24
Pak Keydan membawaku ke apartemen di daerah premium Jakarta Selatan. Dia juga memimpin jalan menuju unit apartemen. Kepalaku mulai menerka dia akan membawaku ke apartemennya dan Jess. To be honest, aku cemas dan merangkai jutaan alasan kabur kalau-kalau Jess sudah siap berdiri di depan pintu sembari membawa celurit.
Atau pisau daging?
"Tumben pulang, Key-" Suara Jess menggantung saat menemukanku masuk di belakang Pak Keydan.
Itu tadi aku nggak salah dengar? Pak Keydan jarang pulang dong. Hm, ada yang busuk di sini.
"Ada yang ingin bertemu kamu. Katanya, ingin memberikan dukungan sebagai sesama perempuan," kata Pak Keydan dengan suara geli yang nggak ditutup-tutupi.
"Hai, Precious. Kita ketemu lagi. Kamu diseret ke sini sama bos jahat ini?"
"Nggak, Bu. Saya..." Mentalku memang mental jelly drink, colek dikit goyang tekadku.
Jess menantikanku bicara. Hatiku kadung bersalah. Perempuan yang nggak ada salahnya malah aku jahati.
"Kalo masih butuh waktu, take your time. Kita makan yuk." Jess menggandeng lenganku.
"Kamu masak?" Pak Keydan memandang Jess ngeri.
"Bukan aku. Yang masak Tevi. Perut kamu aman dari racunku."
Jess pasti nggak punya bakat masak, pikirku. Untunglah bukan dia yang masak. Tapi siapa Tevi?
"Tevi di sini?" tanya Pak Keydan.
"Aku yang ajak Tevi ke sini. Dia di kamar, lagi mandi. Ayo, Precious, duduk di sini." Jess memaksaku duduk di sisi kanan Pak Keydan di meja makan, sementara dia duduk di sisi kiri Pak Keydan. Aku berusaha maklum karena bentuk meja makan melingkar dengan empat kursi di masing-masing sisinya. Walau akan lebih nyaman jika Jess yang duduk diapit, bukan kami mengapit Pak Keydan.
"Makan malamnya banyak banget. Kamu yakin Tevi akan makan semua ini?"
Ucapan Pak Keydan mengalihkanku pada lauk di meja. Ada delapan piring dengan delapan lauk berbeda dan satu mangkok nasi. Aroma lezat berbaur menggoda. Eits, hawa nafsu, jaga etika. Aku ke sini mau penebusan dosa (kalau bisa), bukannya numpang makan.
Sosok Tevi yang disebut-sebut keluar dari sebuah kamar. Perempuan super cantik dengan tinggi hampir 170 senti dan badan super model. Sebagai perempuan, aku langsung menganga melihat kecantikannya. Jika Jack di sini, yakin deh, liurnya sudah mengalir deras.
"Hai, aku Tevi."
Aku menjabat tangan Tevi yang mulus. "Aku Precious, bawahannya Pak Keydan."
Tevi tersenyum lembut. "Nice to meet you. It's the first time Keydan mau kenalin karyawannya. He's so picky. Atau dia lebih berengsek lagi di kantor?"
Aku mau jawab, "IYAAAAA! DIA BERENGSEK BANGET!" Sekali lagi, berterima kasihlah pada jiwa cungpretku. Aku menahan diri dan hanya mengulas senyum tipis.
"Tevi, ayo duduk. Kita makan." Jess tiba-tiba bersikap manja dan menarik Tevi duduk di kursi kosong. Dia yang mengambilkan Tevi nasi dan lauk. Aku mengamati Pak Keydan santai saja menyendok nasi dan lauknya sendiri.
Situasi ini menyebabkan pertanyaan melesat di benakku. Apa peran yang mereka jalankan di sini? Kenapa rasanya mixed up?
***
22/03/2021
😂aku sengaja kasih dikit. Biar bala-bala menebak sendiri dan tambah penasaran. Yang penasaran ngacung ☝️
Kamu mau tau apa soal saya?
🐷Anu, itu, loh, Bapak masih single apa udah janda? Eh! Maksudnya, duda. Tolong jangan bikin oleng hati kami terus, Pak. Kami tuh ga suka diginiin.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro