Bab 28
Hallo, selamat sore.
Lodi datang lagi, btw, bolehlah Lodi imnyut ini meminta coment dan vote kalian. Hehehe
Selamat Membaca
Akibat awak media yang terlalu banyak, akhirnya Putri Sakura dan Kaisar Uchiha harus melakukan wawancara dadakan. Sedangkan Putri Naruto, dia sudah diamankan ke ruang kesehatan, tentu saja untuk menghilangkan rasa mual akibat perjalanan.
Kaisar Uchiha memang mengetahui, Naruto itu dobe, hingga ia memberi julukan dobe pada gadis itu. Tapi, ia tak menyangka dobe-nya benar-benar dobe.
"Yang Mulia, apa alasan Yang Mulia melakukan kunjungan ke rumah sakit bersama dua kandidat, apa ini ada hubungannya dengan kontes yang dirahasiakan?"
Sakura menatap Kaisar Uchiha, ia sendiri juga penasaran kenapa Kaisar Uchiha mengajak rivalnya ke rumah sakit. Namun, Kaisar Uchiha justru memberi kode pada Shisui untuk menjawab.
"Ini tidak ada hubungannya dengan kontes dua putri ini. Kedatangan Yang Mulia dan kedua kandidat kemari, karena Tuan Uchiha sedang dirawat di rumah sakit ini, tentu saja Yang Mulia ingin menjenguk beliau."
Jawaban itu membuat para awak media mengangguk paham, beberapa ada bahkan ada yang memuji ketulusan Kaisar Uchiha yang tetap memberi perhatian pada Itachi. Padahal kakak Kaisra Uchiha telah melepas statusnya sebagai Pangeran. Sungguh baik hati sekali Kaisar Uchiha.
Sedangkan bagi Shisui, ia merasa bersyukur Itachi di rawat di rumah sakit itu. Setidaknya, itu bisa ia gunakan untuk menjawab rasa penasaran para publik.
"Lalu, kenapa hanya Yang Mulia dan Puteri Haruno yang melakukan wawancara ini? Dimana Putri Uzumaki? Serta apa benar, Putri Uzumaki memuntahi tubuh Yang Mulia?"
Shisui terdiam, ia bingung harus menjawab apa. Karena, melakukan hal yang memalukan seperti muntah di tubuh Kaisar Uchiha, bisa dikenakan hukuman mati. Kaisar Uchiha sangat mentaati etika yang diajarkan istana, dan melihat sikap Putri Naruto, itu tak pantas Kaisar Uchiha terima.
Kaisar Uchiha berniat menjawab, mulutnya sudah terbuka, namun—
"Putri Uzumaki belum terbiasa melihat kamera sebanyak ini, mohon para wartawan memahaminya," ucap Sakura mencoba mengalihkan pertanyaan tentang tindakan rivalnya.
'Oh iya, dia dari golongan rakyat biasa.'
'Ya, mana mungkin rakyat biasa bisa melakukan wawancara seperti ini.'
"Karena waktu yang ditentukan telah habis, kami pamit dulu. Terima kasih," ucap Shisui membuat Kaisar Uchiha dan Putri Sakura berjalan keluar ruangan.
>>>
Itachi menatap kedatangan adiknya dengan pandangan bingung, ia sudah melihat hasil wawancara live tadi. Tapi, ia masih tak yakin adiknya datang ke rumah sakit untuk menjenguknya, dan lagi dimana Naru-chan? Kenapa gadisnya tak masuk ke ruang rawat inap milik Itachi?
"Kalimatmu tadi, apa kau berniat mempermalukan sainganmu?"
Itachi menatap Kyuubi, ia hampir melupakan keberadaan gadis merah itu. Kemudian, Itachi menatap ke arah Sakura, ia juga setuju dengan pertanyaan Kyuubi.
Jujur saja, jawaban dari Sakura sungguh sindiran yang sangat terlihat jelas.
"Putri Naruto memang tidak terbiasa dengan sorot kamera, bahkan saat dia menjadi juara 1 di musim kemarin, hanya ada foto curian dari para paparazi."
Okay, sekarang ketiga orang di ruang inap itu baru mengetahui hal itu. Kyuubi sendiri yang merupakan kakak Naruto saja langsung memilih mengambil apel dan memakannya.
"Tapi, tidak dengan mengatakan hal itu Nona Sakura. Itu bisa membuat media berpikir negatif tentang Nona Naruto," ucap Itachi.
"Lalu saya harus memberi jawaban apa? Keadaan tadi sungguh—"
Kaisar Uchiha bangun dari tempat duduknya, ia meletakkan kue mochi yang sudah dibeli Shisui secara kilat. "Semoga aniki lekas sembuh," ucap Kaisar Uchiha kemudian melangkah keluar.
"Yang Mulia akan kembali sekarang?" tanya Itachi memancing kemana Kaisar Uchiha akan pergi.
Kaisar Uchiha menghentikan langkahnya, "Hn." Jawabnya.
oOo
Langit gelap telah menyambut Naruto saat ia sadar, pemeriksaan yang dijalaninya menghabiskan seluruh tenaga, apalagi siang tadi ia sempat mual parah akibat perjalanan menaiki mobil. Mengingat kejadian tadi, wajahnya menampilkan semburat merah.
Tangannya memegang dahi, berpikir bagaimana ia bisa meminta maaf atas ketidak-sopanan dirinya.
"Tapi tunggu, kenapa aku masih di rumah sakit?" tanyanya heran.
Pintu terbuka, menampilkan sosok dokter yang dulu merawatnya, dr.Shizune. Ada rasa heran pada pikiran Naruto, ia hanya berharap kakinya tak memiliki masalah serius saat ini.
"Lama tidak berjumpa, Puteri."
"Langsung saja dokter, apa masalah pada tubuhku?"
Dokter Shizune menghela napas, sikap pasiennya masih sama saat mereka terakhir kali bertemu. Padahal status gadis itu telah menyandang gelar Puteri, namun tak ada bedanya dengan gadis kemarin sore.
"Menurut hasil catatan medis, Putri mengalami Amnesia disosiatif."
"Dokter, jujur saja saya tidak begitu paham dengan amnesia apa itu—"
"Amnesia disosiatif."
"Nah itu, jadi untuk sementara dokter cukup katakan padaku, bagaimana dengan kondisi pergelangan kakiku? Apa aku sudah bisa menggunakannya untuk menari?"
Perawat yang menemani dokter Shizune juga ikut gemas dengan sikap kurang sopan dari Naruto, namun mengikat status gadis itu, mereka hanya bisa menahan emosinya.
Padahal, Amnesia disosiatif atau yang dulu dikenal sebagai Amnesia Psikogenik merupakan salah satu bagian dari gangguan disosiatif dimana semua gangguan disosiatif ditandai dengan perubahan identitas, memori atau kesadaran pasien. Para individu yang menderita gangguan ini tidak mampu mengingat berbagai peristiwa pribadi penting atau selama beberapa saat lupa akan identitasnya atau bahkan membentuk identitas baru. [1]
Dan jenis amnesia ini, bisa dikatakan bahaya. Itu juga yang menjadi alasan gadis surai pirang panjang yang duduk di atas ranjang pasien itu, mengalami pingsan hingga kehilangan asupan udara. Kemungkinan terbesar adalah, gadis itu tanpa sengaja telah masuk tempat yang membuat memorinya meminta untuk keluar.
"Tapi Puteri, amnesia yang dialami Puteri—"
"Dokter! Tolong jawab pertanyaanku dulu, ini lebih penting dari pada apapun!" seru Naruto kelewat semangat.
"Tulang pergelangan kaki kanan Puteri hanya bisa digunakan menari selama 1 menit saja. Selebih itu, maka cidera yang Puteri alami akan kembali kambuh, bahkan mungkin akan lebih parah dari sebelumnya."
"Apa-apaan itu! Kau ingin membuatku kalah ya!" seru Naruto kesal, tangannya menyibak selimut.
Naruto menatap para petugas medis, ia membenci mereka. Penjelasan mereka bukannya membuat Naruto semangat, justru semakin membuat Naruto bingung harus mengalah atau ... mengorbankan masa depannya.
"Kalian semua memuakkan!" seru Naruto kasar kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut.
oOo
Naruto masih kesal dengan semua orang, ia terus melangkah tak tentu, beberapa orang yang melihat dirinya langsung menyingkir seolah Naruto itu hama yang tak pantas di dekati. Merasa semakin kesal dengan keadaannya, Naruto membuka ruang bermain anak yang kebetulan memiliki piano.
Naruto duduk di kursi, tangannya membuka penutup not yang menunggu ia tekan. "Sudah lama aku tak bermain."
Alunan nada mulai mengiringi Naruto, beberapa orang yang berapa di luar ruangan tersenyum menikmati suara itu.
Seseorang yang berjalan mengikuti Naruto sejak tadi hanya bisa tersenyum. Sebenarnya alasan semua orang menghindari Naruto, bukan karena menganggap Naruto bagai hama. Hanya saja, kehadiran dirinya yang membuat siapapun bahkan untuk sekedar menatap mereka tak akan berani apalagi untuk mendekat?
TBC
[1] https://www.kompasiana.com/yulyanikurniati/552a788f6ea834127f552d32/amnesia-disosiatif-amnesia-psikogenik-bukan-amnesia-biasa
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro