Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 12

Selamat Membaca

Dua orang yang pernah menjalin hubungan pacaran ini, masih saling memandang satu sama lain. Keduanya larut dalam ucapan mereka yang sama - sama ingin memiliki tubuh pasangannya, meskipun dalam hal itu tidak ada cinta di dalamnya. Tangan Yunna perlahan menyentuh dada kokoh Addam, mengusapnya secara pelan dan begitu intens. Membuat darah pada pria itu mulai memanas.

"Tapi, kau tau bukan, aku memiliki hal yang tidak bisa aku lupakan begitu saja," ucap Addam.

"Iya. Aku tau."

Kedua tangan Addam menyentuh ujung baju Yunna, menariknya ke atas hingga lepas dari tubuh ramping Yunna. Dan hal itu membuat Addam menyesal, karena telah membuka kaos ketat yang dipakai Yunna. Yunna tidak memakai dalaman penutup dadanya, yang membuat Addam bisa langsung melihat keindahan sepasang gumpalan bulat yang sangat padat itu.

"Kau tidak memakainya?" tanya Addam.

"Untuk apa?"

Yahh, untuk apa Yunna memakai benda sialan yang akan menyakiti dadanya? Jadi Yunna memang tidak pernah memakai bra pada dadanya, kecuali jika dia ke kantor, atau ke acara resmi. Dia biasanya memakainya, demi agar menutupi tonjolan pada dadanya. Atau, misalkan dia ke pantai, dia pasti memakai bikini koleksi kesayangannya.

"Kau bertanya untuk apa? Bagaimana jika ada pria yang mengetahuinya? Dan dan kemudian melepas bajumu begitu saja?"

Tangan Yunna menyentuh tangan Addam, bisa terasa perbedaan ukuran tangan mereka yang lebih besar milik tangan Addam. Dikecupnya telapak tangan Addam, membuat pria itu mengerutkan dahinya, tidak paham dengan maksud perbuatan Yunna. Setelah itu, Yunna menuntun tangan besar Addam ke arah dadanya. Tangan Addam bisa merasakan kelembutan sepasang gundukan padat milik Yunna.

"Aku memang ingin membuat 'pria itu' mengetahui aku tidak memakai benda sialan itu. Karena aku ingin 'pria itu' menyentuh, menjilat, dan mengisap kuat dada ini, Prince," ucap Yunna.

Tangan Yunna membantu tangan besar Addam untuk meremas pada gundu-kan padatnya. Setelah dirasa Addam sudah bergerak sendiri, barulah tangan Yunna mulai bergerak turun, menyusup masuk ke dalam celana pria itu. Oh Shit! Yunna seperti menemukan pukulan bisbol yang sudah siap untuk melakukan permainan.

Kemudian Addam mendekati wajah Yunna, menarik wanita itu dalam ciuman. Lidah dua orang ini saling menjilat, yang kemudian melilitkan satu sama lain, menyesap gelora panas yang mulai dirasakan tubuh mereka. Tubuh Yunna perlahan bergerak dengan gelisah, menerima setiap sentuhan dari pria dingin ini.

"Aaahhh Prince!!!"

"Kau menyukai-nya?"

"Tentu saja! Tentu saja aku menyukai-nya Prince," ucap Yunna di sela - sela ciuman mereka.

Yunna pun tidak tinggal diam, tangan kecilnya terus mencengkeram milik Addam, bergerak naik turun seperti sedang mengocok minuman dalam botol. Hal itu membuat tangan Addam yang tadinya berada di dada Yunna, kini memilih membuka resleting celana Yunna, menurunkan celana ketat itu. Setelah itu, jari tengah Addam menyentuh titik klitoris yang berada di bibir bawah Yunna.

"Aaahhh what are you doing???"

"Memberi hadiah untukmu, tentu saja," jawab Addam menampilkan senyum iblisnya.

"Tapi aku membenci jarihhh ahhh kamu!!!"

Yunna sangat membenci jari Addam melakukan hal itu, sebab semakin liar jari Addam menggoda bibir bawah Yunna, semakin besar hasrat panas Yunna ingin meledak. Padahal, yang Yunna inginkan adalah milik Addam, yang seukuran meriam rusia itu, menerobos masuk dan mengibrak- abrik di dalam istana Yunna.

"Benarkah?" tanya Addam mempermainkan Yunna.

"Tentu saja! Karena aku hanya ingin--- ahhhh Prince!!!"

Yunna tidak bisa melanjutkan ucapannya, karena tiba - tiba saja gerbang istana megah milik Yunna diterobos dengan tiga jari besar milik Addam. Seolah belum puas membuat Yunna mendesah, tiga jari besar milik Addam mulai bergerak keluar masuk, mempermainkan gerbang yang sangat rapat itu.

Yunna yang sudah terasa panas, tangannya yang di bawah sana juga mengikuti kecepatan Addam. Mereka berdua saling menunjukkan kemampuan fisik mereka, menjadikan hubungan panas ini seperti permainan lomba saja. Keduanya pun terus melakukan itu, sambil menyesapkan bibir mereka. Menyatukan cairan saliva mereka, hingga cairan itu bergerak membasahi kerongkongan mereka.

"Aaaaaahhh Prince!!!"

"Eeerrrggg, tanganmu nakal kelinci kecil."

"Jarimu ahhhh yang lebih kejam!!!"

"Tapi kau menyukainya kan?"

"Tidak! Plisss aku ingin aaaahhh Prince aaaahhh---"

Yunna bisa merasakan sesuatu dari dalam perut bawahnya sedang mengamuk, ingin segera dilepaskan. Bersamaan dengan itu, tangan Yunna bisa menangkap milik Addam yang berdenyut, memberi sinyal pada mereka berdua bahwa mereka akan mencapai puncaknya.

Tepat setelah itu, tubuh Yunna berhenti, otot -otot di dalam istana Yunna mulai menyempit, menghisap tiga jari milik Addam. Dan semburan panas pun langsung keluar, bersamaan dengan cairan panas yang keluar dari milik Addam. Membuat baik itu Yunna maupun Addam, semakin memperdalam ciuman mereka.

Waktu seakan berhenti sejenak, memberi mereka jeda untuk saling memandang setelah semburan panas itu. Mata hitam legam milik Addam tidak bisa mengabaikan paras cantik Yunna yang dia lihat saat ini. Yunna pun begitu, netra karamel Yunna juga terus menatap wajah tampan pria dingin ini, ingin sekali Yunna mengurung Addam hanya untuknya sendiri.

"Kau tampan Prince, sangat tampan. Pantas saja banyak karyawan kita yang memujamu," puji Yunna.

Tangan Yunna kemudian mulai ditariknya, wanita itu kemudian menjilat sisa cairan yang mengenai jarinya tadi. "Dan cairan ini, seharusnya masuk di mulut bawahku, Prince," kesal Yunna.

Addam tersenyum melihat kelinci kecilnya yang sedang kesal, pria itu pun tidak menjawab ucapan Yunna. Melainkan, langsung menurunkan tubuhnya, menjilati setiap cairan yang dikeluarkan Yunna tadi. Yunna bisa merasakan, bibir luar istana miliknya bersentuhan dengan lidah Addam.

"Pliss hanya lakukan di luar. Karena milikku lebih menyukai milikmu, Prince," ucap Yunna yang sebenarnya sudah tidak sabaran.

Sebenarnya, baik itu jari, lidah ataupun kebanggaan seorang pria milik Addam. Yunna menyukai semuanya, karena memang Yunna sangat menyukai seluruh tubuh Addam. Hanya saja, jika Addam menggunakan jari ataupun lidah pria itu, Yunna tidak akan bisa langsung merasakan milik Addam yang tadi dia genggam itu.

Yunna hanya ingin mereka langsung pada intinya, diterobos dan hancurkan seluruh tubuh Yunna sampai Yunna tidak ingin waktu berjalan cepat. Karena Yunna hanya ingin menikmati kebersamaannya bersama Addam.

"Kau terlihat tidak sabaran, sayang. Apa ada hal lain yang mengganggumu?" tanya Addam.

Yunna melirik ke lain arah sebentar, itu adalah saat ketika Yunna sedang mencari alasan. Addan hampir lupa, kalau ego Yunna sangat tinggi, jadi meskipun Yunna menginginkannya, Yunna akan terlihat seolah tidak menginginkannya. Sungguh manis kelinci kecil milik Addam ini.

"Aku hanya ingin memeriksa sesuatu," ucap Yunna.

"Dan sesuatu itu apa?"

"Kau tadi pergi bersama wanita cantik, jadi ... aku ingin tau, apa dia lebih hebat dariku?" tanya Yunna yang sebenarnya asal bertanya.

"Sakura maksudmu?"

"Jangan sebut namanya! Aku benci kau menyebutkan nama wanita lain!" Perintah Yunna.

Addam adalah milik Yunna, dan hanya akan terus menjadi milik Yunna. Jadi Yunna tidak akan pernah membiarkan siapapun mendekati Addam, Yunna bahkan siap menghancurkan siapapun yang mendekati Addam. Entah itu menghancurkan wajah mereka, ataupun menghancurkan perekonomian mereka.

Well, itulah gunakanya menjadi kesayangan Orlando bukan?

Addam terkekeh sejenak, kedua tangannya mencengkram pinggang Yunna dengan lembut. Kemudian pria itu mulai membawa miliknya menyentuh gerbang milik Yunna, hingga dengan perlahan miliknya terdorong ke dalam. Kedua tangan Yunna sampai mencakar lengan Addam, sebagai pelampiasan rasa sakit yang dia rasakan.

"Aaarrrggg ini sakit Prince!!!"

Sungguh! Yunna tidak berbohong ketika dia mengatakan sakit. Meskipun milik Yunna bukan pertama kalinya didatangi milik Addam, tapi milik Yunna tetap saja selalu mendapatkan rasa sakit itu. Tubuh Yunna terasa perlahan dibelah menjadi dua, saat setiap dorongan dari Addam mengenainya.

"Eeerrrggg tahanlah sebentar, baby."

***

Sudah di Bab 12.

Terima kasih masih mengikuti perjalanan Yunna dan Addam.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro