42. Gelita
Engkau terbiar dalam gelap,
terkapai menanti cerah,
entah bila kan disedar,
hadirmu cuma untuk hiasan; buat mereka.
Terfikir untuk tenggelam,
tak ingin terus diulit malam,
namun kau harus bertahan,
menunggu karam saat subuh menjelang; dan fajar mulai menyinsing.
Engkau;
figura yang sukar dipandang,
bila tiada bias dari sang tari,
gelita memeluk dingin,
yang terpandang cuma dari bias yang mengagumkan,
sedang ketika engkau ditutup awan kelabu,
tak siapa peduli padamu; bukan?
Tertawalah wahai kawah-kawah dingin,
sabarmu itu sungguh besar maknanya,
membiar mata-mata buta mencemuhmu yang gelita,
sedang yang celik sungguh tahu nikmat menatap indah dirimu;
meski gelita masih memelukmu.
Lihat ke samping,
kejora turut ingin menemanimu;
Bukan?
-M1N3
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro