Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6th

Berulang kali Aster ingin mengucapkan terima kasih padanya. Ada tiga di antaranya yang telah lama dia simpan dalam lubuk hati—terima kasih sudah menyelamatkannya, sudah mau menjadi teman laki-laki pertama selama SD, dan ... cinta pertamanya hingga saat ini.

Namun, kalimat itu dingin di mulutnya, membeku dalam waktu yang cukup lama. Kegamangan sudah bersarang besar di lubuk hatinya, membuat setiap nomor yang dia tekan untuk menghubungi pemuda itu akan berakhir kandas. Karena pun, Eve tidak lagi mau melihatnya, membuka suara padanya. Tersisa satu cara yang Lixa usul, yaitu segera menemuinya.

"Bagaimana jika dia menolak?" Sungguh, saat ini Aster tidak sedang dalam kondisi yang baik. Dia sepenuhnya pesimis, sudah mengalami beberapa kali pengusiran Eve dalam telepon. Itu membuat bibirnya gemetar jika mencoba lagi.

Tetapi, temannya malah mengusul, "Coba saja dulu, kau belum tahu hasilnya. Bicarakan baik-baik."

Bibir itu malah memilin, lekas menutup hubungan tanpa salam penutup. Menekuk lutut hingga kini tembok menjadi pelindung cahaya mentari.

"Aster, kau baik-baik saja?"

Saat sudut matanya hendak menumpahkan air, Lydia datang dan bertanya. Dia berdiri dari jarak jauh, cukup selangkah demi langkah dia menghibur. Tetapi, Aster tidak memerlukan itu, sebab dia tahu kakaknya tidak pintar dalam menghibur.

Cukup saat ini dia bersikap tegar. Dia tahu saat ini kakaknya khawatir, maka itulah dia tidak mau sekelebat rasa itu terus berada dalam diri Lydia.

Aster segera mengangkat tubuh, sebelum mengarahkan pandangan pada jas putih yang Lydia kenakan. Suatu hal lumrah, bila dia hendak pergi kerja di pagi hari.

Termenung dalam waktu lama, sebetulnya Aster tengah mempertimbangkan usul temannya. Ada setitik ide yang kemudian membuat hatinya tergerak.

Dia segera mengejar menuju saudaranya. "Kak Lydia, tunggu! Aku ingin ikut!" serunya.

Setidaknya pada pilihan ini dia tidak menyesal. Sebab, Aster tengah berusaha lagi, bangun dari keterpurukannya yang berbobot berat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro