Bab 11
Selamat Membaca
"Kelinci kecil???"
Dari balik dinding tidak jauh dari tempat Yunna dan Addam berada, terlihat Sakura yang memegang kotak P3K menatap terkejut dengan apa yang dia lihat saat ini. Di depan sana, terlihat pria tampan yang Sakura yakini adalah penolongnya. Pria tampan yang memiliki mulut kejam, dan tidak berperasaan karena terus memberi ancaman pada Sakura.
Niat awalnya, Sakura keluar dari kamar hotel yang disiapkan untuknya, adalah ingin membantu orang yang menolongnya, untuk membersihkan luka yang orang itu dapat. Meski orang yang menolongnya itu, terlihat memiliki sikap kasar, tapi tetap saja hati nurani Sakura ingin menolongnya.
Tapi siapa sangka, ketika Sakura keluar dari kamarnya. Pria yang menolong Sakura itu, ternyata memiliki wajah tampan dengan tatapan hitam legam. Sakura begitu mengagumi pria itu, dia bisa merasakan jantungnya berdetak tidak menentu.
"I fucking miss you," ucap wanita yang berdiri di depan si penolong Sakura.
Setelah itu, bisa dilihat selanjutnya wanita itu mencium si penolong Sakura, dan mendorongnya masuk. Membuat Sakura tidak lagi bisa melihat mereka lagi. Tapi satu hal yang pasti, Sakura telah menemukan sosok pria yang pantas menjadi suaminya. Dan Sakura akan mengatakan pada ayahnya, agar si penolong Sakura bisa menjadi suaminya.
"Habis ini, aku akan bilang sama papah, agar aku bisa menikah dengan pria itu," ucap Sakura.
Ya. Sakura pastikan, dia akan menikah dengan si penolong itu. Dan mengusir wanita jalang yang merayu pria incaran Sakura.
Di sisi lain, di dalam kamar hotel yang menjadi tempat istirahat Addam. Kamar yang seharusnya hanya ditempati oleh Addam saja, tapi sekarang justru Addam memiliki tamu tidak diundang. Bukan hanya sekedar tamu biasa, melainkan sang calon istri yang saat ini sedang memegang kotak P3K.
Yunna kemudian duduk di samping Addam, melihat dengan seksama luka tembak yang diperoleh Addam tadi. Entah kenapa, melihat wajah serius Yunna semakin menambah kecantikan pada paras kelinci kecilnya itu. Tangan Yunna membuka kotak P3K itu, merawat luka itu dengan cairan alkohol.
"Sejak kapan kau tau aku di sini?" tanya Addam penasaran.
"Sejak aku bermimpi, calon pengantinku tidak datang di hari pernikahan kami," jawab Yunna dengan nada dingin.
Nada dingin yang dikeluarkan Yunna, biasanya hanya berlaku pada situasi Yunna bekerja. Karena memang saat mereka berada di kantor, Yunna dikenal menjadi bos killer. Yunna bahkan tidak segan memberi surat peringatan pada karyawan yang tidak memenuhi kriteria.
Tapi sekarang, kelinci manisnya yang tidak pernah marah padanya. Dia terlihat mengerutkan dahinya hingga membuat kedua alisnya hampir menyatu, bibir manis Yunna juga tampak mengerucut ke depan. Yunna sungguh menggemaskan ketika dia sedang marah.
"Ini hanya luka tembak, kelinci kecil. Jadi aku pasti akan menepati janjiku untuk menikah denganmu---"
"Hanya kau bilang?"
Yunna tidak habis pikir dengan pola pikiran laki - laki yang ada di dekatnya. Dulu, saat semasa Sekolah Menengah Atas, Addam dan kedua kakak Yunna mengikuti yang menghasilkan memar pada tubuh mereka. Kemudian, Yunna yang khawatir, dia hanya mendapatkan alasan bahwa mereka mengikuti tawuran dengan alasan solidaritas.
Serta sekarang? Addam justru terlibat pada kegiatan yang membuat pria itu mendapatkan luka tembak. Tapi bukannya meminta maaf pada Yunna, karena telah berhasil membuat Yunna mengendari motor dengan cepat, justru dijawab 'hanya luka tembak'. Apa Addam tidak tahu, kalau Yunna begitu mengkhawatirkan pria itu?
"Lagi pula, aku masih bisa berbicara denganmu. Dan aku yakin, kita akan tetap bisa menikah sesuai rencana," jelas Addam santai.
"Okay, saat ini memang tubuhmu adalah milikmu. Jadi aku tidak berhak marah padamu. Tapi setelah menikah nanti, jika sampai aku melihat ada luka atau memar pada tubuhmu, jangan salahkan aku mengurungmu di sangkar emas hadiah dari Daddy," jelas Yunna.
Yunna tidak peduli lagi dengan apa yang dilakukan oleh Addam, sungguh! Bahkan jika pria itu membunuh orang - orang saja, Yunna tidak peduli. Tapi satu hal yang Yunna pedulikan, yaitu tubuh Addam. Tubuh Addam yang begitu panas dan sangat menggoda ini, jangan sampai memiliki luka ataupun lebam. Karena itu akan mengurangi rencana kegiatan Yunna untuk bercinta dengan Addam.
Yunna akui, yang Yunna khawatirkan dari pria yang sedang bersamanya saat ini memang tidak akan jauh dari seks. Tapi meski begitu, itu tetap bisa dikatakan khawatir 'kan?
"Sangkar emas? Kau sungguh memilikinya?" tanya Addam yang terkejut dengan ucapan Yunna.
Ucapan Addam hanya diangguki oleh Yunna, wanita itu bahkan tampak memilih berdiri dari posisi duduknya. Dia kemudian melepas jaket kulit berwarna hitam yang sejak tadi dia pakai, hal itu tentu saja membuat Addam bisa melihat lekuk tubuh Yunna yang memakai kaos hitam ketat.
"Tapi untuk apa? Dan lagi pula, apa maksudmu setelah menikah aku tidak boleh memiliki luka atau memar?" tanya Addam.
Yunna berbalik menghadap Addam, berjalan ke arah ranjang untuk mendekati pria itu. Setelah itu, tangannya mendorong tubuh Addam hingga membuat pria itu terlentang di atas ranjang. Bibir Yunna tertarik ke arah satu sisi, menciptakan senyum sudut yang tidak bisa Addam tangkap maksud dari Yunna. Tapi yang jelas, tubuh Yunna bergerak membungkuk, merangkak mendekati pria yang telah membuat dia marah.
Tangan Yunna perlahan membiarkan ujung jemarinya menyentuh wajah pria panas ini. Yunna masih tersenyum saja menampilkan senyum sudutnya, memberi aura iblis kecil pada wanita kesayangan Orlando ini. Wajah Yunna berangsur mendekati wajah Addam, mengikis jarak yang sempat tercipta di antara keduanya.
"Karena, setelah menikah nanti ... tubuhmu sepenuhnya menjadi milikku, milik Yunna Brilliant Orlando," bisik Reina tepat pada telinga Addam.
Setelah mengatakan itu, Yunna pun segera menggigit bibir Addam menariknya dalam ciuman yang kasar dan menyakitkan. Addam bisa merasakan dalam ciuman yang dilakukannya bersama Yunna, memiliki emosi amarah yang begitu besar. Seolah Yunna sedang memarahi Addam yang telah membuat Addam mendapatkan luka tembak.
Kemudian tangan Addam mulai menyentuh punggung Yunna, memeluknya begitu hangat, hingga Yunna tidak bisa merasa sakit ketika tubuhnya berputar posisi. Dua orang ini berguling sekali, membuat tubuh Yunna kini berada di posisi bawah, terkurung dalam sepasang lengan kokoh Addam. Namun, perpindahan posisi itu tidak membuat ciuman mereka terlepas.
"Apa itu artinya, setelah menikah nanti, tubuhmu juga menjadi milikku, kelinci kecil?" tanya Addam.
Sebenarnya, jika boleh jujur, sejak Yunna mengenal apa itu seks. Tubuh Yunna hanya bisa bereaksi pada sentuhan Addam, Yunna seperti hanya menginginkan tubuh Addam saja. Bahkan ketika Yunna berciuman dengan pria lain saja, Yunna tidak memiliki hasrat untuk melakukan lebih dari itu. Tubuh Yunna seolah kehilangan dahaga.
Tapi entah bagaimana, hanya menyentuh Addam saja. Yunna merasa ingin menarik tubuh Addam ke atas ranjang. Membawa pria itu dalam kegiatan panas tanpa henti, bahkan jika bisa Yunna ingin menghentikan waktu untuk membuat Addam tetap berada di sisinya. Dan apa yang dialami tubuh Yunna ini, hanya Mommy-nya yang mengetahui.
"Jangan biarkan Addam atau orang yang kamu cintai, mengetahui keadaanmu, Yunna."
"Apa ada alasan tertentu mommy?"
"Karena, pria yang merasa dicintai, akan memanfaatkan keadaan kita. Tetap biarkan perasaan cintamu tidak diketahui oleh orang yang kamu cintai."
Saran Mommy-nya yang tidak pernah Yunna lupakan. Makanya Yunna tidak pernah mau membiarkan hatinya jatuh cinta.
"Entahlah, karena hanya tubuhku yang bisa memberi jawaban," ucap Yunna penuh misteri.
***
Oh Ow, Ternyata tubuh Yunna cuma beraksi sama Addam. Terus bagaimana dengan perasaan Yunna?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro