Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 9

Andreas berlari mendekati Erros. “Jangan lakukan itu!” tepat saat Erros berjinjit, Andreas mencekal tangan Erros yang menggenggam tali tambang.

Erros menghentikan gerakannya dan menatap andreas. “Melakukan apa?”
“Ini!”

Erros menaikkakan sebelah alisnya. “Ini... apa?”

“Ini,” Andreas menunjuk kursi dan tali tambang. “Berjinjit diatas kursi dan tali tambang... Jangan pernah berpikir untuk bunuh diri, Erros.” Erros samakin tidak mengerti arah pembicaraan ini. “Walaupun kita harus mengulang dari awal, itu lebih baik dari pada mengahkiri hidupmu. Itu tak akan membuat kita menemukan Seravian.”

“Apa yang sedang kau bicarakan?”

“Tentu kau.”

“Siapa yang akan bunuh diri?”

“Memang ada seseorang selain kita berdua?”

“Kau ini bodoh?” Andreas mengedipkan matanya beberapa kali dan melepaskan cengkramannya. “Aku tidak ingin bunuh diri. Tak ada yang akan bunuh diri disini. Aku hanya ingin memastikan sesuatu.”

“Oh,” Andreas lega mendengar jika Erros tidak akan bunuh diri dengan menjerat lehernya, ia merasa semakin bodoh setelah memiliki prasangka seperti tadi. “Mengapa tidak kau katakan sedari tadi.”

“Kau tidak bertanya.” Erros kembali melanjutkan gerakannya. Sedangkan Andreas benar benar merasa dirinya bodoh dan Erros kini semakin cerdas saat membuat sahabatnya terlihat bodoh.

“Aku merasa ada yang aneh dengan kursi ini.” kata Erros. Andreas menatap Erros yang tengah berusaha mendorong langit langit dengan kedua tangnnya. “Untuk apa ada sebuah kursi? Ini tak tampak seperti furnitur dari hotel. tidak ada meja untuk bangku di ruangan ini Dan juga tingginya tak biasa.”

Andreas baru sadar, jika keberadaan sebuah kursi memiliki arti yang besar bagi sebuah pemeriksaan. Erros benar benar dapat diandalkan. Tak salah jika bos mempercayakan misi ini pada Erros, dan juga sebutan sang jenius dari Dark London bukan hanya sebuah isapan jempol.

Erros masih mendorong langit langit dari berbagai sudut. ia tak putus asa. Ia terus berusaha, hingga usahanya membuahkan hasil.

Saat posisi kedua tangan erros yang mendorong langit langit berada disudut kiri, muncul sebuah retakan di sisi lainnya.

Apa ini? batin Erros saat melihat sebuah retakan berbentuk setengah lingkaran dengan diameter yang cukup besar.

Erros dan Andreas saling pandang. Berkomunkasi lewat tatapan. Mereka mengangguk, menyetujui sesuatu tanpa ada sebuah percakapan.

Erros kembali mendorong langit langit ditempat yang sama, hingga retakan berbentuk setengah lingkaran itu terbuka dan membuat sebuah lubang yang menyatukan langit langit dengan sebuah ruangan
Erros menatap Andreas sebelum kemudian menatap lubang tersebut, membuat berbagai pertanyaan berputar dalam otaknya.

Apa yang akan ia lakukan setelah sebuah ruang rahasia ditemukan? Apa yang mungkin mereka temukan? Apa ada sebuah petunjuk dalam ruang rahasia ini?

Tanpa menghiraukan pertanyaan pertanyaan itu, Erros membuat tambang di tangannya menjadi simpul laso dan melemparnya kedalam langit langit, berharap tambang itu menjerat sesuatu yang dapat menjadi jalan masuk mereka.
Lemparan pertama. Dengan cepatnya tambang itu kembali.

Lemparan kedua. Tambang itu menjerat sesuatu. namun karna tidak cukup kuat, tambang itu lagi lagi kembali.

Saat lemparan ketiga, Ia gunakan keberuntungan dan juga pengharapan saat melempar tambang itu.

Beberapa detik menunggu, tambang itu tak juga kembali. Hingga akhirnya Erros menarik tambang tersebut dan sadar jika tambangnya menjerat sesuatu yang cukup kuat.

Erros menatap Andreas. Seakan berbicara- aku duluan, selanjutnya giliranmu.

Erros mengenggam tambang dengan erat. Namun, sebelum memanjat tambang Erros terlebih dahulu megecek keadaan sekitarnya. Setelah ia rasa aman, barulah ia memanjat dengan perlahan. Butuh beberapa waktu untuk mencapai langit langit. Baru setelahnya, ia membantu Andreas untuk sampai ke langit langit.

Gelap. Jika mereka berdiri tegap maka kepala mereka akan menemukan puncak langit langit. Hanya itu yang dapat mereka lihat dan mereka rasakan dalam gelapnya ruangan itu.

Andreas mengambil sesuatu di mantel bagian dalamnya, Sebuah senter. Segera Andreas menghidupkan senter itu dan mengedarkan cahayanya ke seluruh ruangan yang cukup luas tersebut.
Perlahan lahan Andreas berjalan di depan, menjadi penerang jalan. Semua yang tersorot cahaya senter hanyalah benda dengan kain putih yang menutupinya. Tak ada yang aneh.

“Apa ini ternyata memang sia sia?” tanya Andreas terlihat sedikit kecewa karna hal yang mereka lakukan selama ini hanyalah sebuah kesia siaan.

Sayang tempat ini tertutup rapat. Jadi tak ada sedikitpun angin keputus asaan yang berhembus. Atau mungkin itu juga berarti semua ini bukanlah sebuah kesia siaan.

“Bersabarlah Andreas,” kata Erros sembari menepuk pundak Andreas. “Keberhasilan tak datang begitu saja. Diperlukan sebuah usaha, setelah itu keberhasilan akan datang, bukan?”

Andreas mengangguk. Ia kembali menyinari jalan yang akan mereka lewati. Walau di setiap langkahnya terucap ‘Apa ini akan membuahkan hasil? Atau membuahkan sebuah kegagalan?’

“Erros,” Andreas menghentikan langkahnya. “Apa kau mencium sesuatu?”

Erros menatap Andreas dengan tatapam bingung. Ia tak mencium sesuatu yang aneh. Ia hanya mencium aroma debu dan juga apak.

“Ini,” Andreas mengendus udara di sekitarnya. semakin lama Andreas terlihat seperti anjing pelacak yang handal. “Aroma ini...” Andreas berjalan menuju benda yang berselimut kain putih. Benda itu memiliki ukurannya lebih tinggi dari yang lain. Ukurannya setengah dari tinggi Erros.

Seakan angin dari dewi keberuntungan berhembus padanya, Andreas kembali mendapatkan kepercayaannya akan keberhasilan misi ini hanya karna udara yang menguarkan aroma parfum.

“...Aroma parfum Seravian.” Errros menatap Andreas kemudian beralih pada benda berselimut kain putih tak jauh darinya.

“Jangan bercanda.” kata Erros.
“Untuk apa?”

Andreas menatap benda yang terselimut kain putih tersebut. Berharap hanya dengan begitu ia dapat melihat sesuatu didalamnya. Berharap jika dewi keberuntungan tidak hanya memberikan keberhasilan yang semu.

Apa yang ada di balik kain itu? batin Andreas bertanya pada diri sendiri. Mengapa memiliki aroma yang sama dengan parfum milik Seravian? Apa itu Seravian? Atau... itu Seravian yang telah....Tidak! jangan berpikiran aneh Andreas!

Andreas berjalan perlahan mendekati sesuatu yang terselimuti kain putih itu. Semakin dekat ia, semakin cepat pula detak jantungnya. Hingga membuatnya bingung, ini merupakan sebuah pertanda baik atau buruk?

Seakan menggunakan efek slowmotion, tangan Andreas begitu lambatnya mencapai kain putih tersebut. Setelah mendapatkan posisi yang cocok, ia genggam kain itu erat erat. Dalam hati ia menghitung dari satu sampai lima. Berharap di hitungan kelima waktu akan berhenti dan memaksanya untuk menghentikan gerakan. Namun apa daya, waktu tetap berjalan dan itupun membuatnya mau tak mau menarik kain putih itu.

Saat itu juga oksigen menghilang begitu saja, membuat Andreas dan Erros kehilangan udara yang dibutuhkan paru paru mereka. Mata mereka membelalak. mereka mengeratkan kepalan tangan hingga menciptakan buku buku putih.

“Seravian...”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro