Prince Of Glass -12-
Awal pekan yang membosankan. Itu yang dipikirkan Itachi. Hari ini saja, ia memiliki tiga jadwal rapat dan dua kunjungan lapangan di proyek terbaru perusahaan Uchiha. Belum lagi janjinya dengan seseorang yang mengaku sangat merindukannya. Siapa?
Itachi mendesah lega, saat jadwal rapat terakhirnya selesai. Laporan evaluasi produk baru yang meluncur di pasaran memang sangat memusingkan, bahkan untuk Uchiha Itachi. Bagaimana Ayahnya menghadapi hal-hal semacam ini dulu?
"Kapan kunjungan di lakukan?" tanya Itachi. Ia duduk di kursi di restoran yang ada di depan gedung perusahaannya, di depan sekretarisnya, Kisame.
"Setelah jam makan siang usai, Itachi-san." balasnya. Keduanya masih tenang menyantap makan siang dengan selingan obrolan seputar jadwal kerja Itachi.
"Bisakah dimajukan? Aku ingin makan malam sudah berada di rumah." pandangan Itachi berbinar sesaat. Apakah ia sedang bahagia? Pikir Kisame menebak-nebak isi hati Itachi.
"Kita bisa berangkat setelah ini, Itachi-san. Jika kau ingin menghemat waktu." jawab Kisame. Itachi mengangguk dan melanjutkan makan siangnya dengan tenang.
*
"Sudah berapa persen pembangunannya?" tanya Itachi pada pelaksana proyek itu.
Pelaksana itu menatap Itachi gugup. "Delapan puluh persen, Itachi-sama."
"Bukankah proyek ini harus selesai akhir musim dingin?" tanya Itachi lagi. Pandangannya mendingin. Ia merasa tidak puas dengan kinerja bawahannya itu.
"Kami sedang mengusahakannya, Itachi-sama... Pekerjaan ini terhalang cuaca yang ekstrim akhir-akhir ini." jawab pelaksana itu.
Itachi mendengus kecil. "Kuharap dalam supervisi selanjutnya akan proyek sudah 90 persen jadi." Tukasnya kemudian pergi dari sana.
"Ini yang terakhir, 'kan?" tanya Itachi.
Kisame mengangguk.
"Kau pulanglah dengan taksi. Aku ada janji dengan seseorang." perintah Itachi. Ia melangkah begitu saja tanpa mempedulikan raut wajah Kisame.
"Baiklah." jawabnya lelah.
***
Konoha Children Hospital
Itachi duduk tenang di kursi tunggu lobi rumah sakit itu. Tampak menunggu seseorang.
Pandangannya teralihkan dari tablet yang dari tadi dilihatnya tanpa peduli dengan pandangan perawat dan orang-orang yang melintasi tempat itu.
"Itachi-kun..." Dari nada suaranya itu adalah seorang wanita. Ia memanggil Itachi dengan panggilan yang mengalun lembut.
Snelli-nya masih melekat di tubuh tingginya. Rambutnya brunet sepunggung, dan jangan lupakan tahi lalat kecil di bawah mata kanannya.
"Izumi, Aku merindukanmu." Jawab Itachi. Ia seketika berdiri ketika ia tahu itu adalah panggilan Izumi.
"Apa yang kau katakan... Kita baru saja bertemu minggu lalu." kekeh Izumi. Ia merasa Itachi berlebihan.
"Tapi aku merindukanmu," Itachi membalasnya dengan nada merajuk.
"Hentikan, Itachi-kun. Melihat tingkahmu dan wajahmu itu berbanding terbalik sekali." Itachi merengut sebal. Kemudian mencuri kecupan di bibir Izumi.
"Kau yakin, Mikoto-san akan menerimaku? Kau tahu, aku sangat gugup sekarang." Izumi menatap gusar Itachi yang sedang fokus menyetir.
"Tenang saja, Ibu pasti akan menyukaimu." Kata Itachi menenangkan. Ia meraih tangan Izumi dan menggenggamnya.
Keduanya duduk di dalam mobil dengan perasaan yang sama campur aduknya, karena Itachi yang pertama kali pulang ke rumah dan Izumi yang gugup karena akan bertemu calon mertua.
Perjalanan terjadi begitu saja dengan suasana yang hening. Bahkan Itachi yang sering mencairkan suasana ikut diam.
Mobil Itachi berhenti di depan rumah. Penjaga sudah mengambil alih kunci mobil Itachi ketika ia baru saja turun.
"Itachi-kun... Aku gugup." lirih Izumi. Mereka masih di depan pintu rumah. Belum masuk.
"Tenanglah." bisik Itachi mencoba menenangkan Izumi.
***
Sasuke melirik jam dinding. Ini sudah jam lima lebih dan waktu makan malam hampir dimulai, bahkan para pelayan dan Ibunya sudah menyiapkan makan malam. Sedangkan Itachi belum juga sampai di rumah.
Ia menatap bosan televisi yang menyala yang menayangkan siaran sore. Sasuke bahkan juga menyalakan laptopnya dan memegang ponselnya, tetapi masih saja ia bosan. Ujian akhir sudah dimulai, dan sepertinya Naruto dan Sakura benar-benar sibuk dengan ujiannya.
Jadi, apa yang harus ia lakukan?
Ia melirik lagi jam yang menempel di dinding di atas televisi. Enam lebih dua puluh lima. Ia terbangun setelah tertidur karena bosan.
Apa Nii-san sudah pulang? Batin Sasuke. Ia beranjak ke kamar mandi berniat membasuh wajahnya yang terlihat kusut karena bangun tidur.
Ia membasuh wajahnya dan menatap dirinya sebentar di cermin setelah membasuh wajahnya. Sebuah jerawat sedang membengkak indah di pipi kanannya dan rasanya itu sangat menyakitkan dan gatal. Ah sial. Batinnya.
Ia mendengar suara klakson. Jelas itu mobil Itachi, karena Papanya sudah pulang sejak sejam yang lalu. Ia segera menyambar cardigan miliknya kemudian berlari ke pintu depan.
Cklek.
Baik Itachi, Izumi maupun Sasuke sama terkejutnya. Itachi yang terkejut karena ia akan membuka pintu tapi lebih dulu terbuka. Sedangkan Sasuke terkejut karena Itachi pulang dengan seseorang. Gadis. Itu gadis.
"Sa-Sasuke... Aku pulang...," sapa Itachi dengan terbata-bata. Nada suaranya jelas tercekat. Ia terkejut tentu saja.
'Okaerinasai... Nii-san.' jawab Sasuke. Ia kemudian membungkuk singkat menyapa teman Itachi.
Suasana aneh menyelimuti sekitar Sasuke. Ia merasa aneh kakaknya pulang dengan orang lain. Mereka menuju ke ruang tamu, dan Sasuke diminta Itachi untuk menemani tamunya sebentar.
"Sebentar, oke?" kemudian Itachi berlalu ke kamarnya yang ada di dekat ruang baca di lantai satu rumah Uchiha.
"Kau... Sasuke?" tanya Izumi membuka percakapan.
Sasuke mengangguk. Ia menatap Izumi dengan tatapan canggung.
"Aku Izumi. Salam kenal." kemudian mengulurkan tangannya.
Sasuke melirik tangan itu, kemudian dengan ragu-ragu ia menjabat tangan Izumi.
'Aku Sasuke.'
Setelah itu mereka mengobrol dengan obrolan basa-basi seperti biasa, hingga akhirnya sebuah pertanyaan membuat Izumi membeku.
'Jadi, Izumi-san ini siapanya Nii-san?' tanya Sasuke dengan tampang polosnya.
Izumi tanpa sadar mengeratkan genggaman tangannya satu sama lain. Memang tidak masalah jika ia mengatakan ia adalah kekasih Itachi, tapi bukankah sangat lucu jika ia mengaku di depan keluarga Itachi sendiri?
'Izumi-san?' panggil Sasuke lagi setelah sebelumnya ia menyentuh lengan wanita itu.
"A-aku..."
"Sasuke, ayo makan malam--Eh, Sasuke, Itachi sudah pulang?" Panggilan Mikoto pada Sasuke terjeda, ia melirik Izumi kemudian memandang Sasuke.
"Ayo, Nona. Mari ikut makan malam." Pinta Mikoto, ia tetap berdiri di sana sambil menunggu Izumi.
***
"Jadi, dia siapamu, Itachi?" tanya Mikoto disela waktu makannya.
Itachi melirik Izumi, lalu ia melirik satu per satu keluarganya sebelum menjawab, "Dia Izumi, kekasihku, Ibu."
Semuanya terkejut. Apalagi Mikoto, ia tidak tahu anaknya sudah dewasa. "A-apa? Dia pacarmu?"
Itachi mengangguk. Di bawah sana, Izumi menggenggam erat sebelah tangan Iyachi. Ia takut jika ia akan ditolak keluarga Uchiha.
"Sudah berapa lama?" tanya Fugaku. Ia cukup penasaran sejak kapan anak sulungnya bisa mengenal kekasihnya itu.
"Mungkin sejak aku pulang dari Inggris, Ayah. Kami bertemu di bandara karena kecelakaan kecil." jelas Itachi.
"Kau sudah bekerja?" kini matanya menatap Izumi. Izumi gugup karena dipandang sedalam itu oleh Fugaku.
"Sa-saya bekerja di Rumah Sakit Anak Konoha, Fugaku-san." jawab Izumi.
"Ah... Souka."
"Kapan kalian akan merencanakan pernikahan?" tanya Mikoto antusias.
Itachi sampai tersedak gara-gara pertanyaan mendadak yang menohok itu.
"I-ibu kenapa bertanya seperti itu?" protes Itachi. Ia baru saja membawa pulang Izumi dan sekarang sudah di suruh menikah saja.
Tapi, hatinya berkata lain. Di sana, Itachi kecil bersorak riang, ia berhasil mendapat lampu hijau dari keluarganya.
Di rumah, Mother is Queen jika itu urusan seperti ini. Dan sepertinya akan segera hadir, "Mama minta cucu." dari bibir tipis Uchiha Mikoto padanya.
"Bu-bukan-bukankah memang se-seharusnya b-b-begitu, Nii-san?" Pertanyaan Sasuke kali ini membuat Itachi semakin tersudut dan bersorak di dalam hati secara bersamaan.
***
Ketemu lagi gengssss
Ini update terakhir tahun ini *yeayyyy 🎉🎉🎉
Selamat tahun baru dan sampai jumpa tahun depaaaan~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro