Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

16. Kerja Kelompok


Siang ini, Putri pergi ke kafe yang sudah di kirim alamatnya oleh Arwan tadi pagi. Kali ini ia mengenakan kemeja katun lengan panjang berwarna biru navi. Di padukan dengan rok model midi berwarna putih serta sepatu pansus berwarna biru navi juga. Ia mengenakan riasan tipis, rambut dikepang prancis, dan kaca mata bulat tentunya tidak ketinggalan. Ia menyandang tas ransel berwarna hitam yang di dalamnya terdapat laptop dan juga buku-buku.

Putri turun dari motor Andi. Tidak lupa berpamitan. Andi berlalu dengan motor, meninggalkaan Putri yang memasuki kafe bernama Benny's coffy.

Saat memasuki kafe, matanya sibuk mencari Arwan. Ia tidak menemui sosok cowok tampan itu. Sepertinya, Arwan belum datang. Ia memutuskan untuk duduk di meja kosong yaitu meja nomor tujuh. Ia letakkan tasnya ke atas kursi di sampingnya, kemudian mengambil ponselnya. Ia mengirim pesan kepada Arwan.

Putri:
Wan, aku sudah tiba di kafe.
Aku duduk di meja nomor 7.

Tak lama muncul sebuah balasan.

Arwan:
Ok. aku sudah di depan, baru saja sampai.

Mata Putri mengarah ke pintu cafe dan tidak lama sosok yang ditunggu datang. Senyumnya mengembang saat Arwan menghampirinya.

Hari ini Arwan mengenakan kemeja lengan pendek berwarna biru navi dengan kaos di dalamnya garis-garis berwarna hitam putih. Dipadukan jeans putih dan sneakers putih dan ada garis hitam di tepinya. Tatanan rambutnya ala-ala boyband Korea. Tidak lupa tas ransel hitam sebagai pelengkap menjadikannya terlihat semakin tampan.

Putri terpesona melihat Arwan hingga mulutnya ternganga. Ia juga sedikit terkejut karena warna pakaian mereka sama, padahal tidak janjian. Arwan duduk di hadapannya dan melepaskan tas ranselnya lalu mengeluarkan buku-buku dan juga iPad berwarna merah hati, di letakkannya di atas meja.

“Udah lama nunggu gue, Put? tanya Arwan.

"Nggak kok. Aku juga baru nyampe," jawab Putri sembari menggeleng.

“Lu bawa kan bukunya?

"Bawa kok. Kita pesan makanan dulu ya?" pinta Putri, kemudian ia memanggil Waiters.

Mereka memesan jus dan cemilan. Kemudian, mengerjakan tugas dengan serius hingga tidak terasa satu jam telah berlalu.

Ketika sedang asyik mengetik, tiba-tiba saja ponsel Arwan di atas meja berdering dengan layar yang menyala dengan sendirinya, tangan Arwan segera meraih ponsel itu. Diangkatnya panggilan tersebut dan beranjak dari kursinya menuju ke tempat sepi.

Putri di tinggal sendirian yang masih asyik mengetik keyboard laptopnya. Tak lama, Arwan kembali.

"Cepat banget terima telponnya. Memangnya siapa yang nelpon Wan?" tanya Putri penasaran.

"Oh itu, Mami yang telepon."

Putri ber-oh ria dan mereka melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.

***

Mereka sudah selesai mengerjakan tugas kelompok. Putri dan Arwan mengemasi barang-barang masing-masing.

"Put, lu yang buat power point ya?" pinta Arwan sembari memasukkan buku ke dalam tasnya.

"Ok. Biar aku yang buat," jawab Putri.

Putri berdiri di luar cafe, menunggu ojek online pesanannya datang. Tiba-tiba saja Arwan mendekatinya dan menawarkannya pulang bersama. Awalnya Putri menolak, namun Arwan ngotot ingin mengantarkannya pulang. Akhirnya, ia menurut saja.

Arwan mengendarai mobil Jazz berwarna merah. Mereka memasuki mobil tersebut dan berlalu meninggalkan cafe.

***

Di dalam tampak hening. Tidak ada salah satu dari mereka membuka suara dan pada akhirnya Arwan memarkirkan mobilnya di depan sebuah mini market, barulah Arwan memulai pembicaraan.

"Put, gue mau ke mini market sebentar. Mau beli belanjaan titipan mami. Lu ikut gue ke dalem atau nunggu di sini?" tanya Arwan.

"Aku nunggu di sini saja," jawab Putri.

Arwan membuka safety belt, kemudian keluar dari mobinya melangkahkan kaki masuk ke Mini Market Alfamart. Putri menunggu di dalam mobil sambil memainkan ponselnya. Ia merasa bosan lalu keluar dari mobil merah itu.

Putri menyandarkan punggungnya ke pintu mobil lalu mengembus napasnya kasar. Ia mengibas-ngibas tangannya ke leher karena kegerahan, matanya mengarah di dua anak kecil berpakaian lusuh membawa keranjang. Kedua anak itu sepertinya masih SD jika di lihat dari postur badan mereka.

Putri memanggil kedua anak itu, "DEKKKKKK!!!" teriaknya.

Kedua anak itu menoleh dan mendatangi Putri.

"Kakak manggil kami? Kakak mau beli gorengan?" tanya anak berbaju biru sembari menenteng keranjang.

"Adek-adek jual gorengan. Kakak mau beli. Ada apa aja, Dek?" tanya Putri.

Kedua anak itu meletakkan keranjangnya ke atas lantai dan membuka kotak plastik bening berisikan berbagai macam gorengan yang berada di dalam keranjang.

"Ini ada: risol, bakwan, tahu isi, pisang goreng, ubi jalar goreng, Kak," jelas anak berbaju merah menunjukkan gorengan miliknya dengan matanya.

"Kakak beli dua puluh ribu ya, gorengan di campur aja."

Anak berbaju merah mengambil kantong keresek bening lalu di bukanya lebar-lebar. Anak berbaju biru mengambilkan gorengan dengan penjepit lalu di masukkannya ke dalam kantong tersebut. Setelah di rasa sudah cukup, anak berbaju merah memberikannya kepada Putri.

Putri menerima gorengan tersebut. Ia mengambil dompetnya lalu mengeluarkan selembar uang seratus ribu. Kemudian, ia berikan kepada anak berbaju merah.

"Makasih, adek-adek. Ini uangnya."

Anak berbaju merah mengambil uang itu daro tangan Putri."Kak kami tak punya kembalian. Kakak tunggu sebentar ya, biar aku tukar di toko sana," pinta anak berbaju merah sembari menunjukkan toko yang di maksud dengan jarinya. Saat anak itu hendak pergi, putri menahannya dengan ucapan, sehinga langkah anak itu terhenti.

"Nggak usah di tukar dek. Ambil aja kembaliannya, bagi dua ya."

Mendengar perkataan Putri sontak keduanya tercengang.

"Yang bener Kak?" ucap keduanya serentak.

Putri mengangguk sebagai jawaban.

"Wah, Kakak baik sekali," ucap anak berbaju biru sangat girang.

"Makasih banyak kak." Jawab kedua anak itu serentak.

"Semoga kakak di mudahkan rejekinya oleh Tuhan," kata anak berbaju Merah.

"Amin...."

Kedua anak itu pergi meninggalkan Putri. Di balik mobil ada Arwan sedari tadi memperhatikan Putri dan anak-anak penjual gorengan.

Putri baik sekali.
Salut gue liat dia, sungguh berjiwa besar.

Arwan memuji-muji Putri dalam hatinya. Setelah anak-anak itu pergi, baru ia menghampiri Putri dan melanjutkan perjalanan mereka.

***

Putri  baru saja tiba di depan rumah Bi Ayu. Ketika hendak membuka pintu, tiba-tiba saja ponsel di dalam tasnya berdering. Ia duduk di kursi teras dan mengeluarkan ponsel dari tasnya. Seketika matanya matanya membulat membaca pesan dari maminya.

Tbc...

👓

Jangan lupa vote dan komennya
Terima kasih sudah mampir
😄

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro