Bab 26
Selamat Membaca
Padahal, Addam meminta Yunna untuk beristirahat. Tapi sang istri justru mendatangi ruang spa pribadi, dia membiarkan tubuhnya yang sempat terasa lelah, mendapatkan pijatan dengan aroma coklat kesayangannya.
"Hallo, Aunty Jessica?" sapa Yunna pada orang di seberang sana.
"Yunna, aku sepertinya tidak bisa datang ke rumah."
"Kenapa begitu? Apa ada kendala?"
"Sedikit. Jadi aku akan mengirim jadwal kami padamu lewat email."
"Baiklah."
"Oh by the way, selamat untuk pernikahan kamu ya sayang."
"Aunty tau dari mana?"
"Rein dan Belle pamer foto pernikahan kamu di grup."
"Mommy selalu seperti itu. Terima kasih ya Aunty."
"Oh iya, Axel juga datang ya? Ya ampun si playboy itu akhirnya keluar dari tempurungnya."
"Axel?"
"Udah dulu ya, Yuna. Aunty harus kembali bekerja lagi."
Percakapan singkat dengan teman dekat ibunya itu, masih meninggalkan jejak penasaran dari sang princess orlando. Bagaimana tidak? Axel adalah nama pria yang sempat menjadi kekasih Yunna sebelumnya.
Terus, kenapa Aunty Jessika bisa mengenal Axel? Apa mungkin Axel yang dipikirkan oleh Yunna, dengan Axel yang dikatakan oleh Aunty Jessika adalah orang yang berbeda? Lagi pula, mana mungkin Axel yang tinggal di Spanyol, bisa kenal dekat dengan Aunty Jessika?
Tidak ingin terlalu lama memikirkan mantan tampannya, Yunna kemudian melepas earthphone yang sempat terpasang di telinganya. Tangannya memberikan benda kecil berwarna putih itu pada pelayan. Setelah itu, dia memosisikan tubuhnya untuk tengkurap.
Pijatan – pijatan dari tangan cekatan pelayan, perlahan mulai menarik Yunna ke alam mimpi. Ditambah lagi, Yunna memang merasakan rasa kantuk yang teramat besar. Hingga, kesadaran sang nyonya gabriel pun akhirnya terganti di alam mimpi.
"Mmm ... jam berapa ini?" tanya Yunna.
Perlahan Yunna membalikkan tubuhnya, menariknya dari posisi tidurnya yang semula tengkurap. Wanita ini kemudian mencoba mencari kain yang seharusnya menutupi tubuhnya, tapi entah bagaimana justru menghilang.
"Kau mencari ini, bayi mungilku?"
Suara khas milik pria yang sempat mengisi harinya, berhasil membuat Yunna memilih menutup seluruh tubuhnya dengan kedua tangannya. Tapi, merasa tidak berhasil, Yunna pun menarik kedua kakinya, menekuknya tepat di depan tubuhnya.
Meski posisi itu tidak bisa menutupi seluruh tubuhnya, tapi setidaknya bagian dewasa miliknya berhasil diamankan dari pandangan sosok itu. Barulah kemudian Yunna menatap balas pada wajah yang sedang tersenyum padanya. Pria itu ternyata sedang memegang kain sutera milik Yunna.
"Berikan padaku, Dad!" seru Yunna.
Axel tersenyum mendengar kekasihnya memanggil 'Dad'. Netra birunya tidak bisa melepaskan pandangan, dari makhluk tercantik di dunia ini. Pria ini, bisa merasakan, semakin dekat tubuhnya mengarah pada Yunna, semakin besar pula keinginannya untuk bersatu padu dengan wanita tercintanya itu.
Dan ternyata, bukan hanya Axel saja yang merasakan itu. Tubuh Yunna yang sempat menantang berani pada Axel, justru secara perlahan, memilih bergerak mundur. Seolah apa yang dilakukan Axel adalah tindakan berbahaya. Bahkan tarikan napas Yunna sampai terasa menggebu.
"St—stop it! Berhenti di situ, Daddy!" ucap Yunna, kemudian menggigit bibir bawahnya.
"Kenapa? Apa kau menginginkan tubuhku?" tanya Axel.
"Ti—tidak!" Shit! Lidah sialan! Kenapa aku terus menerus berbicara gagap?
Yunna benar – benar marah pada dirinya sendiri. Dia sendiri yang memilih menikah dengan Addam. Tapi dia juga yang masih labil dengan hasratnya! Bukankah itu artinya Yunna adalah jalang sesungguhnya?
Dengan gerakan kasar, Yunna memilih untuk memalingkan wajahnya dari Axel. Dia tidak lagi menghadap ke arah pria itu. Dan Axel yang melihat itu, dia pun melebarkan kain sutera lembut itu, kemudian memakaikannya pada tubuh mungil kekasihnya.
Mendapatkan perlakuan yang begitu lembut, mau tidak mau Yunna perlahan memutar arah pandangannya kepada Axel. Ada goresan bingung atas apa yang dilakukan Axel, karena pria itu hanya memakaikan kain sutera itu, tanpa membiarkan kulit mereka saling bersentuhan.
"Daddy?" panggil Yunna heran.
"Kesepakatannya adalah, aku boleh menyentuhmu, asalkan kau juga menginginkannya. Apa kau lupa itu?"
Lingkaran perjanjian dari hubungan gelap mereka, ternyata masih tetap melekat pada diri Yunna dan Axel. Meski Yunna yakin, pria itu menginginkan Yunna, atau sangat tergila – gila pada Yunna. Tapi, Axel tetap mencoba mempertahankan janji di antara mereka berdua.
"Terus, kenapa kau menghilang? Kenapa kau ... tidak menepati janjimu padaku?"
Ya. Axel baru saja bersikap gentleman, dengan memberikan kain sutera pada tubuh Yunna. Membuat Yunna tidak lagi perlu menekuk kedua kakinya lagi, untuk menutupi tubuhnya. Padahal, bisa saja pria itu langsung menarik Yunna, dan mencurahkan segala hasratnya.
Terus, kenapa bisa Axel melupakan janji sederhana? Setidaknya, jika memang Axel tidak bisa, tidak perlu juga Axel harus menghilang tanpa jejak. Tidak perlu juga Axel mengatakan akan datang.
"....." Namun, dibanding Axel harus mengatakan apa yang dialaminya. Pria tampan ini justru memilih untuk diam. Membiarkan sang kekasih terus mengatakan apa yang dia rasakan.
Mungkin, jika Axel mengatakan apa yang dialaminya. Bisa saja Yunna akan memaafkan dirinya, dan membuat hubungan mereka kembali seperti semula. Tapi, masalahnya, Axel tidak mau, hubungan antara Yunna dengan ibunya, menjadi renggang hanya karena masalah ini.
Menjadi sahabat Reina sejak jaman sekolah menengah pertama. Membuat Axel tahu betul tabiat Reina. Sahabatnya itu akan rela melakukan apa saja, agar apa yang dikiranya benar, bisa terlaksana. Di sisi lain, Yunna masih memiliki ego yang tinggi, yang menganggap bahwa dia adalah pemimpin dalam hidupnya.
Tentu saja, dari dua hal itu, Axel akan memilih diam. Meski Yunna marah dan kecewa besar padanya, Axel akan tetap berusaha meluluhkan keras kepala Yunna. Axel akan tetap mencoba membuat Yunna tidak lagi memikirkan amarahnya saja.
"Padahal, janji yang lain selalu kamu tepati. Tapi, kenapa hanya satu janji itu, tidak bisa kamu tepati? Kenapa Dad? Kenapa!" emosi Yunna mengingat kejadian itu.
"Maaf ... Maafkan aku, Amor. Maafkan pria bodoh ini."
Iya. Pria bodoh yang terjebak dengan ucapan Reina.
"Seandainya ... Seandainya saja, malam itu kau datang, dan bertemu mommy. Mungkin kita bisa bersama, Dad. Mungkin sekarang kita masih liburan di Pedralbes."
Yunna mulai memilih menatap ke lain arah, sepasang netranya tiga – tiba terasa perih. Bahkan sampai mulai mengaburkan pandangan.
"Amor, sayang, maafkan aku. Aku sungguh minta maaf."
"Dan setelah minta maaf, apa semua bisa kembali? Tidak Dad! Tidak bisa! Kau minta maaf pun, tetap tidak bisa mengubah status aku yang sudah menikah. Aku sudah menikah Daddy!!!"
Detik itu juga, gemilang tetesan air berhasil luruh dari netra karamelnya. Ego tinggi sang princess ternyata tidak cukup mampu, menahan diri untuk tidak menangis. Wanita itu bahkan sampai harus memejamkan kedua matanya.
"Aku mohon jangan menangis, Amor. Lebih baik kau marah padaku, pukul tubuhku, tapi tolong ... tolong jangan menangis, sayang. Tangismu adalah rasa sakit yang sangat menyakitkan untuk aku, Baby girl," ucap Axel.
Kedua tangan Axel yang menangkup kedua pipi Yunna, perlahan mulai menarik wajah kekasihnya itu padanya. Axel bisa merasakan, kekasihnya tampak tidak memberi perlawanan. Hingga Axel bisa mengecup kelopak mata Yunna.
Kecupan – kecupan itu, tanpa sadar membuat pertahanan Yunna mulai luruh. Wanita ini tidak lagi membiarkan logikanya mengendalikan tubuhnya. Justru, Yunna tampak begitu pasrah, ketika bibir lancang Axel menyapa bibir Yunna, menariknya dalam sensasi yang dia rindukan.
Masih dengan mata yang terpejam, dua insan yang sudah memiliki pasangan hidup ini, mulai mengikis jarak yang sempat memisahkan tubuh mereka. Bersamaan dengan lumatan intens yang terus menarik pikiran rasional mereka.
Namun, seolah belum cukup puas. Keduanya perlahan membiarkan tubuh mereka kehilangan helai pakaian yang sempat melekat pada tubuh Axel. Sedangkan Axel dengan lembut, menarik kain sutera yang sempat menutupi keindahan tubuh Yunna.
Sambil berciuman, tangan Axel mendorong tubuh Yunna untuk kembali tidur di ranjang nyaman itu. Tentu saja, Yunna mau pun Axel paham dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Penyatuan dalam kubang dosa.
"Axeeeel!!!" teriak seorang wanita yang sangat dikenal Yunna.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro