Chapter 2
Setelah mendapat persetujuan dari (Name), entah kenapa perasaan Gentar langsung menggebu senang. Seperti ada rindu yang begitu kuat untuk menariknya segera datang ke Malaysia.
"(Name)-san, aku boleh jalan-jalan dulu? Sebentaaar saja, ya?!" pinta Gentar sedikit mendesak sang manajer. Padahal baru saja keluar dari bandara.
(Name) menggeleng-geleng. Apa sebegitu antusiasnya Gentar sampai-sampai ingin cepat berkeliling. "Kita baru sampai, setidaknya istirahat dulu."
Tetap saja Gentar tidak mendengarkan (Name). Sedikit kehilangan perhatian Gentar telah menghilang dari pengawasan sang gadis.
"GENTAAARO-KUN!"
Malaysia memang tempat asal Gentar, tetapi dia kan baru kembali ke sini dalam keadaan belum ingat total. Gawat kalau sampai tersesat nanti, ditambah dia lupa membawa dompet!
***
“Kemana dulu, ya?” gumam Gentar.
Manik heterochromia central Gentar berpencar ke segala arah, mencari sesuatu yang memikat perhatiannya.
Namun, rencana berkeliling harus tertunda. Gentar baru ingat kalau perutnya belum diisi lagi sejak tiga jam lalu. Malangnya pemuda itu merasa lapar.
“Aduh, aku lupa bawa dompet lagi!” ucap Gentar seraya menepuk jidat, “lapar ....”
Dalam keadaan perut keroncongan, akhirnya Gentar memilih duduk di bawah pohon sambil mencoba menghubungi (Name). Namun, tidak bisa. Gentar kehabisan pulsa.
Jika sudah begini Gentar hanya pasrah saja. Menunggu (Name) mengubunginya duluan atau syukur-syukur gadis itulah yang menemukan Gentar.
“Seharusnya tadi aku tidak kabur. Pasti (Name) saat ini sedang marah padaku.”
Gentar grasak-grusuk sendiri. Meratapi nasibnya yang di ambang ketidakjelasan.
“Hei, ngapain acak-acakin rambut gitu? Lagi punya masalah pasti, nih.”
Sebuah tepukan di pundak menghentikan aksi gelisahnya Gentar. Seorang pemuda bermanik safir dengan hiasan senyum lebar di wajahnya ikut berjongkok di dekat Gentar.
"Dilihat-lihat ... kamu mirip seorang yang kukenal."
→ Next
10 Sep 2022
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro