Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 1 - Kucing Putih

Hua Qian Gu kebetulan baru saja pulang dari kuliah saat mendengar suara kucing yang mengeong-ngeong keras seolah sedang meminta bantuan. Setelah berusaha keras, akhirnya dia menemukan asal sumber suara itu.

Qian Gu terkejut saat dia melihat seekor kucing dewasa yang terkapar tidak berdaya di dekat tong sampah. Dia langsung menghampiri dan menggendong kucing putih itu mengabaikan aroma tidak sedap yang berasal dari sampah.

Gadis itu menatap simpati pada si kucing. "Pus, kok bisa kamu berada deket sampah? Duh, bulu putihmu jadi kotor." Lihat bulu putih bersihmu jadi kotor

Kucing putih menatap balik kedua mata Qian Gu, dan mengeong seolah sedang menjawab pertanyaan sang penyelamat.

"Kasihan banget. Kamu pasti kelaparan 'kan? Ya udah, kamu ikut aku aja ke rumah."

Hua Qian Gu mempercepat langkahnya  pulang ke kosannya yang kebetulan tidak jauh dari sana.

Sesampainya di kosan, seperti biasa kosan sepi dan hening. Ya, maklum dia hanya tinggal sendirian saja di sana. Walaupun kosan itu kecil, tetapi tampak rapi dan bersih.

"Selamat datang di kosanku, Pus." Qian Gu meletakkan tas hitamnya di dalam kamarnya sebelum membawa si kucing ke kamar mandi.

Dia dengan telaten membersihkan bulu-bulu si kucing dan menyabuninya. Terakhir, dia membilasnya dengan air sampai bersih. Si kucing tampak diam menikmati proses mandinya.

"Wah, kamu kucing yang pintar," puji Qian Gu tersenyum senang.

"Meong, meong, meong!" jawab si kucing. Qian Gu gemas saat menatap bola mata kucingnya yang indah dan lucu.

"Setelah ini, aku akan beri kamu makan," balas Qian Gu, sembari mengeringkan bulu-bulu basah kucing dengan handuk bersih.

"Pus, kamu tunggu sebentar. Aku mau ke dapur dulu."

Hua Qian Gu berjalan menuju ke dapur dan si putih rupanya ikut berjalan di sampingnya. "Baiklah, jika kamu mau ikut, tapi jangan nakal ya," pesannya.

Qian Gu mengambil toples plastik dari dalam lemari. Dia menuangkan sedikit makanan kering ke dalam mangkuk plastik, lalu meletakkanya di depan kucingnya.

"Ayo makan, Pus," ujar Qian Gu.

"Meong, meong, meong!"

"Eh, kenapa? Kamu ngga suka?" tanyanya saat kucing putih menolak makan.

Tatapan mata kucing putih terarah pada tempe mentah yang belum dimasak. Tempe itu berada di kotak penyimpanan.

Qian Gu mengikuti arah pandang kucingnya. "Jangan bilang, kalau kamu suka tempe?" tebaknya.

Seolah bisa mengerti ucapan Qian Gu. Kucing itu mengangguk dengan semangat.

"Apa?" Qian Gu sendiri sampai terkejut.

❤❤❤

See you next chapter ❤❤❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro