Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 6

Selamat Membaca

Teriakan pengunjung mengiringi kepergian Addam yang membawa tubuh Yunna di punggung kokoh pria itu. Tubuh seksi Yunna bahkan sampai terbungkus jubah mantel besar, agar baik itu paha, ataupun punggung polos wanita itu, tidak lagi menjadi tontonan gratis pria lain.



Wuuooo!!!



Sedangkan Juna dan Gibran yang melihat adiknya bagai karung beras, hanya bisa tertawa terbahak-bahak. Mereka bisa membayangkan, ekspresi kesal sang princess kesayangan yang diperlukan seperti itu. Tapi memang malam ini, Yunna seperti menjadi wanita yang luar biasa bebas. Sangat berbeda dari sebelum - sebelumnya.



***


"Lepas!!!" seru Yunna.



Tepat ketika mereka sampai di tempat parkir. Tubuh ramping Yunna, akhirnya bisa bebas dari posisi tidak nyaman di atas punggung kokoh Addam. Sungguh, Yunna tidak bisa lagi menahan amarahnya.


Yunna adalah princess, seorang putri yang seharusnya digendong ala bridal style, di kedua lengan kokoh pria itu. Hingga akhirnya, semua orang akan berpikir, betapa manisnya perlakuan Addam pada Yunna.


Tapi! Tapi sekarang, barusan, apa yang menimpa Yunna. Sungguh jauh dari kata manis. Tubuh ramping Yunna, yang memiliki keindahan yang selalu membuat kaum hawa merasa iri. Tadi dipermalukan dengan diangkat bagai barang tidak berharga.


"Apa yang kau lakukan di sini, kelinci kecil?"


"Mencari calon suami, tentunya."


"Di dalam kawanan serigala? Apa kau sudah tidak waras?"


"YA! AKU MEMANG SUDAH TIDAK WARAS! AKU SUDAH JADI GILA KARENA SEORANG ADDAM MENOLAKKU! KAU PUAS!!!"


Tangan mungil Yunna mengambil jas hitam yang sempat melekat pada tubuhnya. Sambil memberi tatapan tajamnya pada pria yang ada di depannya. Kemudian jas hitam itu, dia lempar kembali pada Addam.


Setelah itu, Yunna pun memilih memutar tubuhnya. Berniat meninggalkan pria dingin itu, karena memang rencana Yunna adalah mencari calon suami di sini. Dan nama Addam, sudah dia coret dari daftar calon suaminya.


Apalagi, telah menguasai Yunna, dan wanita ini tidak ingin meluapkan amarahnya pada pria kulkas yang tidak memiliki hati seperti Addam. Itu lebih menyakitkan dibanding Yunna kehilangan coklat kesayangannya.



"Kau mau pergi ke mana?" tanya Addam yang melihat Yunna berjalan sendiri.



"Suatu tempat, yang jauh dari kamu!" seru Yunna.



Addam menghela napas sejenak, kelinci kecilnya sepertinya memang sedang marah atas perbuatannya. Pria dingin ini pun mengambil langkah besar, sebelum kemudian berjalan tepat di samping Yunna.



"Kau marah padaku?" tanya Addam.



Yunna masih memilih diam, tapi kakinya tetap berjalan menuju lift. Malam ini, dia memang berencana menginap di bangunan hiburan, yang memiliki tempat menginap ini. Jadi, akan lebih baik Yunna segera sampai lift, dan menghindari Addam.



"Kau tau bukan, pria di diskotik belum tentu baik?" tanya Addam.



Sampai di depan pintu lift, tubuh Yunna berjalan mendekati Addam, membuat punggung pria itu menyentuh dinding. Tangan Yunna menyentuh dinding, dan memenjarakan Addam dalam kurungan kecilnya.



"Setidaknya, dengan begitu aku bisa mendapatkan pria untuk diajak nikah!" kesal Yunna.



Tunggu! Apa baru saja Addam mendengar bahwa Yunna mencari pria di diskotik, untuk dinikahi wanita itu? Lagi? Apa itu artinya Yunna serius ingin mencari calon suami di sini?



Setelah mengatakan itu, Yunna menarik tangannya, berniat memberi jarak di antara keduanya. Namun, tarikan pada pinggang ramping yang sialannya tidak tertutupi dress yang dia pakai. Tentu saja membuat keduanya berada dalam posisi intim.



"Kau mencari calon suami di diskotik? Kau sungguh tidak bercanda?" tanya Addam memastikan.



"Why? Apa ada yang salah?" tanya Yunna seolah tidak paham akan kesalahannya.



Addam memang akui, dia pria brengsek yang memuja tubuh Yunna bagaikan seorang pecandu yang tidak ingin lepas dari narkoba. Tapi dia masih sangat sadar, bahwa wanita sempurna seperti Yunna tidak pantas mendapatkan pria brengsek di diskotik. Yunna pantas mendapatkan suami yang sama sempurnanya dengan wanita itu.



"Ini diskotik, Yunna. Bahkan pria baik - baik saja bisa menjadi brengsek. Dan kau malah mencari calon suami kamu di sini?" ucap Addam yang tidak paham dengan pemikiran Yunna.



Yunna melirik sekilas pada angka yang terus berganti, sebentar lagi lift akan terbuka. Lift yang khusus digunakan untuk pemegang kartu emas, sebagai penyewa kamar mewah yang dia pesan. Setelah itu, tatapannya kembali menatap ke arah Addam.



"Aku tidak peduli. Meski pria itu tenggelam dalam dendamnya, aku tidak peduli. Karena bagiku, mendapatkan suami dalam Minggu ini, adalah hal terpenting," jelas Yunna yang sengaja menyindir Addam.



Ya! Yunna tidak peduli! Ini yang selama ini ingin Yunna katakan pada Addam. Meski Addam memiliki keinginan untuk balas dendam, sampai membuat Addam tidak ingin menjalani hubungan serius dengan Yunna. Yunna tidak peduli! Yang Yunna pedulikan hanya, Addam harus menikah dengan Yunna. Hanya itu, simpel kan?



Tapi, pria itu pasti tidak akan mendengarkan ucapan Yunna. Pria itu pasti berlagak naif, dengan mengatakan bahwa Yunna terlalu sempurna atau Addam bukan pria yang pantas untuk Yunna. Padahal, Yunna sudah berulang kali mengatakan, hanya Addam yang berhak menjadi suaminya Yunna.



Miris sekali cinta Yunna.



TING!!!



Tepat sesuai dengan dugaan Yunna, pintu lift terbuka. Tangannya pun menyentuh tangan Addam, melepaskan tubuhnya dari dekapan hangat pria itu. Wanita itu kemudian berjalan memasuki pintu lift. Dalam benaknya saat ini, wine adalah teman terbaiknya. Dia butuh mabuk.



"Apa kau seputus asa itu?" tanya Addam.



Yunna sudah masuk ke dalam lift, tangannya menekan tombol untuk menutup pintu. Tapi tangan Addam menekan tombol untuk membuka pintu. Hal itu membuat keduanya harus saling berhadapan, Yunna pun memutar bola matanya sejenak.



"Aku sudah bilang bukan, Penthouse jam 8 p.m. Dan kau tidak datang, jadi untuk apa aku menjelaskan semuanya padamu?" ucap Yunna menekan tombol menutup pintu.



Tapi sayangnya, Addam menekan tombol membuka pintu. "Aku ada urusan," ucap Addam.



"Di diskotik?" tanya Yunna, meremehkan urusan Addam. Lagi pula, urusan apa yang dimiliki oleh Addam. Sampai pria itu justru memilih mendatangi diskotik, dibanding mendatangi Penthouse milik Yunna?



Addam tidak mungkin mengatakan pada Yunna, bahwa Addam baru saja menyelesaikan rapatnya sebagai pemimpin organisasi dunia bawah bernama Elite. Addam tidak ingin menarik Yunna dalam kegiatan kotornya, karena Yunna hanya pantas menjadi sosok bintang yang bersinar.



"...."



"Jika kau tidak ingin menjelaskannya, bisa tolong berhenti menekan tombol?"



"Apa aku tidak memiliki kesempatan kedua?" tanya Addam.



"Apa itu artinya kau mau menjadi suamiku?" tanya Yunna memastikan.



Dua orang yang memiliki karakter berbeda ini, perlahan mulai saling menatap. Tatapan mereka seolah sedang mencoba menyelami dari masing - masing pikiran mereka. Yunna yakin, masih sangat yakin, bahwa Addam bukan pria yang mau untuk melakukan pernikahan. Tapi Yunna juga yakin, kalau pria itu tidak akan memberikan Yunna pada pria lain.



Jadi, sebelum mereka melangkah lebih jauh lagi. Yunna harus memastikan bahwa Addam harus menjadi suaminya. Setidaknya pria yang merupakan cinta pertamanya ini, tidak menjadi milik wanita lain. Sedangkan Addam, pria ini perlahan mulai melangkah memasuki lift, membiarkan pintu melahap tubuh mereka.



"Jika itu bisa membuat kamu berhenti melakukan hal gila. Aku mau menjadi suamimu," ucap Addam.



Jarak di antara mereka yang begitu tipis, perlahan semakin membuat pikiran mereka untuk saling mendekat. Hembus napas Addam bahkan bisa Yunna rasakan mengenai parasnya. "Tapi terlalu banyak hal gila yang ingin aku lakukan denganmu, Prince," lirih Yunna.



Prince!



Tepat setelah mengatakan itu, tangan kecil Yunna menarik leher Addam ke arahnya. Kepalanya bergerak miring untuk mempermudah bibirnya melahat bibir pria dingin itu. Dia tidak peduli dengan kamera CCTV yang menyoroti mereka. Bagi Yunna, bersama dengan pria ini, melepas hasrat panas mereka adalah suatu keharusan.



Tangan Addam pun menarik tubuh Yunna, agar semakin masuk dalam dekapan pria itu. Ciuman yang Yunna kira akan dipenuhi hasrat, entah kenapa malam ini seperti ciuman manis karena mendapatkan lamaran. Lucu memang mengatakan ini, tapi Yunna merasa malam ini adalah malam dirinya dilamar.



"Jangan pernah lakukan hal tadi ya?"



"Hal apa?"



"Aku tidak suka, kelinci kecilku menyerahkan diri pada sekelompok Serigala."



Hahaha.



"Tapi aku boleh melakukannya padamu 'kan, Prince?"

***
17 Februari 2023


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro