sedang, ia berkendara di tepi jalan. Sesekali telinganya mendengar banyak cemoohan yang dilontarkan siswa Mentari. Seperti biasa, ia akan berusaha menulikan pendengarannya.

BRAK!

Saking fokusnya menulikan pendengaran, sampai-sampai ia tak sadar jika ada mobil yang melaju kencang di belakangnya. Dan parahnya mobil itu menyeruduknya dari belakang, alhasil Queen jatuh tengkurap di tepi jalan.

"Awwh," ringisnya. Ia mencoba duduk. Pantas saja lututnya terasa perih, ternyata lututnya mengeluarkan darah akibat bergesekan langsung dengan aspal.

"Sepedaku!" teriak Queen saat melihat sepedanya yang nyaris tak berbentuk. Pantas saja ia mendengar sesuatu yang patah saat jatuh tadi, sepedanya dilindas oleh mobil.

Mata Queen berkaca-kaca, sepeda kesayangannya telah rusak. Sepeda adalah barang miliknya paling berharga selain ponsel.

Tak lama kemudian pemilik mobil itu menghampiri Queen yang sudah menangis.

"Maaf, gue nggak sengaja nyerempet Lo," ucap sang pemilik mobil. Queen mendongak untuk melihat siapa orang yang dengan kejamnya merusak sepeda kesayangannya.

Seketika matanya menatap nyalang ke arah orang itu. Dia adalah cowok brengsek yang tadi pagi mengambil first kissnya.

________________________________________

Semoga kalian suka sama cerita baruku. Kalau kalian pembaca ceritaku yang lain jangan khawatir, aku juga bakalan up yang lain juga. Tentunya sesuai jadwal.

Purwodadi, 22 Juni 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro