Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prince Of Glass -16-

Akhirnya, setelah liburan musim dingin yang cukup menyenangkan bagi Sasuke, ia kembali merasakan musim semi yang hangat. Dan semua berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan anak itu.

Sekolah, pergaulan yang tidak lagi dibatasi dan tentunya... kartu Itachi. hehe.

Hari ini terhitung seminggu sejak ia kembali bersekolah, ia tinggal kelas dan kembali kesepian karena ia yang memang pada dasarnya sulit bergaul dan berinteraksi dengan orang baru. Sasuke hanya duduk di bangkunya kali ini, Naruto atau Sakura bahkan keduanya tidak menghampirinya untuk ke kantin atau menghabiskan bekal makan siangnya di rooftop, tempat favorit Naruto membolos. Katanya mereka ada praktikum dan akan memundurkan waktu istirahat mereka. Ya, mereka--Sakura dan Naruto sekelas.

Sasuke membuka kotak makannya, berniat makan siang. Ia tidak boleh melewatkan waktu makan siangnya hanya karena tidak ada Saku--Naruto dan Sakura. Tapi urung, karena seseorang berambut hitam menghampirinya. "Sasuke-kun, 'kan?" Tanyanya.

Sasuke menatap heran, siapa? Tapi ia tetap mengangguk mengiyakan.

"Kenalkan aku, Lee. Rock Lee." Anak berambut tebal beralis tebal juga, mengulurkan tangannya. Minta berkenalan.

Uluran tangan dibalas. Sasuke tidak perlu mengenalkan dirinya, 'kan? Lagipula Rock Lee sudah tahu namanya.

'Boleh aku bertanya?' Tanya Sasuke. Ia menulisnya di belakang buku catatannya. Berjaga-jaga jika Lee tidak paham bahasa isyarat.

"Tentu saja boleh."Jawabnya dengan semangat. Anak yang periang, batin Sasuke.

"Dan aku bisa bahasa isyarat. Jadi, tenang saja." Lanjutnya. 

Sasuke bersyukur tentu saja, ada orang lain yang--bisa-- memahaminya lagi, setidaknya paham apa yang ia katakan. Karena Sasuke masih tidak percaya diri jika ia bersuara.

'Kau... Dari kelas mana?' Tanya Sasuke, karena ia merasa asing dengan Lee makanya ia bertanya.

"Aku? Aku kelas ini. 2-B, 'kan? Sama sepertimu."

Sasuke tertegun. 'Tapi, kenapa aku tidak pernah melihatmu?'

Rock Lee tertawa, lebar sekali. Lalu menjawab, "Memang, aku baru masuk hari ini. Aku baru saja pulang dari Belgia. Lomba Karate." Lee menjawabnya dengan nada berbisik di akhir kalimatnya.

'Belgia? Karate?' Tanya Sasuke lagi memastikan.

Lee mengangguk mantap, tentu saja.

"Tapi kau jangan bilang orang lain. Aku tidak suka terkenal." Jelasnya.

Sasuke mengangguk bingung dengan maksud perkataan Rock Lee. Tapi tidak menutup kemungkinan juga jika anak itu akan terkenal.

"Jadi, bisakah kita berteman?" Lee bertanya dengan nada riang.

Dan Sasuke mengangguk. Tidak ada salahnya, 'kan berteman dengan orang lain. Lagipula... classmate itu perlu.

***

Sasuke masih menunggu jemputannya. Ia dilarang keras oleh orang tuanya untuk tidak menggunakan kendaraan umum. Bukan karena Uchiha punya banyak mobil dan supir, tapi ini dilakukan untuk antisipasi jika Sasuke celaka. Setidaknya jika dengan kendaraan pribadi, bisa lebih aman.

Ditengah waktu tunggunya itu, Sasuke dikejutkan dengan Rock Lee, teman barunya yang kini berdiri di samping Sasuke yang masih menunggu jemputannya.

"Belum pulang?" Tanya Rock Lee, Sasuke menjawabnya dengan gelengan.

"Belum dijemputkah?" 

Sasuke mengangguk.

Lee ikut manggut-manggut memahami Sasuke. 

'Aku pulang dulu, Lee. Aku sudah dijemput.' Terang Sasuke kemudian ia masuk ke mobilnya.

 Lee merubah pandangannya, sorot mata pemuda itu... Agak menyeramkan dan sedikit misterius, berbeda dengan kesan ramah dan periang yang ia tampilkan saat istirahat makan siang tadi.  

***

Suasana mobil hening, seperti biasa. Sasuke hanya duduk dengan tenang di kursi belakang sambil melihat ke luar jendela dan memikirkan banyak hal. 

"Pa-paman, ba-bagaimana jika-jika aku pu-punya teman ba-baru?" Tanya Sasuke tiba-tiba pada supirnya.

Tentu saja, pertanyaan itu sedikitnya membuatnya bingung. Bukankah pertemanan itu terserah pada pribadi masing-masing?

"Itu bagus, Tuan Muda. Tapi, saran saya adalah Anda harus tetap berhati-hati dalam berteman karena tidak semua teman itu baik dan semua yang buruk tidak bisa menjadi bagian hidup kita." Jawabnya sebisanya. Setidaknya ia bisa sedikit memberi saran pada Tuan Mudanya jika hidup tidak semudah menggesek kartu kredit Itachi. Begitu.

Sasuke diam, ia kembali menatap ke luar jendela.

Lalu bagaimana dengan Sakura dan Naruto? Apa mereka baik? Apa ia bisa percaya pada mereka? 

Dan... dengan Rock Lee, apa pemuda itu juga sebaik Naruto? Atau ia akan bertindak jahat padanya suatu hari nanti?

Pikiran-pikiran tentang teman-temannya dan kejadian hari ini sangat memabukkan. Hingga tanpa sadar, mobil sudah berhenti dan masuk ke pekarangan rumah Uchiha.

"A-aku pulang." Ucap Sasuke, ia melihat rumah yang tetap sepi. Apa ayah dan kakaknya belum kembali dari kantor? Lalu dimana Ibunya? Hanya ada beberapa pelayan yang mondar-mandir di rumah besarnya.

Sasuke berjalan masuk ke dalam. Ia mengganti sepatunya dengan sandal rumah berwarna kelabu. Dan ketika ia melewati dapur, ia melihat Ibunya yang sedang memasak bersama koki rumahnya.

"Ma-Mama." Panggilnya. Niat ke kamar sudah urung, ia ingin bertanya banyak pada Ibunya tentang hari ini.

"M-Ma-Mama ada w-waktu?" Tanya Sasuke.

Mikoto melirik semua makanan di meja dapur, lalu melihat koki yang sudah hampir selesai dengan hidangan makan malamnya.

"Tentu saja, Ada, Sasuke." Jawabnya riang setelah melihat semuanya beres. Lalu, ia menggiring Sasuke keluar dapur dan membawanya ke ruang keluarga/.

"Ada apa, hm?" Tanya Mikoto, keraguan tergambar jelas di wajah putra bungsunya itu.

'Mama, bagaimana pendapat Mama, tentang teman dan pertemanan?' Tanya Sasuke mengawali percakapan mereka.

Mikoto diam, menunggu Sasuke apakah ia akan melanjutkannya atau tidak sebelum ia menjawab pertanyaan putra bungsunya.

"Teman adalah orang-orang yang menjalin hubungan kekeluargaan di luar keluargamu, Sasuke. dan pertemanan adalah ikatan itu sendiri."

'Lalu, bagaimana dengan teman yang baik dan yang jahat?'

"Teman baik adalah teman yang selalu baik dan selalu di sisimu ketika kau terjebak dalam sebuah masalah. Mereka tidak akan meninggalkanmu saat susah."

"Dan dengan teman yang jahat, kurasa kau tahu sendiri bagaimana kesimpulan dari teman dan arti jahat itu sendiri." Lanjut Mikoto.

Sasuke masih bingung dengan penjelasan Mikoto, tapi satu hal yang ia tahu, bahwa apa yang dijelaskan Ibunya sama dengan yang dijelaskan supirnya.

***

Halo gengs... 00:00 update nih...
Aku minta maaf karena slow up, byasa kesibukan real life *sok

Dan juga aku minta maaf lagi kalo pendek.

Selamat menikmati...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro