#2) Puisi Istimewa Merdeka: Sumpah Anak Pertiwi
Aku—
cuma anak pertiwi,
bukan seorang perwira,
hadirku tak dipandang,
jasaku tak didendang.
Aku—
cuma anak pertiwi,
masih polos mengenal dunia,
masih bodoh untuk mengenal musuh.
Aku—
cuma anak pertiwi,
meski raga cuma setahun jagung,
cintaku untuk pertiwi tetap utuh; tiada berbagi.
Aku—
cuma; bukan!
Aku anak pertiwi!
Jangan kau sangka ragaku kerdil; jiwaku turut berkarat,
jangan kau sangka aku tunduk memandang bumi;
akan kuakur dengan telunjukmu yang berkudis,
jangan kau sangka aku tersungkur di kakimu; akanku abdikan diri padamu yang bertopeng,
itu cuma kehendakmu; bukan aku.
Kerna aku anak pertiwi sejati!
Kan kutentang musuh maski berbalut puisi,
kan kucanang cintaku pada pertiwi,
meski dunia muak mendengar,
kan kusanjung dan pertahankan pertiwiku,
meski ia masih dalam dakapanmu (musuh di balik nyata).
Aku anak pertiwi,
dan ini sumpahku; untuk tanah tumpahnya darahku.
—M1N3
*n/k= Selamat menyambut Hari Kebangsaan yang ke-66 semua. Puisi di atas adalah sempena hari kemerdekaan kita, dari Jasmine.
Semoga kalian menyukainya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro