#2)58. Jiwa Rapuh Di Balik Tembok
Dileret-leret hati yang melara,
berlarut-larut dalam jiwa yang bersedih,
bersiul-siul angin pilu di dalam sayu,
terputus-putus esak tangis di dalam nafas,
berpintal-pintal rasa bergelora di dalam jiwa,
berlari-lari nadi menyusun rentak di dalam hiba—
Sesak,
Air mata juga menjadi juaranya,
hela berat juga yang menyesak ingin keluar,
ribut jiwa juga yang meronta bertelangah sesama hati,
kotak-kotak cereka di kepala juga...
turut ingin berlumba memberi kisah terpilu di ruang fikir.
Namun jasad yang rapuh,
masih perlukan tembok untuk bersandar.
—M1N3
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro