"Dilihat-lihat ... kamu mirip seseorang yang aku kenal."

Gentar menatap pemuda bermanik safir dengan bingung. Ini adalah kunjungan pertama Gentar ke Malaysia sejak debutnya sebagai seorang rapper. Atau malah jadi Gentar sudah seterkenal itu, sampai orang Malaysia pun tahu siapa Gentar.

"Masa, sih?" tanya Gentar.

Pemuda dengan manik safir itu mengangguk pelan. "Benar, loh!" balasnya, "ngomong-ngomong, apa warna matamu itu asli? Terlihat keren ada dua warna langsung di dalamnya."

"Sebenarnya ini cuma pakai softlens," kata Gentar sembari tersenyum gugup dan menggaruk pipinya, "warna aslinya emas, tapi karena kurang nyaman ... jadi kupakai lensa warna merah sebagai tambahan," lanjutnya.

Mendengar ucapan Gentar, sang lawan bicara terhenyak. Mata safirnya sedikit membulat.

“Gem ... pa?”

Apalagi ini? Setelah menyebutkan warna iris Gentar unik, kini pemuda di sampingnya mengatakan sesuatu yang aneh.

“Aku yakin kamu Gempa, adikku. Ini aku Taufan, masa kau tidak ingat?”

Gentar tidak mengerti. Tiba-tiba orang itu mengaku sebagai kakaknya.

“Kamu salah orang kali,” sanggah Gentar.

Taufan menggeleng cepat. Dia menggenggam tangan Gentar dengan begitu erat.

“Tidak mungkin aku salah lihat. Perhatikan muka kita ... mirip!”

Setelah diperhatikan muka Gentar dengan Taufan memanglah mirip. Bahkan garis wajahnya pun hampir sama.

Nyut!

Kepala Gentar berdenyut. Mendadak kilasan ingatan berputar begitu cepat.

“K-kau kenapa?” panik Taufan.

Gentar memegangi kepalanya yang sekarang terasa berat. Kilasan ingatan dengan deras mengalir begitu saja.

Kejadian ketika batuk berdarah dan memuntahkan bunga kembali terngiang, rasa nyeri pada dada saat seorang perempuan telah dipinang oleh orang yang mirip dengan Gentar.

Lalu berganti adegan saat Gentar berada di pesawat kemudian pesawat itu bergetar hebat, tidak lama langsung terjun bebas.

‘Ini memoriku?’

→ Next
11 Sep 2022