Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Four: Peter si Anak Populer

Peter cemberut terus seharian ini.

Dia kehabisan ide. Baik seni maupun memasak, dia tidak cocok dengan keduanya.

Romeo kembali menawarinya pelajaran memasak, tapi Peter sudah terlanjur kehilangan minat.

"Tidak mau! Aku cari cara populer yang lain saja!" tolak Peter.

Jadi yang dia lakukan seharian itu hanya berkeliling sekolah. Romeo dan Wendy (yang agak terpaksa) mengikutinya.

"Lagian, mana mungkin kau bisa jadi populer hanya dalam waktu beberapa hari, kan?" omel Wendy. "Kenapa, sih, kau tidak berhenti saja."

Peter masih cemberut. "Habis, aku, kan, tidak seperti kalian. Aku juga mau punya keahlian biar jadi populer!"

Pertengkaran mereka berdua pasti terus berlanjut kalau Romeo tidak segera melerai. "Sudah, sudah. Daripada bertengkar, main sepak bola saja, yuk?"

Tidak ada yang menjawab. Keduanya membuang muka dan menjauh satu sama lain.

Mereka masih berkeliling. Diiringi adu mulut antara Peter dan Wendy, dengan Romeo sebagai penengah.

Sembari berjalan, Wendy beberapa kali menangkap anak-anak dari kelas yang lebih besar melempar pandang pada mereka. Itu wajar, soalnya Peter tidak pernah diam waktu berjalan, tapi Wendy jadi memikirkan hal lain.

Wendy menarik Romeo hingga sejajar dengannya. "Hei, aku jadi kepikiran sesuatu," bisiknya ke telinga Romeo. "Sejak tadi, orang-orang melihat kita gara-gara Peter sangat berisik, tapi Peter yang berisik, kupikir sudah jadi hal biasa."

"Jadi ... apa hubungannya itu dengan jadi populer?" tanya Romeo.

Wendy melanjutkan, "Yah, kedengarannya mungkin agak jahat. Tapi kalau tujuan Peter adalah agar dia dikenal banyak orang, maka kurasa tujuan itu sudah tercapai."

Romeo menepuk kedua tangannya. "Maksudmu, Peter populer sebagai ... anak yang berisik?"

Wendy hanya mengangkat bahu.

"Hei, kalian lagi ngomongin apa, sih?" Diskusi keduanya terhenti ketika Peter sudah berdiri di depan mereka, terlihat kesal karena tidak diajak.

Wendy mencoba meluruskan percakapan mereka tadi. "Begini, Peter. Kalau kau memang ingin jadi populer, maka selamat, sepertinya kau sudah mencapainya."

Kening Peter berkerut. "Maksudmu apa, sih?" tanyanya. "Aku tidak punya keahlian, mana bisa populer kayak kalian-"

"Bukan populer yang seperti itu, Peter." Wendy langsung memotong. "Kau mungkin tidak memperhatikan. Tapi sejak tadi, waktu kita jalan, Orang-orang terus memperhatikan kita. Dan, kau tahu? Kau bakal dikenal orang sebagai anak yang berisik!"

Sementara mereka berdua kembali bertengkar, Romeo harus berusaha menjadi penengah karena mereka kembali jadi perhatian orang-orang.

"Hei, Romeo, kalau menurutmu gimana?" Peter tiba-tiba bertanya. "Gimana caranya biar aku juga bisa jadi populer?"

"Eh, yah ...." Jika ditanya langsung seperti itu, tentu saja Romeo tidak tahu harus menjawab apa. "Yah ... mau apapun caranya, jadi populer, kan, butuh proses. Jadi Peter juga harus sabar."

Wendy mencibir. "Tuh, dengar. Kalau tidak mau sabar, jadi populer jalur 'anak berisik' saja sana!"

Peter makin cemberut. "Ih, kalian semua tidak asyik!"

Yah, kelihatannya jalan untuk jadi populer masih sangat panjang. Berjuanglah, Peter.

Tamat

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro