Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

05. Di Balik Pintu


Bu Retno, wali kelas XI IPS-2 sedang duduk di kursinya, memantau anak didiknya yang sedang mengerjakan soal di papan tulis yang ia berikan. Tatapan wanita itu cukup mengintimidasi sehingga membuat suasana kelas sedikit mencekam. Saat matanya menoleh ke kiri, ia melihat dua siswi yang asyik mengobrol. Dia bangkit dari kursinya dan berjalan menghampiri murid yang membuatnya kesal.

Brugh, suara pukulan penggaris mengetuk meja.

Mendengar suara itu membuat seisi kelas menoleh ke sumber suara.

"Heh, kalian ini. Saya kan suruh selesain soal, ini malah asyik ngerumpi. Memangnya tugas yang saya berikan sudah selesai?!" tanya wanita tua gemuk melotot melihat dua siswi di hadapannya.

"Belum selesai, Buk," jawab siswi berbadan kurus pendek, berwajah imut itu ketakutan. Sedangkan, teman di sebelahnya berbadan sedikit gemuk malah menunduk karena tak sanggup menatap guru galak yang sedang mengamuk.

"Kalau belum selesai kenapa kalian tidak selesaikan?" Bu Retno mengembus napasnya kasar lalu mengambil penggaris besi panjang yang tadi ia letakkan di meja siswi berbadan sedikit gemuk. Dia arahkan penggaris yang ia pegang ke depan kelas. "Kalian berdua, berdiri di depan sampai jam pelajaran saya selesai!" perintah Buk Retno meninggikan suaranya.

Kedua siswi itu beranjak dari duduknya mengikuti perintah Buk Retno. Mereka berdiri di depan papan tulis.

"Kalian kenapa berdiri di situ? Berdiri sana, di depan pintu," pinta Buk Retno menunjukan tempat yang ia maksud dengan matanya.

Putri melihat dua temannya di hukum. Ada rasa sedikit iba saat melihat mereka. Putri melanjutkan menyelesaikan tugasnya.

Kringgg!!!

Bel berbunyi pertanda jam pelajaran telah usai. Dua siswi yang berdiri di depan pintu kelas XI IPS-2 merasa lega setelah sepuluh menit yang lalu menerima hukuman.

"Siap-tak siap kumpulkan tugas kalian ke depan!" perintah Buk Retno.

"Buk, kami boleh pulang?" tanya gadis berbadan kecil.

"Boleh, tapi kalian tidak boleh mengumpulkan tugas," jawab Buk Retno.

Dua gadis itu pergi ke meja mereka.

Siswa-siswi meletakkan buku mereka di atas meja kayu bercat hitam di hadapan wanita itu. Ketua kelas dan wakilnya di minta untuk membawakan buku-buku tersebut ke meja Buk Retno di ruang guru.

Penghuni kelas satu-persatu pergi, tinggallah Putri dan juga teman-temannya yang memilki jadwal piket besok.

Gadis bernama Tika menghampiri Putri yang sedang memegang sapu.

"Put, lu yang bersihin kelas ya. Kami bersihinnya besok. Nggak pa-pa kan lo hari ini piket sendiri?" tanya gadis berambut panjang terkuncir itu tersenyum.

Dua teman Tika yang juga piket besok menunggu Tika di depan pintu kelas.

"Oh...., nggak papa, Tik. Biar aku aja yang beresin," jawab Putri yang ikut tersenyum juga.

"Thanks Putri. Lu baik banget deh. Gue pulang ya." pamit Tika sambil melambaikan tangan ke gadis berkacamata itu.

Gadis itu meninggalkan Putri bersama dengan teman-temannya.

Putri tidak marah, hari ini dia piket sendirian. Dia nikmati saja pekerjaannya itu. Dia menyapu kelas, memungut sampah-sampah yang berserakan di bawah kolong-kolong meja, kemudian membuang sampah ke tong besar yang ada di belakang sekolah.

***

Putri melihat tangannya yang kotor dan juga bau akibat sampah-sampah yang ia pegang tadi. Dia pergi ke toilet untuk mencucinya.

Setiba di depan toilet, ia melihat pintunya tertutup. Diputarnya gagang pintu tersebut, namun tidak bisa dibuka karena dikunci. Dia ingin pergi ke toilet lain. Baru selangkah berjalan, ia mendengar suara seperti tangisan. Dia berbalik arah dan kembali ke pintu toilet. Dia dekatkan kupinggnya ke pintu tersebut dan terdengar jelas suara tangisan seseorang di dalam sana lalu di ketuknya.

"Ada orang kah di dalam?" tanya Putri sambil mengetuk-ngetuk pintu plastik berwarna biru tersebut.

"Hik.. hik.. Tolong bukain pintu ini!" teriak seseorang di dalam sana.

"Kenapa pintunya bisa terkunci? Tunggu ya, aku cari bantuan dulu." Putri memperkeras suaranya agar yang di dalam sana terdengar.

Putri pergi mencari bantuan. Dia berlari ke pos satpam yang ada di dekat kerbang sekolah. Tampaklah seorang satpam berbadan gemuk berkulit sedikit gelap sedang duduk di dalam pos. Dia mendekati satpam itu.

Setiba di depan Pak Satpam, Putri ngos-ngosan. Dia atur dulu napasnya lalu berkata, "Pak tolongin teman saya. Dia terkunci di toilet."

"Kok bisa terkunci?" tanya Satpam itu yang kini sudah berdiri di hadapan Putri.

"Saya tidak tau, Pak. Sepertinya ada yang menguncinya saat ia berada di dalam. Bapak bisakan, bukain pintunya? Kasian teman saya, dia ketakutan di dalam sana."

"Teman kamu di toilet sebelah mana? Biar saya bukain pintunya."

Pak Satpam mengambil kunci-kunci yang berada di dalam laci meja di Pos itu. Kemudian, mereka pergi ke tempat yang di arahkan gadis berambut keriting itu.

***

Satpam bernama Hartono dan juga Putri sudah sampai di tempat yang mereka tuju. Hartono memasukkan salah satu anak kunci di tangannya ke lubang yang berada di tengah gagang pintu berbentuk bola setengah itu lalu memutarnya.

Setelah pintu terbuka, tampaklah gadis berbadan sedikit gemuk, berambut bob, berkacamata. Wajahnya sudah basah karena air matanya, serta matanya sembab.

Gadis itu keluar dari toilet. Dia hapus air matanya dengan punggung tangannya serta merapikan helaian rambut yang menempel di wajahnya akibat air mata.

"Kamu tidak apa-apa Nak? Kenapa bisa terkurung di sana?" tanya Hartono.

"Tadi, saya buang air. Terus pas mau keluar pintunya tak bisa di buka, Pak," jawab gadis berambut bob itu yang kini sudah berhenti menangis.

"Ya sudah. Kalian sebaiknya pulang. Saya juga mau mengunci pintu-pintu kelas."

"Makasih banyak Pak sudah bukain pintu buat saya," kata gadis berambut bob itu.

"Sama-sama. Kamu juga harus berterima kasih sama dia. Dia yang meminta saya membuka pintu itu," kata Hartono menunjuk Putri yang berdiri di samping gadis berambut bob. Kemudian, ia pergi meninggalkan dua gadis itu.

"Terimakasih Kak, sudah nolongin aku," kata gadis berambut bob.

"Sama-sama," jawab Putri.

Putri masuk ke toilet, membersihkan tangannya yang kotor, sementara gadis berambut bob pergi meninggalkan toilet.

Tbc...

👓

Jangan lupa vote dan komennya
Terima kasih udah mampir
😄

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro