Lelah
Hari demi hari cepat berlalu bagi orang lain, namun bagi Keysha semua terasa lambat. Semua hari baginya sangat menyakitkan. Hari berlalu pun esoknya tetap menyedihkan. Dialah seorang anak kelas 10 SMA Pelita Jakarta Timur, Pulo Gadung. Parasnya cantik hanya saja dia sangat tertutup dengan lingkungan. Setiap hari hobi dia adalah membaca buku ilmu pengetahuan alam dengan ditemani musik sebagai bagian dari hidupnya. Gadis bermata belo ini hanya menyukai tempat sunyi dan keindahan dimana ia bisa berbaur dengan alam. Tak jarang, sepulang sekolah ia selalu pulang akhir karena ingin menyendiri di sana.
Dia tak usil, namun teman-temannya suka sekali mengganggunya. Dia kerapkali dijadikan kambing hitam. Setiap di taman sekolah ia melampiaskan diri. Sejenak ia menatap langit yang mulai hangat karena berganti sore. Ia hanya ingin melakukan hal yang diinginkan, bukan berarti ia tak ingin membaur bersama banyak orang. Untuk memulainya saja ia sudah grogi, namun Keysha Faradila termasuk orang yang cerdas. Tiap kali ada pelajaran bahasa Inggris, temannya selalu saja merayunya dengan harapan diberi contekan. Itu sudah biasa baginya.
Namun, sesabarnya orang pasti memiliki batas. Bagaimana mungkin ia yang telah belajar dengan sungguh-sungguh, namun dengan mudah banyak orang yang meminta jawaban darinya. Jika dibilang sekolah adalah tempat mencari ilmu dan mendapat teman sejati, itu tak berlaku baginya. Siapa yang mau berteman dengan seorang sepertinya gadis yang kemana-mana sendirian dan cuek.
Bagi Keysha sekolah adalah tempatnya mencari ilmu untuk mendapatkan nilai terbaik yang dilakukan beberapa tahun, setelah itu lulus dari penjara. Masa bodoh dengan perkataan orang jika ia tak punya teman. Karena sejatinya orang hanya bisa memberi kritikan tanpa membantu.
Karena kesal, ia dengan tegas menolak Adel, gadis populer yang selalu saja mengganggunya. Kebetulan sang pengawas sedang mengambil lembaran kertaa ujian yang kurang
"Aku gak tahu jawabannya, Del. Kalau kamu punya otak, pasti bisa mikir " Keysha berucap ketus dengan emosi yang mulai menyulut.
Adel hanya memalingkan wajahnya lalu memberi kode pada beberapa temannya. Mereka sepakat untuk maju mendekat ke arah Keysha.
"Oh jadi gitu ya sekarang. Sadar dong, lo siapa. Mana ada yang berteman sama cewek kayak lo itu."Adel menyeringai pertanda ia menang.
Sementara teman sekelas hanya menyaksikan mereka. Awalnya mereka fokus pada soal namun karena ucapan Adel dengan nada tinggi membuat semua tertarik untuk melihat apa yang terjadi.
"Kamu yang gak punya adab. Sekolah Cuma modal banyak temen doang!" Keysha tak mau kalah.
"Sini lu," berontak Dira, teman akrab Adel.
Pun Dira menjambak keras rambut Keysha dibantu dengan Adel. Merasa kesakitan, akhirnya Keysha memutuskan untuk menjambak balik rambut kedua orang tersebut.
Erika yang mengetahui bahwa Pak Andre telah mulai menampakkan diri pun mulai membisikkan ke arah kedua temannya.
Adel pingsan. Sebenarnya ia hanya berlagak saja.
"Loh, Del, kamu kenapa?" tanya Erika
"Wah parah kamu nih Keysha. Kok tega sekali kamu sama Adel. Jika kamu mengira Adel yang jahat terbukti kamu yang jahat dengan bukti ini." Erika menyalahkan Keysha.
"Baru Bapak tinggal beberapa menit saja sudah gaduh. Kenapa ini Adel?!" tanya Pak Andre dan langsung meletakkan tumpukan kertas di mejanya.
"Adel, pak. Tadi pingsan habis dijambak sama Keysha." Dira langsung menangis dengan kepalsuan.
"Keysha! Kamu ikut bapak ke ruangan BK. Sekarang!"
"Sementara ujian ini, pengawas akan digantikan oleh Bu Linda." Pak Andre mulai kesal.
Keysha tak pernah menunjukkan dirinya lemah walau di dalam ia lemah dan sakit, karena ia tahu tak ada orang yang mempedulikannya.
Lempar batu sembunyi tangan. Itulah yang tepat untuk menggambarkan sikap Adel. Keysha yang dari keluarga miskin pun kasihan pada orang tuanya. Ia harus mendapat penghargaan untuk bisa lukus dengan nilai sempurna, tapi itu sirna karena sifat Adel.
Bagaimanapun juga Keysha tak cengeng layaknya anak lainnya. Ia berusaha untuk mengatasinya sendiri.
"Kamu kenapa Keysha, ada masalah apa dengan Adel hingga dia pingsan?!" Bu Rika memulai pembicaraan. Beliau merupakan guru BK.
"Saya tidak merasa ada masalah dengan dia, hanya kesal. Saya belajar sudah sampai lelah dia dengan seenaknya minta contekan pada saya. Mungkin dia pingsan itu hanya aktingnya saja." Dengan bijak, ia berucap.
"Orang pingsan masih saja dibilang akting!" hardik bu Rika.
"Saya hanya memberi masukan, jika untuk mengetahui dia pingsan benar atau bohongan, Ibu bisa datangkan tim medis." Tak ingin kalah, Keysha berkata dengan tegas. Biar bagaimanapun ia sudah kesal dengan semua orang yang selalu membela Adel.
"Baik, benar juga kamu." Bu Rika pun sependapat dengan Keysha.
Entah mengapa Keysha yang selalu grogi kini berkurang. Walau begitu sifatnya masih saja cuek.
Di sisi lain, ada Zania yang selalu saja merasa khawatir dengan keadaan Keysha. Ia yang selalu memperhatikan Keysha diam-diam, hanya saja ia tak berani karena Adel. Adel yang selalu menghasut agar Keysha tak punya teman.
Bagaimanapun itu, pasti ada orang yang baik. Karena manusia itu beragam.
Bu Rika mendatangkan tim medis tanpa sepengetahuan siapapun kecuali Keysha. Karena beliau ingin membuktikan kebenaran Keysha.
'Haduh gawat kayaknya ada dokter di sini.' Adel mulai panik.
"Baik, Bu Rika mana anak didik Ibu yang sakit?" Dokter Zevan penasaran dengan pasiennya.
"Itu, Pak di dalam ruangan UKS."
"Baik, Ibu bisa ikut kami juga." Dokter tersebut menyuruh Bu Rika agar Bu Rika bisa tahu sebenarnya apa yang terjadi.
"Iya, Pak." Bu Rika menggangguk.
Gadis dengan rambut terurai panjang yang sedang terbaring dj UKS terlihat panik sekarang.
"Sebenarnya, dia sehat. Hanya saja kenapa bisa sampai pingsan. Dan tak terlihat lebam." Dokter Zevan menjadi aneh terhadap Adel.
"Kok bisa ya Dok?"
"Kalau begitu, akan kami suntik saja atau bisa jadi nih dia kelelahan ringan." Dokter berkulit putih dan gagah tersebut sudah tahu jika Adel berbohong.
Kebetulan, Adel takut dengan suntik dan ia memutuskan untuk bangun daripada harua menahan sakit.
Bu Rika terbelalak, tak menyangka Adel bakalan bangun.
"Adel, kamu sudah sembuh? Bukannya pingsan ya. Apa kamu takut sama suntik?"
"Loh Bu emang saya tadi pingsan, tapi sekarang enakan ya saya bangun dong." Adel berdalih.
"Nah, gak ada alasan lagi. Kamu berbohong ya. Ayo ikut ke BK."
Ibu Rika mempercepat langkahnya sembari menggandeng Adel.
"Saya gak salah, Bu. Kenapa saya yang disuruh ke BK," rengek Adel.
Sementara itu, sesampainya di ruang BK, Bu Rika pergi dahulu untuk memanggil teman sekelas mereka berdua.
"kalian di sini, jangan bertengkar!"
"Erwin kamu ikut saya ke ruangan BK," pinta Bu Rika.
Di ruangan BK tampak tegang. Semua takut jika terkena masalah yang mengakibatkan penurunan nilai ujian.
"Erwin, jelaskan apa yang terjadi sebenarnya?!"
Adel menatap Erwin seakan memberi ancaman.
"Gak ada Bu."
"Jujur saja. Daripada kalian semua saya rekomendasukan agar dikeluarkan dari sekolah."
"Saya tadi melihat jika Adel dan teman akrabnya meminta contekan. Karena tak mau memberi jawaban, Keysha pun dijambak sama mereka. Tapi saya sendiri lihat pas ada Pak Andre datang dan Adel berlagak pingsan."
"Adel, kenapa kamu melalukan ini semua?!" tukas Bu Rika.
"Ya, saya gak suka aja dengan sifatnya dia yang tertutup."
"Semua orang punya sesuatu yang membuat dia tertutup. Sekarang bagaimana perasaan kamu Keysha dan kenapa kamu menjadi tertutup. Ibu tak akan marah."
"Saya dari dulu selalu saja ditjnggal sama orang tua karena kesibukan mereka dan ekonomi kami yang melemah. Hal ini membuat saya menjadi seorang yang penyendiri dan tertutup. Kakak juga tak peduli dengan keadaan. Saya memang suka grogi, saya cuek memang karena kebanyakan orang suka menghina keluarga saya."
"Nah, Adel kamu tahu sendiri kan bagaimana Keysha ini. Pikir dulu, seharusnya kamu itu malah memahaminya bukannya malah membencinya. Keysha itu anak yang pintar dan bijak. Dia cocok jadi kandidat OSIS."
"Tapi, saya pemalu, Bu."
"Ya karena kamu belum mencoba. Ibu yakin kamu bisa."
"Ya, Bu saya akan coba kalau begitu." Keysha tersenyum hangat pada Bu Rika.
"Aku minta maaf selama ini kasar sama kamu. Aku tahu perjuangan kamu melelahkan." Adel meneteskan air mata.
"Iya. Aku udah maafin kok." Keysha tersenyum bahagia.
Bully adalah hal yang bisa membuat orang berubah seperti Keysha yang mengalami sakit hati. Bahkan depresi, namun beruntung Keysha adalah tokoh yang kuat. Jangan suka bully dan hargailah sesama. Orang yang dibully akan membenci siapapun karena merasa hidupnya tak bahagia dan ia menjadi takut, bisa juga menjadi sosok yang keras.
-Tamat-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro