Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Dua puluh lima

Tidak hanya aku yang terkejut ketika Bara datang ke rumah, namun seisi rumah. Papa apa lagi, penampilan urak-urakan Bara sangat kontras di mata Papa. Dari atas sampai bawah, Bara bukanlah tipe menantu Papa.

Mama apalagi, wanita itu terang-terangan menatap jijik Bara. Untunglah Kak Kirana telah pergi bersama pacarnya ke dokter kecantikan untuk konsultasi mengenai kulitnya agar pas hari h pernikahan, mereka berdua bisa tampak glowing.

Kondisi ruang tamu yang kini berisi aku, mama, papa dan Bara begitu mencekam. Tatapan tajam Papa tidak membuat Bara takut, pria tiga puluh tahun itu malah dengan berani membalas dengan tatapan ramah dan senyum lebar yang tidak surut.

"Saya ke sini bermaksud untuk mengajak Kinan keluar, Om, Tante." Bara memulai.

"Ke mana?" Papa mulai melancarkan interogasi.

"Jalan-jalan, Om."

"Kamu kerja apa? Tinggal di mana? Bawa apa kamu berani mengajak Kinan jalan?" Berondong Papa.

"Saya seorang supir pribadi salah satu pejabat, Om. Tinggal di daerah jamin Ginting. Dan saya ingin bawa Kinan jalan-jalan dengan motor saya yang di depan," jujur Bara.

Papa tertawa meremehkan, "kamu kira dengan jawabanmu aku mengijinkan dengan mudah? Tidak boleh. Kamu bisa pulang sekarang."

"Tapi, Om—"

"Kamu tidak mengerti arti ucapan saya?"

Aku hanya bisa bergerak-gerak gelisah di tempat tanpa dapat berbuat apa-apa. Mama puas mendengar pernyataan Papa, sejak awal sepertinya mama tidak menyukai Bara. Di depanku Bara tertunduk lesu lalu berpamitan pulang, setelah pernyataan final Papa.

Aku mengira masalah berhenti sampai di situ. Namun deru mobil membuatku menegang, itu mobil Rayhan, aku ingat betul suara mobilnya, lengkap dengan klakson nyaring khas itu. Benar saja beberapa menit kemudian Rayhan muncul di pintu ketika aku menghantar Bara ke luar.

Kami berpapasan. Keduanya sama-sama melancarkan tatapan tajam. Entah kenapa aku merasa ada permusuhan yang teramat mendalam di antara mereka. Yang aku tahu Rayhan memang mengenal Bara, bukankah ia yang dulu sangat berisi keras menyatakan bahwa Bara penjahat.

Tapi aku tidak mendapati keterkejutan di wajah Rayhan, pria itu seperti telah mengetahuinya. Melewati kami berdua, Rayhan menyapa Papa dan Mama. Berbeda dengan reaksi yang di berikan pada Bara. Kedua orang tuaku menyambut Rayhan dengan tangan terbuka dan sepertinya papa menyukainya.

Rayhan menantuable mama dan papa. Bibit bobot bebetnya sudah diketahui mereka sejak lama. Maka dari itu dua tiket restu telah dikantongi Rayhan. Di sampingku, aku dapat merasakan Bara menggeram kesal.

Tidak tahu mengapa aku langsung menarik tangannya, membawa ia keluar dari sana. Aku tidak ingin pemandangan itu semakin membuatnya kesal.

"Kamu sendiri nekat banget ke sini. Kamu tahu sendiri gimana orang tua aku. Kamu pikir dengan tampilan seadanya gini, kamu bisa diterima?"

"Kamu benar. Dengan penampilan aku yang seperti ini aku tidak pantas untuk kamu, tidak oleh kamu, orang tuamu bahkan untuk siapa pun."

"Bara. Bukan itu maksud aku!"

"Aku pulang."

Sebelum ia menaiki motornya aku menahan lengannya. Ia berhenti dan memandang tanganku. Kutarik napas dalam-dalam, sebelum mengutarakannya.

"Kamu ingin pergi lagi? Tanpa berjuang sedikit pun? Katanya suka sama aku. Seharusnya kamu hilang aja selamanya! Kenapa kita ketemu lagi? Terus kamu bilang masih menyukai aku, minta kesempatan kedua. Tapi apa kamu nyerah gitu aja?!"

Aku benar-benar kesal dengan sikap Bara. Aku tidak munafik bila bilang aku ingin diperjuangkan, aku ingin merasa berharga. Tidak seperti dulu yang dengan mudahnya jatuh pada pria ini. Walaupun aku tahu pernyataanku barusan menunjukkan bahwa aku masih mencintainya.

"Aku nggak nyerah, Kinan. Aku cuma mau pulang untuk kembali lagi besok, dengan cara yang berbeda, yang sesuai dengan keinginan orang tua kamu."

"Bara. Jangan pergi lagi."

Tanpa ragu aku mendekap tubuh jangkung kurus itu. Kurasakan dia juga membalas pelukan itu. Begitu hangat, kerinduanku terobati, hal yang kemarin mati-matian kutahan kini akhirnya aku menyerah untuk bertahan. Aku ingin sekali lagi jatuh padanya, dengan risiko akan mendapatkan sakit yang seperti dulu lagi.

"Kali ini, aku enggak bakalan pergi, Kinan. Aku akan memperjuangkan kamu mati-matian. Aku janji."

•••

"Kau kembali lagi berhubungan dengan Bara? Kau lupa dia siapa, Kinan. Dia buronan."

Aku masih tetap tidak suka Rayhan menjelekan Bara seperti itu. Bagiku seburuk apa pun Bara, tetap saja tidak ada yang boleh menjatuhkan Bara dengan cara seperti itu. Lagi pula sampai detik ini Bara belum mengkonfirmasi mengenai masalah itu, jadi tuduhan Rayhan tidak akan kupercaya.

"Apa kau masih menyukainya?"

Aku tersentak dan langsung saja menatap Rayhan yang sibuk melajukan mobil di antara ramainya jalan. Pertanyaan itu adalah pernyataan yang benar. Tapi aku tidak ingin mengutarakannya.

"Pantas kau tidak menerima keberadaanku selama ini, hatimu masih diisi oleh dia ternyata."

"Rayhan...."

"Tidak perlu sebulan, aku sudah tahu jawabannya. Sepertinya aku perlu mempercepat kepindahanku, tidak ada alasan lagi untuk bertahan lebih lama."

"Ray. Aku masih punya sebulan untuk berpikir, dan apa pun bisa terjadi selama itu. Aku akui sekarang ya, aku masih menyukai Bara. Tapi besok siapa yang tahu?"

"Aku tidak yakin kau akan memilihku. Pelukan yang tadi membuktikan bahwa kau tidak ingin pisah darinya."

"Ray...."

"Perlu aku putar balik, kau bisa kembali ke rumahmu. Tidak perlu jalan-jalan denganku bila yang kau harapkan di sampingmu adalah Bara."

"Stop, Ray!" Bentakku frustasi, aki merasa bersalah karena telah menggantungnya dan masih menyukai Bara. Namun juga tidak bisa memastikan bahwa aku dapat bersama Bara.

Aku tidak dapat mengetahui akankah Bara bisa lolos dari Papa, apakah dia akan menepati janjinya. Kendati ia telah berjanji, namun kemungkinan ia tetap akan meninggalkanku masih ada.

"Aku janji, jika sebulan ini kau dapat membuktikan bahwa Bara orang jahat dan tidak pantas bersamaku, maka aku bersedia jadi milikmu."

[]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro