Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prince Of Glass -8-

Mikoto dan Fugaku menghabiskan sore di kamar Sasuke dengan perasaan cemas. Mereka berdua memperhatikan Sasuke yang tengah diperiksa dokter, Sasuke masuh belum sadar dari pingsannya.

"Sensei... Bagaimana keadaan Sasuke?" Tanya Mikoto. Wajahnya terlihat sangat khawatir, ia takut terjadi apa-apa dengan Sasuke.

"Mikoto, tenanglah. Biar Sensei yang menjelaskannya lebih dulu." Tegur Fugaku. Ia juga sama khawatirnya dengan Mikoto, tapi ia tidak bisa membiarkan tindakan istrinya itu begitu saja.

Dokter menghembuskan napasnya sebentar, lalu menatap Mikoto dan Fugaku bergantian. "Tenanglah, Uchiha-san... Sasuke-kun hanya demam biasa." Jawabnya dengan wajah tenang. Saya akan memberikan beberapa vitamin untuk dia minum nanti. Saya permisi..." pamitnya. Fugaku bergerak dengan cepat, ia mengikuti Dokter tersebut dan kemudian mengantarkannya sampai depan rumah.

Mikoto menatap sedih putranya. Sasuke terlalu dikekang, itu menurutnya. Tetapi ia tidak bisa melawan keputusan suaminya karena memang Sasuke kecil adalah anak yang nakal dan aktif. Akan sangat sulit mengawasi Sasuke dari jauh. Dan sekarang semua seolah menjadi bumerang bagi keluarganya sendiri. Mungkin ia harus berbicara dengan suaminya untuk mempertimbangkan keputusannya untuk Sasuke lagi.

***

Sakura akhirnya sampai di depan rumah Uchiha Mikoto. Rumah dengan pagar tinggi yang menjulang menutupi halaman luas rumah Uchiha. Ia kembali mengehembuskan napasnya kasar, mencoba memberanikan diri untuk menekan bel di samping gerbang rumah besar itu.

Bel ditekan... Ia sangat gugup sekarang, bahkan keringat dingin membasahi tangan dan dahinya.

"Dengan kediaman Uchiha, dengan siapa?" Suara dari interkom itu memaksa Sakura sadar kembali, ia berdeham sebentar lalu menjawabnya.

"Ah.. Aku Haruno Sakura, teman sekolah Uchiha Sasuke. Aku ingin bertemu dengan Nyonya Uchiha Mikoto."

"Mohon Tunggu sebentar." Setelahnya suara diinterkom mati digantikan dengan deritan pintu gerbang yang dibuka oleh penjaga.

"Selamat siang," sapa Sakura.

Penjaga itu mengangguk kemudian mengantar Sakura untuk masuk ke dalam rumah.

Sakura duduk di ruang tamu sambil mengamati isi rumah. Penjaga yang ia lihat tadi terlihat membisikkan sesuatu pada pelayan yang ia temui lalu pelayan itu berlari tergopoh menuju ke lantai dua.

Sasuke mengalihkan pandangannya dari foto besar yang terpajang di dinding ruang tamu. Foto keluarga besar Uchiha, pikirnya. Ia melihat sosok pria paruh baya yang turun dari lantai dua mengikuti pelayan tadi.

Sakura berdiri, ia merasa sangat tidak sopan jika ia duduk di rumah orang apalagi yang menemuinya adalah orang tua.

"Selamat siang," Sapa Sakura. Ia sangat gugup sekarang. Ia mengingat foto besar yang ia amati tadi, pria yang di depannya tadi adalah salah satu dari lima pria yang berfoto dengan posisi duduk.

Fugaku mengangguk, kemudian dengan kode tangan ia menyuruh Sakura kembali duduk. Fugaku duduk di sofa single di seberang sofa yang di duduki Sakura.

"Mencari siapa?" Fugaku bertanya langsung. Ia bukan orang yang bisa berbasa-basi.

"Saya... Haruno Sakura, saya ingin menemui Nyonya Uchiha Mikoto." jawabnya. Ia kembali dilanda kegugupan. Pria di depannya ini memiliki aura yang begitu mencekiknya.

"Mikoto? Ada urusan apa?" Tanya Fugaku lagi, pandangannya datar menatap Sakura.

"Ano... Saya--"

Ucapan Sakura terhenti ketika suara lain memanggil Fugaku dari arah lantai dua.

"Anata... Siapa yang datang?" Tanya Mikoto seraya menuruni tangga dan ikut bergavung dengan suaminya.

'Ternyata Nyonya Mikoto....' batin Sakura.

Mikoto tiba di ruang tamu dan menyadari siapa tamunya. "Kau!" pekiknya terkejut.

Sakura berdiri dan menyambut Mikoto. "Nyonya...." Sapanya.

"Siapa dia, Mikoto?" tanya Fugaku karena merasa aneh dengan Mikoto yang memiliki teman anak-anak.

"Ah... Dia temannya Sasuke." jawabnya.

"Benar, 'kan. Eummm.." Ucapan Mikoto terhenti karena ia melupakan nama Sakura.

"Sakura, Nyonya...." Ucap Sakura mengingatkan

"Ah iya! Sakura!"

Fugaku mengangguk. Ia kembali mengamati Sakura yang kini merasa seperti di sidang oleh calon mertua.

Tidak ada suara yang berarti setelah percakapan singkat antara Fugaku dan Mikoto, ia bingung bagaimana memulai acara minta maafnya pada Sasuke karena pria itu tidak terlihat di manapun.

"Anu... Nyonya, dimana Sasuke-kun?" Tanya Sakura hati-hati. Ia rasa basa-basi adalah jalan yang terbaik.

Mikoto yang tadinya menatap Sakura seketika memalingkan wajah ke arah tangga. Hatinya ngilu ketika ia mengingat Sasuke.

"Sasuke tidur." Itu adalah Fugaku yang menjawab. Ia menyadari gelagat istrinya yang tidak enak.

"Ah... Begitu ya."

"Uchiha-san... Sebenarnya.... Sebenarnya... Saya ke sini untuk meminta maaf pada keluarga Uchiha dan pada Sasuke, secara khusus." Usai mengatakan hal itu, Sakura bangkit dari duduknya.

Fugaku dan Mikoto mengernyit bingung. Mereka tidak mengerti dengan maksud Sakura.

"Apa maksudmu?" tanya Mikoto. Entah sadar atau tidak, nada suaranya meninggi dan itu membuat Sakura menciut.

"Tentang... Tentang tentang kecelakaan Sasuke-kun di sekolah beberapa waktu lalu.... Saya-saya... Yang melakukannya." Mata Salura terpejam, ia membungkuk sembilan puluh derajat sangking takutnya.

"Apa!?" Mikoto berteriak. Ia tidak menyangka sama sekali oada gadis di depannya ini. Ia pikir Sakura adalah gadis baik.

"Kenapa kau melakukannya?" tanya Fugaku. Ia menatap lurus Sakura seraya menggenggam tangan Mikoto untuk menenangkan dirinya.

Sakura gelagapan. Ia tidak menyangka akan seberat ini, rumor itu benar, Uchiha adalah keluarga yang menyeramkan.

"Ceritakan." desak Fugaku. Emosi tiba-tiba melingkupinya.

"Anata... Tenang, kau membuat Sakura-chan ketakutan...."

Sakura mengambil napas banyak dan mengeluarkannya dengan pelan, mencoba mendoktrin dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.

"Begini..." Sakura mulai menjelaskannya, semuanya dengan beberapa bagian yang dihilangkan karena menurutnya akan memperburuk keadaan.

"Jadi begitu, Uchiha-san... Sekali lagi saya minta maaf." Sakura membungkuk dalam sekalu lagi.

Setelah mendengar penjelasan Sakura, Fugaku bangkit dan pergi begitu saja menyisakan Mikoto di ruang tamu menemani Sakura. Ia tidak mau bersikap di luar kendali saat ini.

"Nyonya..." Lirih Sakura, dilihatnya Mikoto dengan sorot mata sedih. Ia tidak tahu apa yang dipikirkan oleh wanita baik hati itu.

"Aah... Maafkan aku, aku sedikit melamun tadi." Sanggah Mikoto cepat. Suaranya jelas-jelas bergetar menahan sesuatu.

Suasana ruang tamu kembali hening beberapa saat, Mikoto menghembuskan napasnya pelan sebelum berkata pada Sakura. "Tidak masalah Sakura-chan. Kau tidak perlu memikirkan Sasuke. Dan... Sekarang maukah kau makan malam di sini?" tawar Mikoto dengan pandangan tidak ingin ditolak.

"Tapi, Nyonya...." Sakura menelan kembali kata-katanya ketika Mikoto sudah menariknya ke meja makan.

"Kau tunggu di sini, Aku akan memanggil suamiku." Katanya dan kemudian Sakura mengangguk mengiyakan ucapan Mikoto dengan pandangan yang masih bingung.

***

Ini adalah makan malam tercanggung yang pernah Sajura alami. Rasanya lebih kaku dari makan malam perusahaan. Makanan yang ia makan pun terasa sangat keras dan sulit ditelan, padahal semuanya terlihat enak dan menggugah selera.

"Apa makanannya tidak enak?" tanya Mikoto. Sontak saja, Sakura mendongak ke arah Mikoto dan menggeleng cepat.

"Tidak, Nyonya. Semuanya sangat lezat, Terima kasih." Jawab Sakura. Mikoto tersenyum lega melihatnya, ia takut jika seandainya tamunya tidak menyukai masakan di rumahnya.

Sakura mencuri lirikan ke arah Fugaku, pria paruh baya itu masih saja makan dengan tenang tanpa merasa terganggu dengan obrolan singkat Sakura dan Mikoto. Fugaku adalah pria yang sangat menjunjung etika di meja makan. Ia tidak akan segan menegur siapapun ketika melakukan tindakan tidak sopan di meja makan, termasuk berbicara seperti yang dilakukan Mikoto dan Sakura.

Tapi ia mengurungkan niatnya untuk menegur mereka karena ia menganggap Sakura sedikit gugup dan canggung berada di sekitarnya. Jadi, ia membiarkan saja Mikoto dan Sakura mengobrol.

*

"Tuan, Nyonya... Terima kasih untuk makan malamnya, kalau begitu saya pamit dulu. Dan sampaikan salam saya untuk Sasuke-kun jika dia sudah sadar. Permisi," Usai ia berpamitan dengan Mikoto dan Fugaku di depan pintu, ia segera masuk ke dalam mobil yang telah Mikoto siapkan untuk mengantar Sakura pulang.

"Sama-sama Sakura-chan... Hati-hati di jalan...." balas Mikoto kemudian mobil itu bergerak pelan untuk menuju ke rumah Sakura.

***

Halo selamat malam... Semarang hujan malam ini gesss (27/11)

Bagaimana dengan chap ini? Koreksi kalau ada yang kurang, okay?

Oh ya, sharing aja sih, sejauh ini... Menurutku chapter ini yang bikin pusing >.<

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro