"Ini ada menu untuk menghitung BMI. Tinggal masukkan tinggi badan dan berat badanmu di sini. Tinggi badanmu berapa?" tanya Arkan. Dia dengan bersemangat menjelas fitur-fitur dari aplikasi buatannya sendiri bersama kakak sepupunya Bang Reno.

Lana mengamati bahwa aplikasi itu sangat lengkap. Ada kalkulator BMI ada penghitung kalori harian, ada pedometer untuk menghitung langkah kaki, dan ada juga Diet Diary untuk mencatat kalori harian. Sepertinya aplikasi ini akan sangat membantunya untuk melaksanakan diet.

"Tinggiku 154 cm," sahut Lana

Arkan memasukkan tinggi badan dan berat badan Lana ke dalam aplikasi lalu munculah BMI atau Body Mass Index-nya sebesar 29,52. Lana dalam kategori obesitas tingkat I menurut klasifikasi WHO dan kategori gemuk menurut klasifikasi nasional.

Jika Lana ingin BMI-nya normal menurut klasifikasi WHO berat badan normalnya adalah 54,3 kg. Sedangkan kalau memakai klasifikasi nasional berat badan normalnya adalah 59,29 kg. Jadi berat badannya harus turun 11-16 kg. Angka di kalkulator BMI itu membuat Lana melongo. Segendut itulah dia selama ini?

"Kamu mau pakai k.lasifikasi WHO atau klasifikasi nasional?" tawar Arkan.netoo

"Klasifikasi nasional ajalah. Agak gendut sedikit nggak apa. Biar montok," dalih Lana, padahal dia males aja kalau harus menurunkan berat badan sampai enam belas kilo gram. Turun sekilo aja susah bener. Bahkan sampai dia masuk rumah sakit kemarin berat badannya nggak turun sama sekali.

"Oke, berarti program diet ini untuk menurunkan sebelas kilo gram saja ya. Kamu mau berapa lama?"

"Sebulan bisa nggak?" tanya Lana.

Arkan menggeleng keras. "Penurunan berat badan yang sehat itu maksimal 2-4 kg dalam seminggu. Kalau lebih dari itu kamu bisa masuk rumah sakit lagi," tegasnya.

"Jadi minimal program dietnya 3 bulan?" ucap Lana.

"Maksimalnya. Aku sarankan enam bulan. Harus ada program maintenance," kata Arlan. "Kita akan coba program defisit kalori dulu. Kita ukur kebutuhan kalorimu pakai aplikasi ini."

Arkan memasukkan umur, tinggi badan, berat badan dan aktivitas Lana yang cuman lumah-lumah aja setelah resmi jadi pengangguran. Ternyata menggunnakan kalkulator itu kebutuhan  kalorinya dalam sehari adalah 1.616 kkal setiap hari.

"Kita kurangi jadi 1400 kkal dulu setiap hari. Nah di sini ada diary makanan  kamu bisa mencatat makanan apa yang kamu makan setiap hari. Dari sini kita bisa mengontrol asupan nutrisimu. Kita pakai diet tinggi serat dan tinggi protein. Kurangi asupan lemak dan karbohidratmu."

Lana melongo mendengar penjelasan Arkan. Dia pernah mendengarkan wejangan dari mantan calon papa mertuanya dulu. Bahwa resep masakan enak itu hanya dua yaitu gula dan lemak. Berarti kalau dia bakal mengurangi dua komponen itu dari hidupnya makanan yang dia makan bakal kayak apa rasanya? Membayangkannya saja sudah bikin Lana lemes.

Melihat wajah Lana yang memucat Arkan tertawa aja. "Tenang, Lan, kita akan coba atur dulu menunya. Aku upayakan rasa makannya tetep enak kok. Kamu biasanya makan apa aja?"

"Biasanya aku klo pagi-pagi beli nasi bungkus atau pecel. Siangnya aku nggak makan tapi minum boba. Malemnya aku jajan makanan kekinian gitu, mie, sushi, atau ngegrill gitu."

Arkan menepuk jidatnya. "Pantes aja, Lan," desahnya.

Lana cuman terkekeh. "Ini gara-gara adikmu! Karena dia aku jadi stress dan banyak makan!" gerutu Lana. Dia nggak bohong kok. Memang Arlan selalu menjadi sumber stressnya.

***

Halo guys... Lama aku nggak update ya. Soalnya aku, suamiku, sama bayiku, kami semua sakit batuk pilek. Aku sempet anosmia juga tapi pas aku periksa rapid antigen alhamdulillah negatif. Cuman ya jadi ga bisa mainan wattpad. Di kantor juga lagi banyak banget kerjaan aku jadi utamakan pekerjaan utama dulu ya.

Yang ga sabar baca kelanjutannya langsung ke karyakarsa aja ya kak. Yang maunya baca di sini aja harap menunggu dengan sabar.

Malem nanti mau coba live shopee lagi ya setelah sekian lama. Yang mau ikutan ngobrol-ngobrol bisa nonton ya. Jam 8 tuh bayiku selalu rewel... Terus klo aku nidurin dia, aku pasto ikut ketiduran juga wkwkwk. Jadi maafkan klo aku livenya terlambat.