Bab 1
Selamat Membaca
"Nikahi aku!"
Dua kata mengerikan itu, tentu saja langsung membawa Addam menarik tubuhnya dari singgasananya. Addam kemudian melangkah menuju dinding kaca, yang membuat dia bisa melihat betapa panasnya Kota Jakarta, yang begitu padat di itu.
Langit biru cerah tanpa awan, memberi tanda bahwa tidak ada tanda hujan atau pun badai, dalam waktu dekat ini. Jadi apa maksud ucapan dari wanita yang merupakan bosnya itu?
"Ada apa?" tanya Yunna.
"Tidak. Aku hanya memastikan, kalau Jakarta masih panas seperti biasanya, dan juga masih sepadat seperti biasanya."
"Terus apa hubungannya?"
Addam tampak membalikkan tubuhnya dari dinding kaca itu. Pria yang memiliki ketampanan yang sangat sulit ditolak oleh kaum hawa, apalagi dipadukan dengan alis tebal dan hidung mancungnya. Yunna sangat yakin, Addam adalah sosok yang pas untuk dijadikan suaminya.
Tapi, sepertinya, ucapan Yunna tadi, begitu mengejutkan Addam. Sampai membuat Addam menganggapnya sebagai bahan lelucon.
"Karena sepertinya, aku baru saja mendengar lelucon menggelikan dari mulut bos galakku."
Nah kan benar, apa yang dipikirkan Yunna. Addam, si pria dingin yang tidak menginginkan memiliki hubungan rumit seperti pernikahan. Pastilah, pria itu akan menganggap, bahwa tawaran Yunna hanya lelucon saja. Candaan yang akan berlalu begitu saja. Tapi, masalahnya, saat ini Yunna tidak sedang bercanda.
"Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Kenapa? Kenapa kau bilang?" tanya Addam memastikan dengan apa yang dikatakan oleh Yunna barusan.
"Ya ... Iya, kenapa kau bisa berpikir seperti itu?" tanya Yunna penasaran.
Addam Prince Gabriel, pria panas yang memiliki tatapan sedingin kutub selatan. Pria yang hanya tersenyum sopan ketika menghadapi clien, yang sangat dibenci oleh CEO Yunna Berlian Orlando, karena keduanya sama – sama memiliki ide kuat untuk memajukan perusahaan. Hingga baik Addam maupun Yuna selalu bersitegang.
Kemudian, atas menghilangnya CEO Brillian beberapa hari yang lalu, yang membuat Addam harus menggantikan wanita itu memimpin seluruh rapat dengan ide dari wanita itu pula. Kini, setelah seluruh pekerjaannya selesai, dan Addam yang ingin mengistirahatkan seluruh tubuh dan pikirannya. Tiba – tiba saja wanita itu datang dengan seperangkat masalah.
Apa ini hari terburuk Addam?
Addam kemudian mengarahkan, tatapan tajamnya pada kedatangan wanita yang sangat tidak sopan itu.
"Kau menghilang selama ... tiga belas hari, dan datang – datang minta dinikahi?" tanya Addam memastikan pendengarannya.
Tangan Yuna menggeser kursi di depan meja bawahannya. Tidak ada dan tidak akan pernah ada yang berani mengusir Yuna, meski Yuna datang dengan cara yang kasar sekalipun. She is Yunna, Princess Kesayangan Orlando. Satu - satunya Putri yang begitu dimanjakan dan juga disayang oleh seluruh anggota keluarga Orlando.
Dan Addam tau hal itu sendiri. Itulah kenapa, Addam tidak bisa bersikap keras pada Yunna. Karena dia adalah Putri kesayangan dari bos tempat dia bekerja.
"Yapp. Dan kau harus menikahi aku, minggu ini juga!" tegas Yuna tidak terbantahkan.
Wanita gila dari mana yang mengajak, oh bukan! Ini bukan lah mengajak tapi memberi perintah pada karyawannya untuk menikah. Lebih parahnya lagi, wanita itu datang untuk dinikahi dalam di minggu ini juga, seolah pernikahan adalah sebuah event hotel yang biasa Addam lakukan dengan karyawan lain.
Otak Yuna tidak beres!
Addam pun segera melangkah mendekati meja kerjanya kembali. Dia mencoba mengambil gagang telepon, dia harus memanggil sekertari Yuna datang kemari, dan menyeret wanita itu dari kantor Addam.
Setidaknya dengan begitu, Addam bisa memejamkan matanya sejenak saja. Addam butuh tidur! Ingat ya, Addam butuh tidur karena ulah Yuna yang sempat menghilang.
"Kau mau apa?" tanya Yuna dengan nada polos, bagai anak kecil yang tidak mengetahui kesalahannya.
Terkadang, meski Yuna sangat kasar, angkuh, dan keras kepala. Ada kalanya Yuna akan terlihat seperti kelinci mungil yang menggemaskan, seperti sekarang tentunya. Yuna menurunkan gagang telepon itu, dan menatap langsung ke arah netra Addam yang berwarna hitam legam. Warga yang begitu gelap, sama dengan kepribadian pria itu yang selalu tertutup.
"Aku ingin menghubungi sekertaris kamu," ucap Addam yang melepas gagang telepon.
Tapi tangan Yuna belum melepas tangan Addam, wanita itu justru bangkit dari kursinya dan berjalan memutari meja agar bisa lebih dekat dengan Addam. Hari ini ternyata Yuna memakai jas yang menutupi hingga pahanya, tapi dipadukan dengan rok yang hanya menutupi pahanya juga. Itu seperti sama saja Yuna ingin memamerkan paha mulusnya.
"Untuk apa menghubungi dia?" tanya Yuna yang perlahan mendorong tubuh Addam, agar kembali duduk di singgasana pria itu.
Tepat setelah Addam duduk di atas kursi besarnya, Yunna pun mulai memposisikan tubuhnya agar bisa leluasa duduk di atas pangkuan Addam. Hal itu tentu saja membuat Addam bisa menghirup aroma segar milik Yunna.
Namun, Addam masih diam melihat apa yang akan Yuna lakukan, pria ini adalah pria dewasa yang bahkan ketika ada wanita menggodanya, dia akan merasa biasa saja. Tapi apa begitu demikian, jika pria ini di hadapan Yuna yang memiliki pesona tidak terbantahkan?
"Kau menghilang setelah pertengkaran pembahasan ide hotel, sekarang datang dengan berita ingin dinikahi olehku. Bukankah ada masalah pada otakmu, kelinci kecil?" tanya Addam kembali.
Kelinci kecil. Nama panggilan kesayangan yang selalu mereka gunakan ketika hanya mereka berdua saja. Ingat, hanya ada mereka saja. Sebab, tidak ada orang lain yang mengetahui hubungan mereka yang sebenarnya.
"Prince, apa yang salah, jika ada seorang wanita yang meminta untuk dinikahi oleh kamu?"
Prince, selama ini hanya Yunna saja yang berani memanggil Addam dengan panggilan Prince. Walau memang 'Prince' adalah nama Addam juga. Serta biasanya, kalau Yunna sudah memanggil 'Prince', itu artinya tidak ada hubungan antara bos dan karyawan.
"Kalau begitu, sebutkan alasan apa, kenapa aku harus menikahi kamu?" tantang Addam pada kelinci kecilnya.
Yunna menarik bibir merahnya, membentuk lengkungan senyum yang begitu manis. Seolah, apa yang dikatakan oleh Addam bukanlah tantangan. Lagi pula, bukankah biasanya kalau menikah itu, mereka harus memiliki alasan?
Untuk itulah, Addam semakin penasaran. Kenapa Yunna yang merupakan wanita sempurna, justru menawarkan pernikahan dengan pria biasa seperti Addam. Pria yang mendapat uang hanya dari bekerja dibawah perusahaan Orlando Group.
"Kamu ... pekerja keras, punya banyak uang meski tidak sebanyak punyaku, dan yang pasti kamu tampan. Jadi hanya kamu yang pantas dan cocok menikah denganku," jelas Yuna mengenai alasan kenapa wanita itu mengajak Addam menikah.
Tiga alasan tidak masuk akal.
"Dengar kelinci kecilku yang sangaaaat manis, tidak pernah sekalipun dalam hidupku untuk memikirkan pernikahan. Apalagi menikah dengan kamu. Jadi jika kau mau menikah, menikahlah dengan pria lain!"
Ucapan Addam tidak langsung dijawab oleh Yunna. Wanita yang memiliki usia sama dengan Addam ini, seperti menimbang untuk kalimat apa yang akan dia katakan untuk Prince.
12 Februari 2023.
Chapter 1 Yunna
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro