Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 9

Selamat Membaca

Pagi ini, menjadi pagi yang berbeda dari biasanya untuk Addam. Jika biasanya, Addam terbangun sendiri di ranjang king size pada kamarnya, dengan pemandangan langit - langit kamar yang didekorasi dengan warna langit cerah. Pagi yang membosankan bagi pria usia 28 tahun ini.

Namun kali ini sangat berbeda, sebab pagi ini Addam terbangun dengan seorang wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Kelinci kecil ini bahkan tampak tertidur sangat nyaman dalam dekapan Addam. Yunna juga tidak merasa terganggu dengan sinar matahari yang malu - malu menyusup dari balik gorden jendela kamar. Sungguh pemandangan yang sulit untuk ditolak Addam.

Tangan pria ini kemudian secara perlahan, sangat pelan, menyentuh anak rambut yang tampak menganggu tidur Yunna. Jari besarnya membawa helai rambut itu ke belakang telinga Yunna, membuat netra hitam legamnya bisa lebih leluasa memandang wajah cantik Yunna. Ini mengingat Addam tentang hubungan pacaran mereka di masa lalu.

Merasa cukup telah menikmati pemandangan paginya, Addam pun berniat menggeser tubuhnya dari Yunna. Pria ini harus segera bersiap membersihkan diri, karena dia memiliki jadwal yang cukup padat untuk tugasnya sebagai pemimpin Elite. Tapi, gerakannya justru membuat Yunna merasa terusik, wanita itu tampak bergerak mendekati Addam.

"Emmmhhh," erang Yunna kemudian mengusupkan tubuhnya pada tubuh kekar Addam.

"Aku tau kamu sudah bangun, Baby. Jadi bisa lepaskan tubuhku?" ucap Addam yang harus kembali memeluk tubuh Yunna.

"Nggak mauuu, kau tau kita baru saja tidur. Tapi kau berniat meninggalkan aku," rajuk Yunna dengan nada manja.

Addam bisa melihat, perlahan kelopak mata Yunna yang menutupi sepasang netra karamel wanita itu, mulai terbuka. Yunna mengangkat wajahnya ke arah wajah Addam, membuat keduanya bisa saling menatap satu sama lain. Addam bisa melihat, di dalam netra karamel itu, ada bara api yang sangat kecil, api yang bisa menarik Addam dalam kegiatan panas tanpa henti.

"Honey, kau tau ini sudah pagi," ingat Addam, mencoba menghentikan niat dibalik sikap manja calon istrinya.

"Ya, tapi kita baru saja tidur. Apa tidak bisa, kita melanjutkan tidur kita dulu?"

Ucapan Yunna berhasil membuat Addam menarik bibirnya, membentuk senyum kecil yang jarang dia perlihatkan. Addam sangat menyukai sifat menggemaskan dari Yunna, itu membuat pesona Yunna semakin bertambah. Apalagi sifat manja itu, hanya Yunna berikan pada orang - orang terdekatnya.

Kembali lagi pada ucapan Yunna, meski ucapan Yunna memang benar, tentang mereka yang baru saja tidur. Sebab kegiatan panas tadi malam, tidak berhenti dalam satu atau dua kali, tapi berkali - kali. Sampai rasa kantuk menyerang tubuh mereka, barulah mereka menghentikannya. Itulah sebabnya, Addam tidak suka jika dia tidur dengan Yunna. Karena Addam pasti menjadi lupa waktu.

"Aku memiliki jadwal lain, Kelinci kecil. Jadi kamu lanjutkan tidurmu, dan aku akan pergi lebih dulu," ucap Addam.

Dengan cepat tubuh Yunna bangkit dari posisi tidurnya, kemudian kakinya terbuka agar bisa lebih mudah duduk di atas tubuh Addam. Hal itu tentu saja membuat Addam bisa melihat tubuh polos Yunna. Addam lupa memakaikan baju untuk Yunna!

"What? Apa kau lupa kalau minggu ini kita akan menikah?" tanya Yunna.

"Tentu saja tidak."

"Kalau begitu, ayo kita tidur sedikit lagi. Karena nanti kita harus fitting baju," perintah Yunna.

"Tapi ini sudah jam 7, sayang. Tidak mungkin aku melanjutkan tidur, sedangkan aku ada rapat dengan CEO Orlando jam 9," jelas Addam, yang mengingatkan bahwa mereka akan bertemu di ruang rapat sebagai CEO Yunna dan COO Addam.

Kerja memang bagian dari rutinitas hidup manusia. Tapi untuk Addam, kerja adalah hal pokok yang tidak boleh terlewatkan, meski pria itu dalam kondisi libur atau sakit, Addam pasti akan tetap melakukan pekerjaannya. Sayangnya, Yunna tidak akan membiarkan Addam masuk kerja untuk beberapa hari ke depan. Sebab, mereka harus mempersiapkan pernikahan.

Kedua tangan Yunna kemudian menarik tubuh Addam hingga terduduk. Tapi tarikan itu membuat tubuh Yunna hampir terjatuh ke belakang, tangan Addam dengan cepat menarik pinggang Yunna. Sampai Addam bisa merasakan dada mereka bertabrakan.

Tatapan Yunna yang tadinya menatap lurus, perlahan kelopak matanya menurun, membuat fokus matanya pada bibir Addam. Setelah itu, kedua tangan Yunna menyusuri leher Addam, menarik pria itu dalam ciuman lembut, yang perlahan menjadi ciuman menuntut. Yunna bisa merasakan bukan hanya Yunna yang menginginkan ini, Addam pun sama sepertinya.

Yunna mendorong tubuhnya sendiri, agar lebih erat memeluk tubuh besar Addam. Lumatan demi lumatan yang mereka lakukan, diiringi dengan gesekan pada bagian bawah tubuh mereka. Hal itu perlahan berhasil membuat bagian bawah Yunna terasa basah, Yunna sangat menginginkan pria ini.

"Kita sudah melakukannya sepanjang malam, Sayang," bisik Addam.

Yunna tersenyum nakal melihat calon suaminya masih memiliki logika. Padahal Yunna tau, hal selanjutnya yang harus mereka lakukan adalah penyatuan. Karena bukan hanya Yunna saja yang menginginkn Addam, Addam juga menginginkan Yunna.

"Satu kali ini, Prince."

"Bagaimana dengan rapatnya? Kita harus memilih model untuk promosi resort bulan depan."

Yunna sangat paham tentang detail rapat yang akan mereka bahas. Sebab, model yang akan mereka pilih kali ini adalah model luar, karena mereka mengincar pelanggan dari luar negeri. Jadi dengan dipilihnya model dari luar, Yunna dan Addam berharap akan mendapat impact yang bagus pula.

Tapi masalahnya, jika apa yang Yunna inginkan tidak dikabulkan. Yunna akan menjadi sangat liar, dan tidak terkendali. Sekarang saja, tangan kanan Yunna sudah menyusup di bawah sana, menggenggam milik Addam, dan mengarahkannya pada milik Yunna. Wanita ini sedang nekat!

"Hentikan, kelinci kecil."

"Atau kau ingin melakukannya sambil rapat? Kita belum belum pernah melakukannya bukan?"

Tepat setelah itu, Yunna mendorong paksa miliknya untuk bersatu dengan milik Addam. Yunna bahkan sampai harus memeluk Addam, untuk mengurangi rasa sakit akibat milik Addam yang begitu besar dan panjang. Dorongan Yunna terus dia lakukan, sampai beberapa detik kemudian akhirnya milik Addam berhasil masuk sempurna.

Aaaahhhh.

Aaarrgggg.

"Ayo lakukan lagi, Prince."

"Jangan salahkan aku, jika setelah ini kau mendapatkan suami pengangguran. Karena CEO Orlando memecat saya nanti siang," ucap Addam.

Yunna hampir tertawa mendengar ucapan Addam yang lebih tepatnya bisa dikatakan sebagai sindiran. Karena mereka berdua sudah tahu, bahwa CEO Orlando yang katakan Addam adalah Yunna. Dan meskipun ketika di ranjang, mereka seperti sepasang kekasih yang saling mencinta. Tapi ketika di kantor, mereka akan seperti kucing dan tikus yang tidak pernah akur.

Apalagi jika sifat perfeksionis Yunna kambuh, dipadukan dengan sifat otoriter Addam yang tidak suka dengan fashion style Yunna. Kehidupan kantor pasti akan menjadi sangat menarik.

"Untuk kali ini, aku yakin CEO Orlando tidak akan memecatmu. Wanita itu pasti mengerti dengan alasanmu terlambat," jawab Yunna.

Setelah itu, Addam pun mulai menghentak - hentakkan miliknya ke dalam milik Yunna. Keduanya kemudian larut dalam percintaan kembali, membuat mereka melupakan waktu yang terus berjalan.

***

Yunna kesal dengan ide Mommy-nya, yang membuat Yunna tidak bisa memakai bikini di acara pesta pernikahan. Mommy-nya ternyata telah menyiapkan gaun pemberkatan dan gaun pernikahan yang begitu anggun, dan hanya mengijinkan bagian punggung Yunna yang terekspos.

Di depan cermin, Yunna menatap pantulan gaun yang sedang dia pakai. Gaun putih itu terlihat cocok dengan kulit putihnya, Yunna berputar sekali untuk melihat bagian belakangnya yang tetap menonjolkan kesan seksi. Wow, selera Mommy-nya ternyata tidak jauh beda dengan Yunna. Sayangnya, yang Yunna inginkan adalah model gaun bikini.

"Cantik," puji Addam yang tiba - tiba masuk ke dalam ruang ganti.

Seluruh pelayan yang membantu Yunna pun langsung keluar, untuk memberi ruang pribadi pada pelanggan mereka. Addam kemudian berdiri di sebelah Yunna, pria itu ternyata juga memakai tuxedo yang akan mereka kenakan saat pernikahan. Di depan pantulan cermin, terlihat seperti melihat sepasang pengantin.

"Ya, aku sudah tau kalo aku cantik."

"Bukan. Tapi gaunnya sangat cantik, Tante Rein benar - benar pintar memilihnya," puji Addam pada calon mertuanya.

Yunna menatap ke arah Addam, "Kalau ingin memuji Mommy, lebih baik lakukan di depannya. Jangan melakukannya di depanku!"

"Aku tidak memuji beliau, tapi aku hanya mengatakan fakta," elak Addam.

"Dengar!" Yunna mendorong tubuh Addam. "Meski itu Mommy, aku tetap tidak suka pria milikku memuji wanita lain," ancam Yunna.

Setelah mengatakan itu Yunna berjalan pergi meninggalkan Addam. Melihat wajah kesal Yunna yang cemburu, tidak bisa menahan Addam untuk tidak tertawa. Yunna memang menggemaskan, wanita itu selalu saja berhasil membuat Addam kehilangan sifat dinginnya.

Tapi sebuah getaran dari ponselnya, membuat Addam kehilangan wajah senangnya. Itu adalah misi acak yang biasa para anggota Elite dapatkan. Tapi kali ini, misi itu harus dijalankan oleh Addam, yang sayangnya misi itu harus selesai 1 hari sebelum pernikahan Addam dan Yunna.

"Pelabuhan 01.00 a.m."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro