Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6

"Seru banget. Sedang apa?"

Mateng gue!

Kenapa dia bisa muncul di sini?

"Kita lagi taruhan berapa lama Jack sama ceweknya," jawab Zee yang matanya bak singa betina siap menangkap mangsaーdalam kurung menjilat atasan.

"Jack?" Pria itu mengangkat sebelah alisnya sembari melirik Jack. "Saya ikutan. Dua minggu lagi putus."

"Sama kayak saya taruhan dua minggu lagi!" Zee berseru kegirangan.

Dirgantara menyahut, "Kalo Pak Keydan yang ikutan, taruhan nggak bisa seratus ribu dong."

Aku meringis. Harusnya mereka iya aja biar pria ini cepat hengkang dari sini. Sebagai direktur pemasaran, Pak Keydan tuh harusnya nggak hilir mudik di ranahnya para cungpret trainer yang letaknya paling pojok. Dari situ saja aku mulai waswas Pak Keydan datang ke sini dalam wacana ingin dekati aku soal kejadian Jumat malam.

"Kenapa saya harus dibedakan? Saya juga pasang taruhan seratus ribu."

"Pak, nggak usah ikutan lah. Banyak banget yang doain saya putus." Jack mengeluh terang-terangan.

Awalnya aku pikir Pak Keydan bersimpati pas lihat dia menepuk bahu Jack. "Kalo bukan karena kasus anak magang waktu itu, saya yakin kamu sudah mencetak jumlah mantan lebih dari jumlah jari tangan kamu sendiri," katanya yang mematahkan dugaanku.

Kasus Jack dan anak magang terjadi beberapa bulan yang lalu. Jack pacaran dengan anak magang yang baru join kurang dari sebulan. Berhubung Jack ini macam kumbang yang matanya sering jelalatan dan hatinya mudah lompat ke kembang lain, mereka putus kurang dari sebulan sejak jadian. Sebenarnya, model pacaran Jack memang begitu. Kita menjulukinya pacaran tahi ayam. Hangat sesaat, terus mengeras. Masalah membesar karena anak magang ini nggak terima setelah putus, Jack cepat mendapatkan cewek baru. Rame tuh mereka bertengkar di lobi kantor.

Tahu dong orang Jepang paling anti campur aduk urusan pribadi ke pekerjaan. Kehebohan Jack dan si anak magang dibahas sama bos-bos Jepang. Di sini, sudah ada larangan suami dan istri bekerja dalam satu kantor. Karena kasus Jack dan si anak magang, perusahaan membuat aturan baru soal penalti bagi siapa saja yang kedapatan menyebabkan huru-hara. Penaltinya lumayan ajib. Penundaan promosi sampai satu tahun, potong gaji, demosi, bahkan pemecatan. Semua karyawan diminta tanda tangan surat perjanjian yang berkenaan aturan baru itu. Inti suratnya ya kami setuju pada apa pun keputusan perusahaan kalau sudah berbuat onar.

Gimana nasib si anak magang? Doski cabut tanpa mau repot berpamitan.

"Jangan buka aib lah, Pak," desis Jack dengan muka memerah.

"Nggak apa-apa, Jack. Kasus kamu bantu HR kerja lebih rajin. Inggrid, saya mau bahas proyek baru yang kita terima. Meeting sama saya jam sepuluh. Terus..." Pak Keydan menoleh padaku.

Detik itu juga, aku merasa jantungku berhenti berdetak dan napasku tersangkut di leher. Kamu tahu perasaan ketika tertangkap makan permen padahal mama sudah melarang? Aku merasakannya kini. Aku mengecil di bawah tatapan Pak Keydan yang ganteng. Eh? Otak ya, tolong fokus!

"Precy pegang training perusahaan apa?" tanyanya tiba-tiba.

"Sa-saya..." Aku nge-blank.

"Dia pegang PT. AKJ bareng saya, Pak." Jack membantu menjawab.

Thanks, Jack. Nggak percuma aku sering menghibahkan setengah porsi nasi padangku. Dia berguna jadi jubir.

"Hanya satu?" Sejak tadi tatapan Pak Keydan nggak berpaling dariku, meski Jack yang menjawab.

Tolong, ambilkan aku kardus! Mukaku panas nih!

Aku nggak bisa ditatap terus-terusan sama orang ganteng. Hatiku yang memegang teguh prinsip nggak makan lauk di piring orang bisa-bisa goyah kalau lauknya semacam Pak Keydan yang fisik sampai dompet skornya seratus.

"I-iya," jawabku susah payah.

Dia mengangguk sekali masih dengan tatapan mencermatiku. Waktu dia berpaling ke Bu Inggrid, baru aku bisa bernapas lega.

"Siapa yang pegang training paling sedikit bulan ini?" tanya Pak Keydan.

Celaka gue!

Pertanyaan memang diarahkan pada Bu Inggrid, tapi jawabannya ada padaku. Aku yang paling sedikit pegang training bulan ini karena jatah training yang aku pegang sudah usai minggu lalu dan minggu ini aku hanya assist Jack yang kedapatan banyak trainee.

"Precy, Pak," jawab Bu Inggrid penuh kebanggaan. Kutebak, dia sudah mempelajari banyak soal tim kami sehingga bisa memberikan jawaban ekspress.

"Kalo gitu, kita bisa tunjuk Precy memegang proyek yang baru." Pak Keydan berpaling padaku. "Kamu ikut meeting nanti."

Begini nih kalau aku terlalu jago menyusun rancangan training, begitu training yang aku pimpin usai, aku yang duluan ditendang ke proyek baru. Kan, kan, kan, kampret! Pengen menolak, takutnya dinilai nggak profesional dan berdampak ke penilaian akhir tahun.

Sebagai bagian dari barisan cungpret aku mengangguk sambil menjawab, "Siap, Pak."

Siap terjun ke neraka, lanjutku dalam hati.

Pak Keydan tersenyum luar biasa manis sebelum meninggalkan kubikel berantakan kami. Zee menyikut pinggangku sembari berbisik, "Pak Keydan ganteng banget sih. Menggoda banget gue tikung."

Aku mencibir dalam hati. Kemudian duduk di kursiku. Bu Inggrid mendekat saat yang lain sudah mulai sibuk di mejanya masing-masing.

"Kamu siap-siap kerja under supervisi Pak Keydan, Pre," katanya.

"Heh?" Aku melotot. Literally, I glared at my supervisor. "Kan, Bu Inggrid atasan saya? Gimana bisa kerja under Pak Keydan?"

"Temporary, Pre. Kita punya klien baru dan mereka punya beberapa tuntutan yang beda. Jadi, kamu bakal sering dapat info dari Pak Keydan dan laporan ke dia. Ke saya juga. Cuma ditambah satu step lapor ke Pak Keydan."

"Enak banget lo," ceplos Zee.

Enak dengkul lo?

Yang ada aku kayak menawarkan leherku untuk digantung kalau harus kerja hadap-hadapan sama Pak Keydan. Gara-gara salah tempat tidur, runyam hari Seninku.

###

10/02/2021

Helooo...
Jangan lupa follow IG missbebeklucu 🤗

Pak Keydan, aku aja yang laporan... laporan kondisi hatiku *ohok

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro