47. Sendiri
Kadang sendiri itu perlu,
saat kakimu sudah lelah untuk berdiri,
bagi menghirup udara di keramaian.
Kadang sendiri itu perlu,
saat telingamu terasa penuh disumbat berbagai bicara,
yang akhirnya bisa meredam suara sendiri.
Kadang sendiri itu perlu,
saat mindamu sesak dengan layar-layar cereka,
yang menunggu waktu ingin dimuntahkan;
sedang bibir bungkam tiada bicara.
Kadang sendiri itu perlu,
kadang menangis itu perlu,
kadang bicara itu perlu,
namun kamu masih membiar pena menjadi mulut- dan tinta menjadi buah katanya.
Masihkah kau ragu untuk sendiri?
-M1N3
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro