Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 26

Hallo, Lodi imnyut datang again.

btw, Lody boleh minta coment dan vote? masih ada kekurangan dan tetap ada kekurangan apa saja? saya tunggu ya.

Selamat membaca

Dua lelaki yang memiliki wajah yang hampir sama, kini sudah duduk di dalam satu ruangan yang sama. Sedari tadi mereka tak mengeluarkan sepatah kata pun, keduanya seolah sedang berlomba siapa yang lebih lama diam. Membuat suasana semakin mencekik dalam kesunyian.

"Hamba tidak mengerti." Akhirnya Itachi harus menurunkan egonya untuk mengalah dalam lomba keheningan. Itachi menatap Kaisar Uchiha, wajah adiknya masih sama tak memiliki ekspresi selain kaku dan dingin.

"Hamba berniat ingin bertemu dengan calon adik ipar hamba, namun kenapa hamba justru bertemu dengan Yang Mulia?" ada rasa kelu saat mengatakan calon adik ipar, padahal ia sangat ingin mengatakan calon istrinya.

"Terkadang, memperlihatkan kedekatan dengan lawan jenis, bisa membuat orang lain berpikir hal buruk ... Aniki."

Aniki?

Adiknya masih bisa memanggil ia, Aniki. Setelah adiknya mencoba telah merebut calon istrinya, wah drama yang dibuat adiknya sungguh luar biasa sekali. Itachi ingin tertawa dengan ucapan yang dikatakan Kaisar Uchiha.

Selama ini, Itachi selalu diam, bahkan ketika ia mendapat tudahan pelaku kebakaran yang terjadi di istana lama hingga menewaskan seluruh keturunan Namikaze. Kemudian, Itachi yang seharusnya naik tahta, ia pun merelakannya pada sang adik demi membersihkan tuduhan kepada bangsawan uchiha.

Lalu, belum cukup sampai disitu, adiknya yang bisa hidup nyaman di dalam istana, bahkan hidup dengan pelukan kasih sayang kedua orang tuanya. Juga kembali merebut calon istrinya. Okay, Itachi akui itu semua adalah kesalahannya karena kembali bersikap ceroboh dengan menabrak Naruto. Dan membuat perjanjian pernikahan terlaksana.

Tapi, Itachi saat ini hanya ingin bertemu Naruto. Tiba-tiba saja ia merasakan kecemasan pada gadisnya itu. Ia sungguh hanya ingin bertemu, tentang memilikinya kembali, ia bisa mengacuhkan keinginan itu.

"Para bangsawan mulai mencurigaimu yang memberi materi sejarah yang sudah saya hapus, Aniki."

Itachi masih diam.

"Aku paham, aniki sangat ingin membantu calon istriku. Tapi, jika sampai mereka memanfaatkan aniki lagi, ibunda pasti akan sangat sedih."

Ini kali pertama Kaisar Uchiha mengatakan kecemasannya pada sang kakak. Kaisar Uchiha tidak pernah memandang rendah aniki-nya, ia percaya kakaknya selalu bisa menjadi panutan. Hanya saja, untuk situasi panas seperti ini, Kaisar Uchiha harus bisa memenangkan seluruh bangsawan agar mereka tak harus mengganggu Itachi.

"Apa itu artinya, kedatangan saya ke jepang merupakan sebuah ancaman?" bagi para menteri dan dirimu. Ucap Itachi

Kaisar menggeleng. "Kau sudah selesai dengan hukumanmu, jadi sudah sepantasnya kau kembali ke jepang."

"Lalu, kenapa Yang Mulia tak menyetujui pengangkatan saya sebagai pangeran kembali?"

oOo

Sakura menatap tak suka pada dayang baru, dia dengan tidak tahu diri menutupi seluruh akses jalan menuju kamar rivalnya. Bahkan dayang Mei yang dulunya menjadi dayang Naruto, juga ikut dilarang masuk. Sakura semakin penasaran dengan keadaan rivalnya.

Kontes yang ia terima dari Putri Mikoto mengatakan akan dilaksanakan 1 minggu lagi, dan itu artinya baik Sakura maupun Naruto tak memiliki banyak waktu untuk bermalas-malasan. Dan (lagi) disinilah Sakura, berniat mengajak Naruto melakukan pemanasan bersama.

Sakura bukanlah orang yang akan senang mendapat rival yang bisa dikalahkan dengan mudah. Tapi, apa sekarang? Sejak dua hari yang lalu, gadis pirang itu bahkan tak berteriak meminta ramen yang pernah ia berikan sebagai oleh-oleh.

"Kamu tahu sedang berhadapan dengan siapa? Dayang baru!" Sakura mencoba memberi peringatan sekali lagi.

"Hamba mohon Puteri, ini adalah perintah langsung dari Yang Mulia Kaisar."

Kaisar lagi! Kaisar lagi!

Kenapa rivalnya selalu mudah mendapat perhatian dari kaum lelaki? Dulu panda manis yang merupakan keturunan dari kerajaan suna yang sudah dimakan jaman. Sekarang, Kaisar Uchiha Yang Agung yang terus memberi perhatian.

'Apa kau memiliki pemikat hingga bisa membuat lelaki hebat memberi perhatian padamu?' batin Sakura, kemudian emeraldnya menatap pada pintu yang tertutup di depannya.

"Permisi, apa ini saya boleh masuk?"

Seorang lelaki surai perak dengan masker yang menutup separuh wajahnya, membuat Sakura mengalihkan tatapan dari pintu. Sakura sedikit merasa tak asing dengan lelaki itu. "Anda?" tanya Sakura.

"Hamba adalah wali Puteri Naruto, Puteri." Kakashi membungkuk tanda memberi hormat pada Sakura.

"Kaisar memberi perintah untuk tidak mengijinkan siapapun masuk," ucap Sakura menatap tak suka. Perasaan Sakura mengatakan, lelaki yang berdiri disampingnya itu adalah lelaki mesum yang memiliki hobi membaca bacaan mesum.

Dan itu sangat berbahaya bagi keamanan Naruto.

"Tuan sudah ditunggu Yang Mulia, mohon Tuan menunggu di dalam sebentar." Kemudian dayang baru itu memberi perintah pada dayang konan untuk memanggil Kaisar Uchiha.

Sakura menekan giginya kuat, ia benar-benar tak terima melihat lelaki mesum itu bisa bertemu dengan Naruto, sedangkan ia sendiri hanya bisa berdiri di depan pintu.

"Hamba masuk dulu, Puteri Haruno."

Emerald Sakura hampir keluar akibat mendengar ucapan yang terdengar ejekan, seolah lelaki mesum itu telah berhasil menang. 'Dasar orang mesum gila!' batin Sakura.

>>>

Kakashi telah mendapat pemberitahuan untuk segera datang ke istana, padahal saat itu Kakashi masih di luar negeri untuk meminta tanda tangan penulis buku icha-icha yang sangat ia cintai melebihi cintanya pada siapapun. Sudah 5 hari ia harus mengantri panjang, dan saat ia akan mendapat tanda tangan sang penulis, datanglah sekelompok orang besar yang menyeretnya.

Oh demi keindahan gambar yang di dalam buku icha-icha andalannya.

Kakashi ingin sekali mencincang mereka yang tak mengetahui perjuangan besarnya. Namun, seorang lelaki berwajah cantik, bahkan Kakashi mengira lelaki itu adalah perempuan jika saja Kakashi tak melihat ada tonjolan di leher lelaki itu. Shisui namanya kalau ia tak salah ingat.

Lelaki itu memberi surat dengan segel istana, dan itu adalah surat yang dibuat Kaisar Uchiha secara langsung. Isi surat itu juga menjelaskan keadaan Naruto yang katanya pingsan dan membutuhkan persetujuan Kakashi untuk melakukan pemeriksaan total di rumah sakit.

Tolong tadi digaris bawahi bagian pingsan.

Karena sekarang yang dilihat Kakashi adalah, seorang gadis gila yang sedang melakukan pemanasan pada kakinya. Tubuh ramping itu terlihat sangat lentur, hanya kaki kanannya masih terlihat kaku.

"Katanya kau pingsan."

"Oh paman sudah datang? Silahkan dulu," jawab Naruto kemudian membelakangi Kakashi.

"Sejak kapan kau sudah sadar Naru?"

"Sejak ada rival gila yang berteriak ingin bertemu denganku." Naruto mulai meregangkan otot tangannya.

"Lalu kenapa kau justru melakukan pemanasan? Bukan kah itu tidak baik untuk kesembuhanmu?"

"Paman! Aku harus segera berlatih untuk memenangkan kontes, ingat ini hanya tinggal 5 hari dari waktu yang di tentukan."

"Kau masih keras kepala hm." Sebuah pelukan dari belakang hampir membuat Naruto terjatuh, jika saja Kaisar Uchiha tak sigap mengangkat tubuh mungil Naruto.

"Teme? Kenapa kau ada disini?" Kedua tangan Naruto mengalung indah di leher Kaisar Uchiha, ia takut akan dijatuhkan dari gendongan jika tak melakukan hal itu.

Kaisar Uchiha tak langsung menjawab, wajahnya semakin dekat dengan wajah Naruto. Membuat onyc-nya bisa melihat rona merah pada pipi tembem itu.

Sedangkan Kakashi yang tadi berniat ingin membalas ucapan Naruto, namun melihat sosok yang datang tanpa suara itu. Kakashi memilih membalikkan tubuhnya. Ia tak mau terlihat mengintip kemesraan orang. 'Kenapa aku merasa menjadi orang mesum?' batin Kakashi.

Kaisar melirik lelaki yang duduk di sudut bagai tikus yang terperangkap dalam jebakan dan bersiap mencari jalan keluar. Tak ingin membuang waktu, Kaisar menurunkan tubuh Naruto dari gendongannya. "Bersiaplah, kita akan pergi."

Naruto membuka matanya, ada rasa kesal karena ia tak mendapat ciuman yang ia kira akan ia dapat. Padahal jika di buku atau di televesi, ketika seorang lelaki mengangkat tubuh si gadis, adegan berikutnya adalah kissing. Lah ini?

"Pamanmu sudah menunggumu, dobe."

Baiklah, Naruto kini paham kenapa Kaisar Uchiha tak langsung mencium bibirnya. Ini semua karena keberadaan paman yang tak bisa lihat situasi dan kondisi. 'Menyebalkan!' batinnya merasa sangat kesal.

Naruto langsung pergi ke ruangan yang berbeda, beberapa dayang juga telah mengikuti Naruto, membantu sang tuan putri untuk bersiap. Menyisakan Kakashi dengan Kaisar Uchiha, kemudian merasa sadar dengan posisinya, Kakashi langsung memberi hormat pada Kaisar Uchiha.

"Hormat hamba kepada Yang Mulia, hamba adalah wali dari Putri Naruto."

"Bangunlah," perintah Kaisar Uchiha.

Kakashi telah kembali berdiri, namun wajah masih terus menunduk, tak berani melihat langsung pada wajah sang penguasa Konoha.

"Jadi, apa paman menyetujui pemeriksaan yang akan dilakukan Putri Uzumaki?"

Jika boleh memilih, Kakashi tak ingin membiarkan Naruto menjalankan pemeriksaan. Namun, melihat kondisi gadis itu yang sudah mengalami pingsan hingga dua kali, tentu saja waktu untuk mengungkapkan sejarah telah semakin dekat.

"Paman?"

Kakashi menghela napas pelan. "Hamba menyetujuinya Yang Mulia."

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro