Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Spesial Chapter : Ertha x Shiro

Untuk memperingati satu tahun Shiro di wattpad, Shiro menghadirkan chapter ini untuk kesenangan dan rasa terima kasih Shiro kepada kalian semua, pembaca yang terhormat, yang sudah berkenan meluangkan waktunya membaca cerita Shiro.

Betapa bahagianya Shiro ketika Shiro lihat ke kalender ternyata tanggal 25 Februari! Shiro jadi flashback dulu pertama kali buat akun wattpad, pertama kali baca cerita di wattpad, dan pertama kalinya nulis cerita (bukan cerita ini, sih, cerita pertama genre fantasy udah dihapus)

Shiro mau dengerin lagu dulu, deh :"D Habis Shiro bahagiaaaaa banget.


https://youtu.be/6_2IvSs35Lo

Yang mau ver. Indonesianya ada :"D

https://youtu.be/ib8DHcaTFag

Jadi, chapter ini berisi cerita dengan tokoh utama Shiro dan Ertha.

Enjoy!

***

Hari ini, aku bahagia sekali karena ini adalah hari ulang tahunku. Walaupun tidak ada pesta, atau pun ucapan selamat ulang tahun dari orang lain, aku sudah cukup merasa bahagia.

Aku hanya bernyanyi kecil dengan segelas teh hangat di ruang tamu sendirian, ya, sendirian, kedua orang tuaku selalu pergi keluar kota. Tak masalah, aku tidak merasa kesepian karena teman imajinasiku yang sangat baik selalu datang untuk menemuiku.

Di saat aku sedang asyik menyeruput teh hangat, telingaku mendengar suara pintu rumahku diketuk beberapa kali. Aku segera pergi untuk menyambut orang yang mengetuk pintu rumahku, siapa lagi kalau bukan temanku.

"Shiro!" panggilnya bersemangat sambil memberiku seikat bunga mawar putih yang sangat cantik.

Aku merasa sangat terharu kali ini. Mataku menitikkan air mata bening. "Ertha, terima kasih banyak," sahutku sambil memeluknya dengan erat.

"Ugh, Shiro, lepaskan."

"Ah, maaf. Silakan masuk, aku akan menyiapkan teh untukmu," ujarku.

Ertha mengangguk pelan, kemudian melepas sepatunya di depan pintu dan segera masuk ke dalam. Dia terlihat bahagia sekali ketika dapat mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku.

Aku membalasnya dengan senyuman penuh makna. Bunga mawar putih yang ia berikan adalah hadiah baling bermakna yang pernah aku miliki. Aku hendak meletakkan hadiah dari Ertha tersebut ke dalam vas, tetapi saat aku membuka ikatan tali bunga tersebut, secarik kertas berwarna merah jatuh ke lantai.

"Hehe, selamat ulang tahun yang pertama! Yah, aku tidak tahu kau suka bunga ini atau tidak karena kau jarang sekali mengobrol denganku -3- Kau selalu saja memanfaatkanku untuk kesenanganmu belaka -3- menyebalkan. Hei, kapan-kapan kita membunuh orang bersama, ajak aku juga kalau kau membuat cerita psikopat."

Begitulah pesan yang ada di kertas tersebut, tulisannya sangat manis membuatku ingin tertawa.

"Shiro! Aku lapar!" seru Ertha dari ruang tamu.

"Iya!" sahutku dari dapur.

Beberapa menit kemudian, aku datang menemui Ertha yang sedang asyik bersenandung di ruang tamu dengan segelas teh hangat dan kue siffon rasa lemon.

"Eh, sepertinya aku pernah melihat kue itu," katanya.

Aku tertawa sejenak sambil meletakkan secangkir teh kepada Ertha. "Kau tidak ingat? Ini kue yang pernah kau makan di rumah Feli."

"Oh, iya!" ucapnya setelah mengingat kembali kejadian yang pernah ia alami. "Entah mengapa aku menjadi bersalah telah membunuh Feli. Yah, masa bodo, aku memang suka membunuh."

"Tapi kau tidak akan membunuhku, kan?"

"Tentu saja tidak, buat apa aku membunuhmu, yang ada aku akan dibunuh olehmu karena kau adalah diriku juga."

Dia ngomong apa, sih? Gagal paham aku, gumamku dalam hati.

Ertha menyuruput teh yang ia genggam perlahan. "Eh, aku masih ada sebuah hadiah untukmu," lanjutnya.

"Eh? Benarkah?! Wah, aku merasa tersanjung sekali," komentarku dengan bangganya.

"Tunggu sebentar," kata Ertha sambil sibuk mengotak-atik koper miliknya dengan susah payah. "Hih, di mana, sih?!"

"Um, kalau kau lupa membawanya, tidak usah juga nggak masalah."

"Ah, ketemu!" serunya beberapa saat setelah mengotak-atik kopernya. "Ini untukmu."

Ertha memberiku sebuah kotak kecil berwarna merah dengan pita putih yang melilitnya. Begitu cantik rupanya membuatku tidak sabar untuk melihat isi yang dikandung kotak tersebut.

"Boleh aku buka?" tanyaku.

Ertha mengangguk menanggapi pertanyaanku.

Dengan rasa berdebar aku membuka kotak tersebut. Perlahan tapi pasti, isi kotak tersebut mulai terlihat.

"Hah? Apa ini?" tanyaku sekali lagi karena tidak mengerti dengan benda yang ada di dalam kotak tersebut.

"Miniatur kapak," jawab Ertha dengan ringannya.

"Jadi ... kau memberiku ini?"

Ertha mengangguk lagi untuk kedua kalinya.

"Apa maksudmu dengan ini?"

"Kita akan membunuh orang bersama-sama sebagai pesta ulang tahunmu, Shiro. Kau gunakan miniatur kapak, sedangkan aku pakai kapak asli," jelasnya sambil memamerkan kapak berkarat yang ia miliki.

"KAU PIKIR AKU INI APA?! ANAK KECIL?!" aku menjerit. Aku menghela napas untuk melerai rasa emosiku. "Memangnya dengan kapak sekecil ini aku bisa membelah isi perut orang, hah?"

Ertha tertawa malu. "Hehe, kukira kau tidak bisa memainkan kapak, jadi aku beri miniaturnya saja."

"Geh, ya sudahlah," ucapku akhirnya sambil meletakkan kembali miniatur kapak tersebut ke dalam kotak. "Kau ingat pertama kali aku membuatmu?"

"Hm, tidak, sih. Ceritakan dong, Shiro," pintanya.

"Awalnya, aku tidak berniat sama sekali menulis cerita psikopat, tapi karena sudah terlanjur terkontaminasi cerita-cerita dan film darah-darah, aku jadi tertarik untuk membuat cerita penuh darah milikku sendiri.

Untuk pertama kalinya, kisah tentang dirimu yang seorang pembunuh aku ceritakan kepada sebangkuku, dia terlihat tidak tertarik, sih, tapi tak apalah, karena jalan cerita yang sudah matang di otak, aku menulis beberapa lembar di kertas dan mulai menciptakan dirimu.

Tadinya aku sempat tidak tahu akan memberimu nama apa. Kemudian aku mencari nama yang bagus di internet, dan JENG! Sekarang kau punya nama, yakni Ertha!" jelasku panjang lebar.

"He? Jadi namaku diambil dari internet? Bukan karanganmu?" tanya Ertha dengan wajah seram.

Aku menggaruk kepalaku dengan canggung. "Yah begitu lah, karena aku memang payah membuat nama," kataku.

Ertha terlihat sangat tidak suka. "Jez, ya sudahlah, tidak apa-apa. Tapi berkat dirimu, nama Ertha jadi dikenal banyak orang. Terima kasih. Lanjutkan ceritanya."

"Ilustrasi dirimu sudah kubuat berkali-kali di kertas gambar, tapi hasilnya selalu tidak memuaskan diriku. Dan akhirnya aku menggambar lagi dan lagi, tapi betapa bodohnya aku, aku menggambar dirimu yang sedang bersimbah darah sambil menggenggam pisau di buku gambar sekolahku!

Aku memang bodoh, ya. Aku menyesal! Karena gambar dirimu dan yang lainnya itulah, buku gambaranku selalu menajadi incaran di kelas. TvT Mereka penasaran dengan gambar apa yang aku sembunyikan.

Tapi akhirnya tetap saja mereka akhirnya tahu. Mereka memuji dirimu, Ertha!"

"Eh?! Teman-temanmu bilang apa?!"

"Wih, gambaranmu bagus sekali, Shiro! Begitu katanya."

DUAK

Kepalaku terlempar sebuah botol air mineral kosong.

"Itu memuji dirimu, bukan aku. -_-"

"Ah iya-iya, dan untuk pertama kalinya, temanku memanggilmu seorang psikopat! YEY!"

"Memangnya aku ini apa awalnya? T-T"

"Dulu, saat aku masih menulis cerita ini di WP, aku melewati banyak rintangan yang terjal, mulai dari melawan writer block yang menahun, menerima semua kritik pedas dari orang-orang, bahkan aku sampai berniat berhenti di tengah cerita.

Tapi aku percaya pada kemampuanku, bahwa aku bisa menyelesaikan cerita ini sampai selesai. Dan kau tahu? INI BENAR-BENAR SELESAI! Dan aku membuat cerita darah-darah yang baru, lho!" lanjutku dengan rasa bangga.

"Lalu? Apa urusanku dengan cerita barumu itu?"

"Tidak ada alias ZONK!"

"Anj-- Awas kamu Shiro! Rasakan kapak ini!"

Lalu, pertempuran antar psikopat gadungan (jiah) itu pun berlangsung selama beberapa hari sampai keduanya jenggotan.

TAMAT~

***

:'v

Apa dah ini?

Initinya, Shiro mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian semua!

Kalau mau baca cerita-cerita darah karya Shiro lainnya, bisa baca "The Last Eden" yang baru terbit minggu lalu!

Ayo buruan baca sebelum banyak chapternya dan selamatkan para anak yang malang di hutan itu sebelum mereka membunuh orang-orang!

Akhir kata, terima kasih! Bonus chapter Ertha x Reader akan dilanjut minggu yang akan datang!

Salam,
Shirogane Kazemi.




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro