Bab 38 Bolehkah Cemburu?
Selamat Membaca
Naruto tidak tau, sikap apa yang harus dia berikan, ketika membaca pengumuman terbaru dari Kekaisaran Uchiha. Di dalam pengumuman, mengatakan bahwa:
Badan Keluarga Inti Kekaisaran Uchiha, telah sepakat bahwa Putri Haruno Sakura batal menjadi Permaisuri Kekaisaran Uchiha, dan status Putri pada Putri Haruno Sakura, telah resmi dicabut. Dan akan digantikan oleh Putri Uzumaki Naruto, yang akan menjadi Permaisuri Kekaisaran Uchiha.
Insiden ciuman Sakura dan Naruto, yang berhasil ditangkap oleh paparazi. Membuat keluarga Kekaisaran marah besar, mereka bahkan memberi hukuman pada Putri Haruno untuk tinggal di istana dingin, sampai kasus ini mereda.
Sedangkan Naruto sendiri? Gadis itu juga mendapatkan hukuman untuk tetap di dalam kediaman Putri, untuk meredakan berita tersebut. Naruto tidak tau, dan belum memahami sistem kekaisaran, yang begitu kejam hanya karena seorang gadis mencium bibir gadis lain.
Okey. Mungkin Para Tetua Kekaisaran adalah bagian dari sekte pembenci kaum pelangi, tapi setidaknya mereka bisa membiarkan Sakura mengejar impiannya menjadi penari ballerina. Bukannya justru mengurung Sakura di tempat kejam itu.
"Putri," panggil Dayang Konan.
Naruto menatap ke arah cermin, yang sudah memperlihatkan dirinya memakai yukata berwarna biru. Naruto paling tidak suka dengan pakaian adat ini, bukan karena tidak suka pakaiannya, tapi karena Naruto jadi kesulitan berlari.
"Dayang Konan, bisakah aku mendatangi Istana Dingin?" tanya Naruto.
"Putriiii... mohon jangan berkata seperti itu," mohon Dayang Konan.
"Kenapa?" tanya Naruto yang tidak paham.
"Saat ini, Tuan Perdana Menteri sedang murka, dan menuduh kalau Putri menggoda Nona Haruno," ucap Dayang Konan, yang berhasil mencuri dengar gosip di luar istana putri.
"Aku hanya ingin melihat keadaannya, Dayang Konan. Dan... ingin tau, kenapa dia melakukan itu padaku," lirih Naruto.
"Mungkin Putri bisa menanyakan langsung pada Yang Mulia Kaisar," saran Dayang Konan.
"Kamu benar, Dayang Konan."
Naruto mengangguk sekali, gadis muda yang masih sekolah ini, kemudian berjalan menuju pintu keluar. Hari ini dia mendapatkan undangan dari Kaisar, untuk melakukan makan bersama di istana miliknya.
***
Di Istana Kekaisaran Uchiha.
"Sensei?" panggil Naruto yang terkejut melihat Profesor Itachi di Istana Kekaisaran.
Kemudian Naruto melangkah mundur, ingin memastikan kalau dia tidak salah kamar, atau setidaknya tidak mungkin salah mendatangi tempat yang ingin dia tuju. Sepasang matanya melihat patung Naga yang memelihat ke sekeliling ruangan.
Sepasang mata biru milik Naruto, bisa melihat di ujung pintu masuk ada lambang krisan kuning atau jingga dengan garis dan latar belakang merah atau hitam. Itu adalah lambang milik Kaisar Uchiha, yang artinya kalau istana ini adalah kediaman milik Kaisar Uchiha.
Tapi kenapa bisa, yang ada di kamar ruangan itu adalah Pangeran Uchiha Itachi?
"Kamu keluar, karena ingin melihat lambang milik Kaisar?" tanya Pangeran Itachi.
"Tidak juga," jawab Naruto, yang berbohong.
Melihat ke arah lain, sambil menggigit bibir bawahnya. Sungguh Pangeran Itachi semakin dibuat gemas, dengan tingkah Naruto yang tidak pernah berubah. Mungkin, kalau Naruto tidak melupakan masa kecil mereka, Pangeran Itachi sekarang bisa mengajak Naruto bercanda.
Tapi, semua itu hanya kemungkinan saja. Karena Naruto tetap belum ingat masa kecil mereka.
"Sensei kenapa di sini?" tanya Naruto.
"Aku sedang menunggu Yang Mulia," ucap Pangeran Itachi.
"Tapi, apa tidak apa, kalau kita bertemu?" tanya Naruto.
"Kenapa memangnya?"
"Protokol Istana mengatakan, kalau seorang calon permaisuri dilarang melakukan pertemuan dengan Pangeran lain, tanpa seijin Yang Mulia Kaisar," ingat Naruto tentang salah satu protokol istana yang dia pelajari.
"Tapi kita melakukannya karena tidak sengaja, Naru. Jadi itu berbeda dari konteks yang dilarang Protokol Istana," jelas Pangeran Itachi.
'Pertemuan' yang dimaksud oleh protokol istana, adalah pertemuan yang dilakukan di dalam kamar, dan hanya ada dua orang itu saja. Sedangkan 'pertemuan' yang dilakukan oleh Pangeran Itachi dan Naruto, hanya pertemuan biasa saja.
Yah, Pangeran Itachi tidak bisa menyalahkan Naruto juga. Naruto saja masih berada di bawah umur, jadi dia belum paham dengan apa yang maksud larangan itu.
"Terus, apa sensei tau, di mana Yang Mulia Kaisar?" tanya Naruto.
"Aku tidak tau, Naru. Tapi aku lihat Yang Mulia berjalan menuju Istana Dingin, apa kamu ingin ke sana?" tanya Pangeran Itachi.
"Apa aku boleh ke sana?" tanya Naruto.
"Kita cukup berjalan mendekati halamannya saja, tanpa melewati batas. Jadi kamu tetap tidak melanggar perintah Yang Mulia Kaisar, tapi kita bisa tau, apa benar Yang Mulia Kaisar di sana atau tidak," rencana Itachi.
"Kau benar Tachi-nii!" seru Naruto, yang keceplosan memanggil 'Tachi-nii'
Ada bongkahan kebahagiaan, ketika Pangeran Itachi kembali mendengar panggilan kesayangan dari calon permaisurinya ini. Putri Naruto, seorang Putri yang sebenarnya adalah pemilik tahta Kekaisaran Uchiha, yang seharusnya menikah dengan Pangeran Itachi.
Andai saja, Pangeran Itachi tidak diusir ke luar negeri oleh Kaisar Uchiha. Sudah pasti Pangeran Itachi lah yang akan menikah dengan Putri Naruto, sudah pasti juga saat ini mereka sedang menikmati hari bahagia mereka di rumah mereka.
Perjalanan Naruto dan Pangeran Itachi terhenti, tepat ketika mereka berada di halaman paling luar istana dingin. Para dayang yang mengawal mereka juga ikut berhenti, dan menunggu junjungan mereka.
"Jadi di sana Istana Dingin?" tanya Naruto.
"Iya. Dan sepertinya di sana ada pengawal milik Yang Mulia Kaisar," ucap Pangeran Itachi.
Naruto pun ikut memandang ke arah tatapan Pangeran Itachi, dan... tidak berapa lama, Naruto bisa melihat sosok yang dia cari sedang berjalan ke arahnya. Bahkan tatapan mereka juga saling bertemu, mata hitam legam milik Yang Mulia Kaisar terlihat terkejut melihat kedatangan Naruto.
Tapi tatapan Naruto memilih bergerak turun, melihat sosok yang sedang digendong bridal style oleh Yang Mulia Kaisar. Terlihat tubuh Sakura yang tidak berdaya, bahkan dua tangan Sakura sampai lemah ke bawah. Menjadi tanda bahwa Sakura tidak sadarkan diri.
Entah kenapa, melihat itu, dada Naruto terasa panas, menyesakkan. Sampai - sampai Naruto memilih untuk menundukkan kepalanya, memberi hormat pada Yang Mulia Kaisar yang berjalan melewati dirinya.
Pangeran Itachi melirik ke arah Naruto, melihat gadis mungilnya seperti merasa kecewa dengan perbuatan Yang Mulia Kaisar Uchiha.
"Bersabarlah, Naru. Aku berjanji, aku akan membuat kamu bahagia bersamaku," batin Pangeran Itachi.
Setelah rombongan milik Yang Mulia Kaisar benar - benar sudah pergi, Naruto mengangkat kepalanya. Tiba - tiba saja seluruh dayang dan pengawal istana, bahkan Pangeran Itachi sendiri, bisa merasakan kalau Naruto menjadi sosok yang begitu kuat.
Beberapa yang pernah menjadi bagian dari pemerintahan Kaisar Minato, bisa merasakan kalau Naruto memiliki aura yang sama dengan sosok Kaisar bijak itu.
"Tinggalkan saya sendiri, dan jangan biarkan siapapun mendekati tempat ini," perintah Naruto.
"Tapi, Naru---"
"Ini perintah, Pangeran Uchiha," perintah Naruto.
Pangeran Itachi membungkukkan tubuhnya sejenak, memberi penghormatan sebelum pria itu pergi meninggalkan gadis mungilnya. Para dayang dan pengawal milik Naruto juga pergi, tapi bedanya, mereka tetap berjaga dari jarak aman.
Kemudian Naruto berjalan mendekati jembatan kecil, yang ada di atas sungai istana. Gadis rambut pirang itu menatap pantulan dirinya, yang terlihat memiliki tatapan berbeda dari biasanya.
"Dia bahkan melewatiku begitu saja, apa itu artinya hubungan kami hanya tipuan?" ucap Naruto penuh amarah.
***
Ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama, hanya untuk memastikan keadaan Sakura baik - baik saja. Padahal, Kaisar Uchiha datang ke Istana Dingin, untuk memastikan informasi yang dikatakan oleh Pangeran Uchiha.
Pertama, Bukti kecurangan Haruno Sakura yang mendapat soal mudah.
Kedua, Bukti kecurangan Haruno Sakura yang mencuri karya dari Uzumaki Naruto.
Tapi belum sempat Kaisar Uchiha mendapatkan jawaban dari Sakura, gadis itu sudah lebih dulu pingsan akibat tidak makan selama 3 hari. Sialnya lagi, Kaisar Uchiha harus bertemu Putri Naruto, ketika Kaisar Uchiha menggendong Sakura.
"Di mana Putri Uzumaki?" tanya Kaisar Uchiha pada pengawalnya.
"Beliau masih berada di taman Istana Dingin, Yang Mulia," jawab pengawal.
Detik itu juga, Kaisar Uchiha melebarkan langkah kakinya, membuat para dayang dan pengawal sedikit kesulitan mengikuti langkah junjungan mereka. Ini adalah pertama kalinya, melihat Kaisar Uchiha tidak mengikuti protokol istana.
Kemudian, tepat ketika para dayang dan pengawal milik Kaisar Uchiha melihat para dayang dan pengawal milik Putri Naruto, mereka pun menghentikan langkah kaki mereka. Membiarkan dua junjungan mereka saling bertemu.
"Kau masih di sini?" tanya Kaisar Uchiha, yang melihat gadis kecilnya masih berdiri diam di atas jembatan.
"Hm."
"Apa kau marah denganku?"
"Hm."
Kaisar Uchiha menghela napas tanpa bersuara, pria itu bisa merasakan aura amarah yang begitu kuat dari gadis kecilnya. Oh tentu saja Putri Naruto memiliki aura kuat ini, karena bagaimana pun juga, Putri Naruto adalah pemilik sah dari tahta Kekaisararan Uchiha.
Sangat berbeda dengan Kaisar Uchiha, yang mampu memiliki aura ini, setelah dia melakukan kudeta pada seluruh pengkhianat. Itu artinya, aura milik Kaisar Uchiha adalah karena pengalaman, sedangkan aura milik Putri Naruto adalah karena keturunan sah.
"Apa yang harus aku lakukan, agar permaisuriku tidak marah denganku?" tanya Kaisar Uchiha.
Kaisar Uchiha sudah berada tetap di samping Putri Naruto, membiarkan pantulan bayangan mereka berada di atas sungai.
"Hm?" tanya Naruto yang tidak paham.
"Apa aku harus menelantarkan orang yang pingsan, karena tidak makan selama 3 hari? Atau aku harus meninggalkan tubuh tidak berdaya itu, di dalam istana kejam itu?"
"JANGAN!" detik itu juga Putri Naruto menatap ke arah Kaisar Uchiha.
"Jadi, kamu sudah tidak marah kan?" tanya Kaisar Uchiha.
"Aku tidak marah padamu, Teme. Lagi pula, ada punya hak apa aku bisa marah padamu?" keluh Naruto, yang ternyata tidak marah pada Kaisar Uchiha.
"Hm?" kini giliran Kaisar Uchiha yang mengikuti tingkah Putri Naruto tadi.
"Tapi, aku kesal pada diriku sendiri. Padahal keselamatan Sakura-chan terancam, tapi aku dengan egoisnya, malah cemburu. Bukankah itu artinya aku hanya memikirkan diri sendiri? Padahal seorang permaisuri tidak boleh memikirkan diri sendiri, dan harus memikirkan keadaan rakyat---"
CUP.
Bersambung.
Tidak adakah dari kalian yang mau komen?
Aku ingin membaca komentar kalian.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro