Prolog
Awalnya, Violyn tidak percaya dongeng itu ada. Segala makhluk fatamorgana yang digemari anak-anak terlihat konyol bagi Vio. Mana ada abad 21 masih ada penyihir, peri atau kurcaci. Kalau Doraemon sih dia percaya.
Tapi, salah satu mahluk yang berdiri di hadapannya mematahkan anggapan itu. Seorang nenek kurus persis seperti nenek sihir di dongeng Snow white. Tanpa apel atau punggung bungkuknya. Cahaya ungu yang berpedar di sekeliling. Jangan lupakan tongkat sihir yang menantang bulan di atas sana.
Vio awalnya mengelak. Tapi batu di sebelahnya sudah jadi katak raksasa. Sempat meninggalkan lendirnya di wajah cantik Vio.
"Ak-ku nggak punya salah!"
Tawa menggema. Bulan retak. Bumi bergetar. Pepohonan bergoyang dangdut. Langit menangis hebat.
Piyama bergambar macan tutulnya sudah basah. Matanya semakin silau ketika menghadap ke depan.
"Banyak hati yang kamu sakiti, anak nakal!" Jawaban itu membuat Vio tertegun.
Hati yang dia sakiti? siapa?
"Jangan pernah mempermainkan hati seseorang!"
Otak Vio buntu. Apa? Siapa?
Mendadak, ingatannya minggat karena ditarik paksa keluar. Vio yakin anak baik yang selalu nurut sama neneknya. Nggak pernah neko-neko.
"Ini pasti mimpi," ujar Vio menyadari kemungkinan terbesar. "Calm down! Everything Will be ok."
Tawa menggema lagi.
Gendang telinga Vio mau pecah rasanya.
"Semua kesakitan itu, akan membuatmu dikurung dalam siksaan. Terkutuklah kamu di waktu senja tenggelam hingga terbitnya matahari!"
Seolah mendukung yang dikatakan nenek tua itu, Langit ikut berteriak. Petir menyambar-nyambar. Vio menciut seketika. Cahaya ungu mengarah pada cewek itu. Tubuhnya bergetar hebat. Ingatannya kembali. Vio banyak matahin hati cowok. Semua mantan-mantannya.
Apa ini balas dendam mereka pada Vio?
Setelah cahaya ungu itu menghilang, tubuh Vio mulai gosong. Dia pikir ini akhir kisah hidupnya. Sebelum tubuhnya jadi abu, Vio berujar, "selamat tinggal mantan-mantan."
Aku bakalan ingat hari ini dan balas dendam kalau udah jadi hantu!, tekadnya dengan kata membara.
Pandangan Vio mengabur. Dia menghilang.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro