Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

17

Info dulu dong, gaesss...

Novel YOU TOLD ME SO
Sudah bisa dipesan di Mizanstore dan toko buku online yang bekerja sama. Kalian bisa ikutan Pre Order di Shopee dan Tokopedia atau belanja langsung ke Mizanstore.

Mumpung masih PO, ada diskon menggiurkan yang sayang kalo dilewatkan.

Yuk yuk pesan bukunya sekarang sebelum masa pre order berakhir 🤗

Untuk info pemesanan, bisa cek di Instagram noura.pop ya

Makasih sudah baca info ini

Selamat membaca 🤓

Aku memejamkan mata menikmati pagutan demi pagutannya. Kedua tanganku melingkari lehernya. Saat aku membuka bibirku untuk memberikannya akses, Pak Keydan menjauh.

Sekali bangcat memang bangcat, rutukku.

"Jangan melotot," katanya dengan tenang. "Lihat kamu seperti ini seharusnya kamu bisa menduga apa yang terjadi malam itu."

Aku menelan ludah. Posisiku yang di atas angin seolah dipental ke ujung jurang. Dia itu menggiringku pada satu dugaan. Tapi aku tolak dong. Aku itu cewek dan di mana-mana cewek itu lemah.

Iya dong? Iya kan?

"Saya itu digoda Bapak," aku berkilah balik.

"Digoda?" Pak Keydan mengangkat sebelah alisnya. "Kamu bisa tolak saya. Dorong saya. Tapi kamu... sudahlah. Istirahat saja."

Eh? Aku melongo. Bertengkarnya udahan?

Pandanganku mengikutinya yang keluar kamar. Begitu pintu ditutup, aku berlari mengunci pintu dan memeriksa fungsi kuncinya. Kemudian aku mengambil pakaian ganti. Karena takut ada yang masuk tiba-tiba lagi, aku memutuskan kamar mandi lebih aman untuk berganti pakaian.

"Gila banget lo, Pre," gumamku sembari mengenakan pakaian. "Dari semua makhluk Tuhan paling seksi yang berlawanan jenis kelamin, kenapa banget lo harus tergoda sama Pak Keydan? Bego! Bego!"

Malam itu, aku pikir aku nggak akan bisa tidur akibat kejadian di depan kamar mandi. Ternyata, lelah badan mampu melelapkanku di atas ranjang. Aku bangun pada pagi hari saat ponselku berdering. Itu bukan dering alarm, melainkan panggilan masuk.

Aku menyentak selimut. Masih dengan mata terpejam, aku duduk di kasur, lalu meraba-raba sekitar kakiku. Biasanya aku meletakan ponsel di antara kakiku. Dering ponsel masih memekakan telinga dan aku belum juga menemukan benda pipihku.

Susah payah, aku membuka mata. Dekat kaki nggak ada apa-apa. Aku merasakan disorientasi sesaat. Kemudian mengecek tasku yang teronggok di lantai. Benar saja. Ponselku masih nyelip di bagian samping tas.

P' Bangcat is calling...

Aku menghela napas letih. Di pagi hari aku sudah dihadiahkan ujian hidup. Takdir, jangan gini amat lah!

Jam berapa sih?

Aku mengambil jam tanganku. Pukul setengah delapan. Mataku membesar. Aku terlambat bangun. Pak Keydan pasti meneleponku karena aku belum juga keluar kamar.

Mampus gue.

Aku sengaja tidak menjawab teleponnya. Aku menyambar seragam bersih dan pakaian dalam. Kemudian kabur ke kamar mandi. Dalam lima menit, muka bantalku sudah tertutupi keajaiban BB cushion. Mata pandaku lenyap di bawah kekuatan concealer. Bibir kering pun teratasi lipgloss. Biar kece dikit, aku tambahkan blush on. Mandiku singkat banget. Siram badan, gosok ketiak, cuci muka, lalu bilas. Biar nggak ketahuan mandi ciprak cipruk, aku oles deo dan semprot parfum kepala sampai badan.

Oke. Precious Desiana Waluyo siap menghadapi kutu alias si bangsat alias Pak Bos. Cungpret juga butuh tampil maksimal sebelum berperang.

Aku ambil ponselku. Wow, delapan menit saja waktuku mandi sampai touch up. Thank God, aku nggak memaksakan diri membuat alis. Bisa-bisa satu jam aku baru kelar membentuk alis simetris natural.

Aku menekan nomor Pak Keydan. Dehem-dehem dikit biar nggak ketahuan baru bangun tidur. "Ekhm, ekhm. Satu dua satu dua. Oke."

Panggilan teleponku diangkat. "Halo, Pak. Maaf, saya nggak angkat telepon Bapak. Apa Bapak sudah di bawah?"

"Bawah?" Suara Pak Keydan terdengar meledek. "Saya nggak di bawah. Saya di kamar."

Aku memutar bola mata. Terus buat apa nelepon?

"Kita nggak perlu ke user pagi ini," lanjutnya.

"Kita libur, Pak?" Insting cungpret memang begitu. Kalau ada yang tampak menguntungkan, pasti mengarah ke libur dan bonus.

"Nggak. Kamu tetap kerja. Saya sudah kasih tugas kamu. Sore, kita akan ke tempat user. Kamu sudah harus selesaikan tugas kamu. Kita jalan jam tiga," katanya.

"Oh, begitu. Baik, Pak."

Setelah telepon terputus, aku bersorak HORE. Bisa lanjut tidur, pikirku. Sebelumnya, aku hanya perlu memeriksa tugas apa yang diberikan Pak Keydan. Aku menyimpan kertas pemberiannya dalam tas.

"Bangcat," aku menggeram kesal membaca catatan tugas yang diberikan. "Ini kebanyakan woy!"

###

23/02/2021

Namanya bos itu ya Bangcat, Pre 😌 tanya aja ama reader di mari. Iya apa iya?

Kalo kamu kedinginan, biar saya yang peluk.

🐷 Pak, yang baca juga kedinginan. Gimana nih? Boleh ikutan? Wkwkwk...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro