Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 13

Selamat Membaca

Kedatangan pelayan di kamar yang menjadi tempat istirahatnya, membuat Sakura tidak bisa memejamkan matanya. Pelayan itu tampak menyajikan makanan hangat yang sedap untuk disantap. Namun, sebuah ide tiba - tiba terlintas pada pikiran Sakura.

"Siapa nama kamu?" tanya Sakura pada pelayan.

"Saya, Nona?" Pelayan itu tidak langsung menjawab, jari telunjuknya menunjuk dirinya sendiri.

"Iya."

"Perkenalkan, nama saya Fia, Nona."

Sakura mengangguk sekali, jujur saja, berbicara menggunakan bahasa indonesia sangat sulit untuknya. Jadi, dia hanya bisa mengatakan beberapa kata yang dia mengerti.

"Do you speak english?" (Apa kau bisa bahasa inggris?)

"Yes, I do, Ma'am." (Iya, saya bisa melakukannya, Nona.)

Ada rasa senang begitu mengetahui, kalau pelayan yang melayaninya bisa berbicara bahasa inggris.

"Yokatta. Can I borrow your phone?" (Baiklah. Bisa aku pinjam ponsel kamu?)

"Sorry, Ma'am. We were ordered not to give you any means of communication." (Maaf, Nona. Kami mendapat perintah, agar tidak memberikan alat komunikasi pada Anda.)

Mendengar jawaban yang dikatakan oleh Fia, tentu saja membuat Sakura kehilangan harapannya. Sebab, meskipun Sakura bisa lolos dari penjara orang jahat itu, tapi Sakura belum bisa menghubungi ayahnya yang ada di Jepang.

Padahal, Sakura hanya ingin mengatakan pada ayahnya, kalau dia baik - baik saja, dan dia ingin dinikahkan dengan Pangeran kuda putih, yang menyelamatkan hidupnya. Hanya itu. Sungguh Sakura tidak akan melaporkan apa pun lagi.

Pelayan hotel yang bernama Fia itu kemudian membungkuk sekali, sebelum kemudian dia pergi meninggalkan kamar tempat istirahat Sakura. Suasana kamar pun, akhirnya kembali menjadi hening.

Namun, lain halnya dengan suasana kamar yang ditempati oleh Addam. Kamar yang memiliki ukuran sama dengan milik Sakura itu, tampak dipenuhi dengan aroma gelora dari sepasang calon suami istri ini. Mereka bahkan tidak mau memelankan gemuruh indah suara mereka.

"Eeerrrggg tahanlah sebentar, baby."

Tepat setelah mengatakan itu, Addam mendorong miliknya kuat - kuat sampai tubuh Yunna terkelonjak ke atas, menarik tubuh Addam dalam pelukan eratnya. Yunna kesakitan! Yunna ingin mengamuk! Melampiaskan rasa sakit itu pada tubuh Addam.

Tapi setelah itu, Addam mulai menarik keluar miliknya, membuat milik Yunna terasa kosong. Selang berapa detik, Addam mendorong miliknya masuk ke dalam singgasana miliknya yang ada di istana Yunna. Perlahan rasa sakit yang dirasakan Yunna, ter-ganti gelora panas yang menyerap masuk pada tubuh mereka.

"Aaaahhh Prince!!!"

"Masih sakit honey?"

Kepala Yunna menggeleng, kenikmatan yang dirasakan tubuhnya, mampu membuat dia tidak bisa berkata - kata. Lidahnya seolah kelu, dan hanya menginginkan tubuhnya terus dan terus menikmati rasa nikmat hakiki ini. Tangan Yunna menarik kepala Addam, membuat bibir mereka kembali saling berciuman.

Namun Addam menolak ciuman itu, dia penasaran dengan jawaban dari pertanyaan yang dia katakan barusan. Atau ... lebih tepatnya, Addam senang menggoda kelinci mungilnya ini.

"Kenapa diam? Apa itu artinya aku harus berhenti?" tanya Addam dengan nada yang dibuat khawatir.

Kepala Yunna hanya bisa kembali menggeleng lagi, sambil kedua matanya masih tertutup. Setiap sentuhan yang dilakukan oleh Addam pada tubuh Yunna saat ini, berhasil menarik Yunna pada lautan kenikmatan. Tubuh Yunna terasa terbakar dengan api gairah yang begitu panas.

Belum lagi, tangan Addam yang tadi sempat digunakan untuk menyenangkan bibir bagiab bawah Reina, kini justru meremas - remas sepasang gundukan padat pada dada Yunna. Remasan yang dirasakan oleh Yunna, mampu membuat istananya yang sedang dibombardir oleh milik Addam, semakin mengerat menghisap milik Addam.

Aaahhhh

Uuuhhhh

Aaahhh

Uuuhhhh

Desahan Yunna terus saja didengar, Addam kemudian mengecup leher jenjang Yunna, terus dikecup hingga bibir pria memilih berhenti pada gundukan Yunna. Melihat puncuk dada Yunna yang sudah sangat keras, mulut Addam pun segera melahap puncuk itu, menjilati hingga kemudian menghisapnya dengan kuat.

"Aaaahhh Prince!!!"

Lagi, Yunna hanya mampu meneriakkan nama pria dingin itu. Kedua tangan Yunna mengusap kepala bagian belakang Addam, mengusap rambut cepak pria itu. Yunna sangat menyukai kegiatan panas mereka, seharusnya sejak tadi Yunna mengurung Addam bersamanya. Agar Yunna bisa terus menikmati kenikmatan panas ini.

"Prince ahhh terusss," racau Yunna.

"Tapi sepertinya aku harus berhenti," ucap Addam, yang melepas hisapannya pada dada Yunna. Tapi kedua tangannya mengambil alih untuk tetap meremas - remas gundukan kembar itu.

"Kenapp ahhhh???"

"Karena kau tidak ingin hamil anakku," ucap Addam.

Tapi setelah mengatakan hal itu, hentakan demi hentakan terus menghancurkan tubuh Yunna. Tubuh Addam yang panas terus bergerak cepat, menarik Yunna dari alam sadarnya, sampai pikirannya hanya dipenuhi dengan pikiran kotor.

"Jawab kelinci kecil, apa kau sungguh tidak ingin hamil?"

Perlahan Yunna menatap balas pada netra hitam legam milik Addam, meski dalam keadaan yang dipenuhi dengan kabut gairah, Yunna bisa melihat Addam sedang menunggu jawaban darinya.

Yunna memang tidak ingin memiliki anak, bukan karena Yunna membenci kedatangan anak. Hanya saja, Addam tidak mencintai Yunna, jadi bukankag lebih baik mereka tidak memiliki anak?

Akan jadi hubungan seperti apa nantinya, jika Yunna hamil sedangkan hubungan Addam dan Yunna tidak ada cinta di dalamnya. Bukankah anak juga membutuhkan cinta dari orang tuanya? Jadi, lebih baik Yunna tidak memiliki anak bukan?

"Aku tidak mau hamil dengan pria yang tidak mencintai aku," ucap Yunna.

Mendengar hal itu Addam kembali menedekati wajah Yunna, dikecupnya pipi Yunna, dan kemudian mencium bibir yang telah memberi jawaban yang tidak Addam sukai.

Entah kenapa, meski ucapan Yunna benar, bahwa Addam tidak memiliki rasa cinta pada Yunna. Di sisi lain, sisi terdalam yang tidak Addam ketahui, Addam merasa kecewa dengan anggapan bahwa Addam tidak mencintai Yunna.

Apakah itu artinya, Addam perlahan mulai mencintai Yunna? Tidak! Itu tidak mungkin, sebab Addam telah menghilangkan perasaan sialan itu, Addam tidak akan pernah membiarkan dirinya memiliki perasaan cinta yang akan melemahkan dirinya.

"Lalu, bagaimana jika setelah menikah nanti, kau hamil?" tanya Addam.

"Aku bisa menggugurkannya," jawab Yunna santai.

Detik itu juga, Addam menghentikan gerakannya. "Apa yang kau lakukan!!!!"

"Menggugurkan?" tanya Addam lagi memastikan.

"Iya. Jika janin itu masih bisa digugurkan, aku akan mengugurkannya. Dari pada di masa depan kita akan memiliki masalah?"

Perlahan Addam mulai menarik keluar miliknya, tapi seolah menangkap rencana Addam, kedua tangan Yunna langsung memeluk tubuh Addam, menarik pria itu agar tidak melepas miliknya dari dalam istana Yunna.

"Ada apa? Apa kau ingin aku melahirkan anakmu? Bukankah kau ingin fokus balas dendam?" tanya Yunna yang tidak paham dengan sikap Addam.

"Tapi tidak dengan membunuh calon anak kita, Yunna. Kau tau, itu tidak ada bedanya dengan pembunuh kedua orang tuaku," ucap Addam.

Yunna tersenyum begitu manis, ternyata tadi Addam salah menangkap maksud ucapan Yunna. Wanita itu kemudian mulai menggerakkan tubuhnya, naik kemudian turun, dibantu dengan tangan Addam yang mencengangkan pinggang ramping Yunna. Addam membantu Yunna untuk bergerak naik kemudian turun, membuat keduanya kembali merasakan kenikmatan itu.

"Baiklah, jika nantinya aku hamil, aku tidak akan menggugurkan-nya. Tapi berjanji lah! Berjanji lah kau tidak akan meninggalkan kami nanti."

"Tentu saja, kelinci kecil. Meskipun tidak ada cinta dalam hubungan ini, aku akan tetap bersamamu dan anak kita nanti," ucap Addam.

Detik berikutnya keduanya saling meneriakkan nama mereka satu sama lain. Membuat pelayan hotel yang datang di depan pintu kamar mereka mengurung-kan niatnya untuk ketuk pintu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro