Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2.

Sialnya, tuhan sepertinya tidak mengindahkan doa Alcyone untuk lulus SMA dengan tenang-tenang saja.

Buktinya, sekarang ia sedang berhadapan dengan salah satu dari si kembar itu dengan posisi dirinya sedang ditahan dengan punggungnya menyentuh dinding. Untung saja halaman belakang sekolah ini adalah tempat yang jarang dilewati oleh murid, jadi paling tidak, tidak bakal ada rumor aneh-aneh yang beredar.

"Kamu tadi melihatnya 'kan?" Pemuda berambut hitam itu berucap sementara mata kuning tajamnya menatap Alcyone.

'Melihat apa?? Tadi juga kamu cuma cuci muka terus tau-tau lihat aku??' Alcyone berteriak dalam batinnya sambil kepalanya mencoba memikirkan cara untuk kabur dari kondisi ini.

Ia sempat terpikir untuk kabur, tapi percuma, kakinya sudah terasa lemas meski hanya berdiri berhadapan dengan salah satu kembar yang terkenal akan blackmailnya itu.

"Melihat apa?" Alcyone merutuki dirinya untuk menanyakan hal bodoh seperti itu. Tapi dia juga tidak salah, toh dia tidak tahu salahnya apa juga.

"Saat cuci muka tadi."

Alcyone melongo.

Itu doang? CUMA GARA-GARA ITU DOANG?

Alcyone langsung menganggap dirinya orang apes satu dunia hanya karena melihat satu orang cuci muka. Memangnya apa sih yang beda setelah orang cuci muka? Walau bisa dia akui kalau wajah salah satu kembar ini terlihat lebih tajam dari apa yang seharusnya terlihat-manis dan lucu.

"Jadi, kau melihatnya atau tidak?"

Sudahlah, kelihatannya kalau Alcyone menolak untuk mengakui juga nantinya bakal kena masalah juga. Mending cari cara untuk mengurangi masalah yang akan ia dapatkan.

"Iya, aku melihatnya, tapi memang terus kenapa? Memangnya ada sesuatu yang spesial?" Ujar Alcyone sambil memandang pemuda di depannya dengan takut-takut.

"Hohoho, aku senang kau langsung mengakuinya~" sebuah senyum timbul di wajah pemuda itu, "sebagai hadiahnha akan kuberi tahu alasannya."

Suara gemerisik rumput yang ditiup angin dari jauh terdengar, bersamaan dengan itu, suhu tiba-tiba saja menurun membuat bulu kuduk Alcyone merinding. Senyuman menawan milik pemuda yang berdiri tepat di depannya kini terasa menyeramkan-dan tambah menyeramkan lagi saat sang pemuda mulai membuka mulutnya.

"Alasannya adalah..."

"... Karena kelihatannya menggodamu seru sekali. Lihat, kau merinding ketakutan hanya dengan menatapku saja, sungguh sebuah pemandangan yang menarik." Pemuda itu tertawa san sontak membuat Alcyone ingin menjitak kepalanya-yang untungnya berhasil ditahan.

"Ahh, tapi kau tidak menangis. Padahal biasanya orang-orang yang kuancam pasti menangis sambil memohon-mohon setelah kuancam seperti barusan. Baru kali ini rasanya ada yang berhasil mendengar alasanku, kamu orang yang menarik~"

Kelihatannya kembar ini mempunyai kebiasaan yang buruk. Orang waras mana yang punya hobi mengancam orang-orang dan berharap mereka akan menangis sambil memohon-mohon.

Alcyone menghembuskan nafasnya, merasa sedikit lega karena setidaknya Ia tidak perlu berhadapan dengan sesuatu yang lebih berbahaya lagi.

Ia berencana setelah ini untuk langsung pergi saja, berhubung kelihatannya urusan mereka sudah selesai. Tapi sayangnya, pikiran untuk pergi itu langsung diinterupsi oleh sebuah ucapan dari sang pemuda,

"Namamu siapa?"

Sang pemuda menatap Alcyone dengan angkuh sementara salah satu tangannya terlipat dan yang lainnya ia letakkan dagu-membentuk pose berpikir.

Gadis berambut putih itu tentu tidak berminat untuk menjawabnya, jadi ia langsung berlari kencang sembari berteriak, "RAHASIA!" meninggalkan sang pemuda bermahkota hitam tanpa jawaban yang pasti.

.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro